Diseminasi di BPTP: Pemikiran Inovatif Transfer Teknologi Spesifik Lokasi
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v9n1.2011.73-89Keywords:
AIAT, BPTP, diseminasi, dissemination, information system, inovasi spesifik lokasi, locally specific innovation, sistem informasiAbstract
Semakin besarnya tuntutan terhadap BPTP terkait diseminasi teknologi spesifik lokasi, memerlukan penelaahan yang seksama tentang bagaimana seharusnya kegiatan diseminasi yang efektif dilakukan. Penelaahan dilakukan melalui review terhadap kegiatan diseminasi yang selama ini telah dilaksanakan BPTP, baik terkait dengan pengujian teknologi spesifik lokasi, maupun kegiatan BPTP dalam mengawal program strategis Kementerian Pertanian, seperti Prima Tani dan SL-PTT. Disamping itu, pengalaman kegiatan diseminasi juga diperkaya melalui kegiatan kerjasama dengan pihak asing seperti PRO-ACIAR, FEATI, IRRC, dan IPNI. Hasil telaahan menunjukkan bahwa: (a) pelaksanaan kegiatan cenderung dibuat seragam untuk semua BPTP dan kurang memberi ruang pada BPTP untuk menginisiasi suatu pola atau pendekatan yang khas wilayah sehingga rasa memiliki terhadap kegiatan/program yang diintroduksi relatif kecil dan dalam banyak kasus pelaksanaannya terjebak dalam pendekatan proyek, (b) hampir semua kegiatan tidak didukung oleh suatu data base dan dokumentasi yang baik, terutama terkait dengan stock inovasi yang tersedia, data kelompok sasaran yang diperbaharui secara berkala, dan hasil yang didapat serta data dukung lainnya, dan (c) pengkajian dan diseminasi belum terencana dalam satu agenda yang saling mengait, termasuk pengkajian untuk percepatan diseminasi suatu inovasi. Perbaikan ke depan dapat dilakukan dengan memberi keleluasaan bagi BPTP untuk merencanakan kegiatan diseminasi, dengan memperhatikan keterkaitan antara kegiatan pengkajian-diseminasi-penyebaran informasi, sehingga indikator pencapaian untuk masing-masing porsi kegiatan tersebut dapat diukur dengan jelas. Pengembangan sistem informasi diseminasi inovasi teknologi spesifik lokasi menjadi sangat penting untuk dikedepankan.
Downloads
References
Adnyana, M. O., Erwidodo, L. I. Amin, S. Partohardjono., Suwandi, E. Getarawan, Hermanto. 1999.Panduan Umum Pelaksanaan Penelitian, Pengkajian dan Diseminasi Teknologi Pertanian. Badan Litbang, Deptan.
Asiabaka,C.C. 2002. Promoting Sustainable Extension Approaches: Farmer Field School (FFS) and Its Role in Sustainable Agricultural Development in Africa. Int. Journal of Agriculture and Rural Development: 3 (46 –53).
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2009. Laporan Tahunan BBP2TP.
Cornwal, A. and R. Jewkes. 1995.What is Participatory Research?.Social Science Medicine Vol .5 No 12. Else.let Science Ltd. Great Britanian.
Douthwaite, B. 2006. Enabling Innovation: Technology and System-Level Approaches that Capitalize on Complexity, Innovations: Technology, Governance, Globalization, vol. 1, no. 4, pp. 93-110.
Fliert, van de Elske 2007. Communication and Sustainable Rural Development. Communication for Social Change, Chapter 7. p. 85 –96. Communication for Social Change Faculty. Queensland University.
Food and Agriculture Organization of the United Nation (FAO). 2001. Farmer Innovation and New Technology Options for Food Production, Income Generation and Combating Desertification. Progress Report 2001. FAO.
Green, AO & Hunton-Clarke, L. 2003. A typology of stakeholder participation for company environmental decision-making. Business Strategy and the Environment, vol. 12, pp. 292-9.
Louis, K. S. and B. van Velzen. 1988. Reconsidering the theory and practice of dissemination. In R. van den Berg & U. Hameyer (Eds.), Dissemination reconsidered: The demands of implementation (pp. 261–281). Leuven, Belgium.
Mundy, P. 1992. Information Sources of Agricultural Extension Specialists in Indonesia. PhD thesis. University of Wisconsin-Madison, USA.
Mundy, P. 2002. Investasi untuk Komunikasi di Badan Litbang Pertanian. Bahan dari Project PAATP3. Badan Litbang Pertanian. Desember 2002.
Rogers, E. M. 1995. Diffusion of innovations .4th edition.: The Free Press. New York.
Rogers, E. M. 1983. Diffusion of Innovations. Third Edition, The Free Press, New York.
Rolling, NG. 1988. Extension Science: Information Systems in Agricultural Development, Cambridge University Press. Cambridge. Chapter 5. Targeting the Agricultural Information System.
Simatupang, P. 2004. Prima Tani Sebagai Langkah Awal Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis Industrial. Analisis Kebijakan Pertanian (AKP), Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Vol. 2 no. 3, pp. 209-225.
Singleton, G.R., D. Baco, Nasruddin, S. Arafah, Rosmiati, I. Haddade, T. Ratule, Sudarmaji, Y. Musa. 2010. Improving Rice Productivity in South and Southeast Sulawesi. Annual report SMAR/2007/216. ACIAR.
Subarna, T. dan K. Subagyono. 2008. Perencanaan Pengkajian dan Diseminasi untuk Menjembatani Penelitian dan Penyuluhan. Pertemuan Solo, 5 September 2008.
Subarna. 2009. Panduan Pelaksanaan Kegiatan FEATI/P3TIP. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. Bogor.
van de Fliert, E., B. Christiana, R. Hendayana dan R.M.Prior.2010. Pilot Roll-Out: adaptive research in farmers’ world. http://www.csu.edu.au/faculty/sciagr/rman/afbmnetwork/efsjournal/index.htm (diakses tanggal 18 Oktober 2010).
van den Berg, H. 2004. IPM Farmer Field Schools: aSynthesis of 25 Impact Evaluations Report Prepared for the FAO Global IPM Facility. Wageningen University. Netherland.