Kebijakan Swasembada Gula: Apanya yang Kurang?

Authors

  • M. Husein Sawit Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

DOI:

https://doi.org/10.21082/akp.v8n4.2010.285-302

Keywords:

kebijakan perdagangan, kebijakan swasembada gula, konsentrasi pasar, market concentration, sugar self-sufficiency policy, trade policy

Abstract

Swasembada gula dan peningkatan pendapatan petani tebu adalah salah satu tujuan pemerintah Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II. Banyak lembaga/kementerian terlibat untuk mewujudkannya, baik swasembada gula putih maupun gula rafinasi. Berbagai kebijakanpun dirancang untuk mempengaruhi keputusan petani tebu, industri pengolahan tebu, industri gula rafinasi, industri makanan dan minuman (mamin), industri farmasi, konsumen dan pelaku perdagangan untuk mencapai tujuan nasional tersebut. Karena kebijakan masing-masing instansi dan kementerian belum terkoordinasi dengan kuat, maka potensi konflik dalam mencapai tujuan diperkirakan tinggi. Tujuan tulisan ini adalah untuk: (i) menganalisis konflik antara tujuan swasembada gula putih dengan tujuan lainnya, (ii) menganalisis konflik antara pengembangan agroindustri gula rafinasi yang terpisah dengan pembangunan sektor pertanian, sehingga industri ini sepenuhnya bergantung pada bahan baku impor, dan (iii) mempelajari struktur pasar gula dalam negeri. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kebijakan gula tersebut belum terintegrasi dengan baik, belum mengarah ke tujuan yang sama. Pada umumnya, masing-masing kementerian/ lembaga lebih berorientasi pada kepentingan jangka pendek daripada jangka panjang, dan dirancang secara ad hoc, dan parsial. Demikian juga, kebijakan distribusi/perdagangan yang dirancang pemerintah belum mampu mengoreksi konsentrasi perdagangan gula, sehingga pasar gula semakin menjauhi struktur pasar persaingan dan pasar yang adil, dan yang muncul adalah pasar oligopoli/oligopsoni.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Banerjee, A. 2002.Recovery and Growth in Indonesia Industry: Elements of a Future Policy Framework.Working Paper Series no.02/08, UNSFIR: Jakarta.

Colosewoko. 2010.Kebijakan Revitalisasi Industri Gula Nasional. Makalah yang disampaikan pada FGD yang diselenggarakan oleh BPPT, di Jakarta tgl 19 Oktober 2010.

Departemen Pertanian. 2002. Program Akselerasi Peningkatan Produktivitas Gula Nasional 2002-2007. Ditjen Bina Produksi Perkebunan dan Sekretariat Dewan Gula Nasional: Jakarta.

DGI. 2002. Bahan Simposium Gula. Jakarta 11 Juni 2009.

Dhanani, S. 2000.Indonesia: Strategy for Manufacturing Competitiveness, Vol. II. main report, UNIDO: Jakarta (Nopember 2000).

Ditjen Perkebunan, Kementan. 2010. Revitalisasi Kebijakan Industri Gula Nasional dalam Mendukung Ketahanan Pangan Berkelanjutan. Ppt disampaikan pada Roundtable gula di KADIN, tgl 8 Juni 2010.

IPB. 2002. Studi Pengembangan Sistem Industri Pergulaan Nasional. Laporan penelitian, kerjasama Ditjen Bina Produksi Perkebunan Deptan dengan Lembaga Penelitian IPB.

Kemendag. 2010a. Meredam Gejolak: Sistem Distribusi Kebutuhan Pokok di Indonesia. Badan Penelitian dan Pengembangan Perdagangan, Kemendag: Jakarta.

Kemendag. 2010b. Kebijakan Stabilisasi Harga dan Distribusi. Ppt yang disampaikan oleh Dirjen Perdagangan Dalam Negeri pada workshop Usaha Pencapaian Swasembada Komoditas Strategis Non-Beras dan Kebijakan Perdangangan, diselenggarakan oleh Perum BULOG, tgl 6 Mei 2010.

Kemenprin. 2010. Rencana Aksi Revitalisasi Industri Gula 2010-2014.Ppt yang disampaikan pada FGD yang diselenggarakan di BPPT, Jakarta tgl 12 Oktober.

Kementan. 2009. Rancangan Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014: Jakarta.

Khudori. 2005. Gula Rasa Neoliberalisme: Pergumulan Empat Abad Industri Gula. LP3ES: Jakarta.

Prabowo, G.McGuire, L.E. Wuryanto. 2004. Industry Policy: Setting a Policy Framework for a Competitive Industrial Sector, conference report, UNSFIR: Jakarta.

Sawit, M.H, Erwidodo, T. Kuntohartono, dan H. Siregar. 2004. Penyelamatan dan Penyehatan Industri Gula Nasional. Dalam R. Pambudy dkk (eds), Ekonomi Gula: 11 Negara Pemain Utama Dunia, Sekretariat Dewan Ketahanan Pangan: Jakarta.

Tjokrodirdjo, H.S. 1999. Industri Gula di Luar Jawa. Dalam M.H.Sawit, P. Suharno, dan A. Rachman (eds), Ekonomi Gula di Indonesia, IPB: Press.

Downloads

Published

29-08-2016

Issue

Section

Analisis Kebijakan Pertanian

How to Cite

1.
Sawit MH. Kebijakan Swasembada Gula: Apanya yang Kurang?. Analisis Kebijak. Pertan. [Internet]. 2016 Aug. 29 [cited 2025 May 3];8(4):285-302. Available from: https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/index.php/akp/article/view/755