Call For Editor or Reviewer
Call For Editor or Reviewer
Sektor pertanian memegang peranan sentral dalam perekonomian Indonesia, terbukti dari kontribusinya yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 13,57% pada tahun 2023 (Kemenkeu, 2024).
Di dalam sektor ini, subsektor perkebunan mencuat sebagai yang paling dominan, dengan menyumbang 44% dari keseluruhan sektor pertanian. Lebih dari sekadar sektor domestik, perkebunan juga menjadi pemain utama dalam perdagangan internasional, berkontribusi 3,94% terhadap total PDB melalui ekspor berbagai produk perkebunan. Bahkan, nilai ekspor Indonesia mencapai 33,79 miliar dolar AS pada tahun 2023 (Ditjenbun, 2024).
Selain sebagai motor penggerak devisa negara, subsektor perkebunan juga berperan penting dalam menyediakan lapangan kerja di seluruh rantai produksinya—dari hulu hingga hilir. Dari proses produksi, pengolahan industri, hingga distribusi dan pemasaran, perkebunan menjadi penggerak roda ekonomi yang menciptakan peluang kerja dan nilai
tambah. Industri pengolahan hasil perkebunan tidak hanya meningkatkan nilai produk domestik tetapi juga merangsang pertumbuhan sektor terkait seperti manufaktur dan distribusi. Bagi petani kecil di pedesaan, perkebunan menawarkan akses ke pasar global melalui kemitraan dengan perusahaan besar atau koperasi, menciptakan peluang ekonomi yang signifikan.
Dari sudut pandang lingkungan, meskipun terdapat sejumlah kontroversi, perkebunan memiliki potensi besar dalam mendukung keseimbangan ekologis dan pembangunan berkelanjutan. Dengan pengelolaan yang tepat, subsektor ini dapat memberikan manfaat jangka panjang baik bagi ekonomi nasional maupun lingkungan hidup.
Namun, meski memiliki peran yang begitu penting, subsektor perkebunan di Indonesia dihadapkan pada sejumlah tantangan besar. Perubahan iklim global, konflik lahan, dan tekanan untuk memenuhi standar keberlanjutan yang semakin tinggi menjadi isu-isu krusial yang harus segera diatasi. Dampak perubahan iklim, misalnya, mempengaruhi pola produksi dan kualitas hasil perkebunan, sementara konflik lahan dengan masyarakat lokal bisa mengancam stabilitas operasional perusahaan. Selain itu, kebutuhan air yang besar dan kualitas sumber daya alam yang menurun juga menjadi tantangan yang perlu segera diatasi. Peningkatan standar lingkungan internasional, seperti sertifikasi RSPO untuk kelapa sawit, semakin menuntut perusahaan untuk mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan yang ketat. Kegagalan dalam memenuhi standar ini bisa berujung pada hilangnya akses ke pasar internasional. Selain itu, rendahnya adopsi teknologi modern dan kurangnya pelatihan bagi petani juga menghambat peningkatan produktivitas dan efisiensi.
Untuk mengatasi semua tantangan ini, pembangunan perkebunan di Indonesia membutuhkan perencanaan yang matang, inovasi teknologi, dan manajemen yang tepat. Dengan pendekatan yang strategis, peluang untuk mengoptimalkan manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan dari subsektor ini tetap terbuka lebar.
Atas dasar itu, kajian ini berfokus pada komoditas perkebunan apa yang layak dijadikan unggulan dalam upaya pembangunan perkebunan nasional, serta bagaimana wilayah - wilayah tertentu di Indonesia dapat dimanfaatkan secara optimal untuk pengembangan komoditas tersebut. Selain itu, kajian ini juga akan mengeksplorasi potensi nilai tambah yang dapat dihasilkan, posisi daya saing komoditas di pasar domestik dan internasional, serta kebijakan yang mendukung pengembangannya.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International License.
Call For Editor or Reviewer
Berikut ini alur layanan pengajuan ISBN lingkup Kementerian Pertanian :