Zonasi Wilayah Pendayagunaan Sumber Daya Air untuk Pembangunan Irigasi di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v14i1.17-33Keywords:
water resource utilization, Sumba Island, water supply technology, zoning, irrigation, pendayagunaan sumber air, Pulau Sumba, teknologi penyediaan air, zonasi, irigasiAbstract
Water resources issue in Sumba Island, East Nusa Tenggara, particularly in the East Sumba Regency is the spread of utilizable spots of water sources. This paper presents the results of study on water resources utilization area zoning for water supply in the irrigation development. The method used is analysis of the area characteristics using radar diagram and Analytic Hierarchy Process (AHP). The analysis is based on the water potential assessment, water needed for community, irrigation and livestock and Water Use Index (WUI) value. The results show that water resources utilization in the improvement zone in East Sumba, suitable for agriculture spreads in 13 districts, has not been served by the irrigation network. The proposed water supply technology is tapping springs, harvesting rainwater in small dams and wells drilled in Waikabubak ground water basin. The results of this study are useful in the proposed water resources management policy or input for stakeholders to exploit the water resources in the agricultural areas development.
Abstrak
Permasalahan sumber daya air di Pulau Sumba Nusa Tenggara Timur, khususnya di wilayah Kabupaten Sumba Timur, adalah tersebarnya sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan. Tulisan ini menyajikan hasil penelitian zonasi wilayah pendayagunaan sumber daya air untuk penyediaan air dalam rangka pembangunan irigasi. Metode yang digunakan dalam analisis karakteristik wilayah adalah dengan diagram radar, sedangkan pemilihan teknologi dianalisis dengan teknik Analytic Hierarchy Process (AHP). Analisis karakteristik wilayah berdasarkan penilaian potensi air, kebutuhan air untuk penduduk, irigasi, dan ternak, serta nilai Indeks Penggunaan Air (IPA). Hasil analisis dan evaluasi menunjukkan bahwa pendayagunaan sumber daya air pada zona peningkatan di Sumba Timur yang sesuai untuk pertanian, tersebar di 13 wilayah kecamatan, belum seluruhnya terlayani oleh jaringan irigasi. Teknologi penyediaan air yang diusulkan adalah penurapan mata air, penampungan air hujan berupa embung, dan pembuatan sumur bor pada cekungan air tanah Waikabubak. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai dalam usulan kebijakan pengelolaan sumber daya air atau masukan untuk pemangku kepentingan dalam pendayagunaan sumber daya air dalam rangka pengembangan wilayah pertanian.
Downloads
References
Bappeda Provinsi NTT. 2013. Rencana tata ruang wilayah Provinsi NTT 2010–2030. Kupang (ID): Bappeda Provinsi NTT.
[BPS Sumba Timur] Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur. 2014. Sumba Timur Dalam Angka 2013. Waingapu (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Sumba Timur
[BWS] Balai Wilayah Sungai NTT. 2014. Buku data dan inventarisasi sumur. Kupang (ID): Balai Wilayah Sungai NTT II Nusa Tenggara Timur.
Calizaya A, Meixner O, Bengtsson L. 2010. Multi-criteria decision analysis (MCDA) for integrated water resources management (IWRM) in the Lake Poopo Basin, Bolivia. Water Res Manage. 24(10):2267-2289.
Darmawan A. 2014. Pemilihan learning management system (LMS) metode AHP menggunakan Criterium Decision Plus 3.0. Faktor Exacta 7(3):260-270.
Darmawan A. 2013. Metode analitycal hierarchy process [Internet]. [diunduh 2016 Mar 27]. Tersedia dari: https://agusdar.wordpress.com/ 2013/05/13/metode-analitycal-hierarchy-process/.
Dimas HN, Masmian M. 2013. Kesiapan masyarakat menerapkan teknologi tepat guna pengolahan air minum. J Sos Ekon Pek Umum. 5(2):119-129.
Dinas PU Kabupaten Sumba Timur. 2014. Buku data dan inventarisasi embung. Waingapu (ID): Dinas PU Kabupaten Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur.
Hatmoko W, Radhika, Sugiyanto A. 2012. Neraca ketersediaan dan kebutuhan air pada wilayah sungai di Indonesia. Laporan Akhir. Bandung (ID): Puslitbang Sumber Daya Air.
Herawan W, Rengganis H, Seizarwati W, Prasetya D. 2014. Penelitian potensi sumber daya air untuk penyediaan air baku. Laporan Akhir. Bandung (ID): Puslitbang Sumber Daya Air.
Hidayat YM, Harlan D, Winskayati. 2014. Analisis penggunaan irigasi dengan teknik analytical hierarchy process di Wanir Kabupaten Bandung. J Sumber Daya Air. 10(1):1-12.
Marimin. 2004. Teknik dan aplikasi pengambilan keputusan kriteria manejerial. Jakarta (ID): Grasindo Press.
Noeralam A. 2002. Teknik pemanenan yang efektif dalam pengelolaan lengas tanah pada usaha tani lahan kering [Disertasi]. [Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor.
Rahmawati Y, Utomo C. 2014. Formulasi model knowledge management pendukung kolaborasi desain infrastruktur berkelanjutan. J Sos Ekon Pek Umum. 6(2):89-100.
Saaty TL. 1994. Fundamentals of decision making and priority theory with analytic hierarchy process. Analytic Hierarchy Process Series. Vol. 6. Pittsburgh (US): RWS Publications
Saaty TL. 2008. Decision making with Analytic Hierarchy Process. Int J Serv Sci. 1(1): 83-98.
Sitanala A. 2006. Konservasi tanah dan air. Bogor (ID): IPB Press.
Sugiyanto, Samekto CR. 2008. The status and challenges of water infrastructure development in Indonesia. Presented at the First Regional Workshop on the Development of Eco Efficient Water Infrastructurefor Socio-Economic Development in Asia and the Pacific Region; 2008 Nov 10-12; Seoul, Korea.
Thungngern J, Wijitkosum S, Sriburi T, Ukhsri C. 2015. A review of the analytical hierarchy process (AHP): an approach to water resource management in Thailand. App Env Res. 37(3):13-32.
Wardiha MW, Putri PSA. 2013. Pemetaan permasalahan penyediaan air minum di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan system interrelationship model. J Ling Tropis. 6(2):105-119.
Widiyono W. 2008. Konservasi flora, tanah, dan sumber daya air embung-embung di Timor Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur: studi kasus ‘embung’ Oemasi-Kupang dan ‘embung’ Leosama-Belu. J Tek Ling. 9:197-204.