Kebijakan Pengembangan Budi Daya Kedelai Menuju Swasembada melalui Partisipasi Petani
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v8n3.2010.259-272Keywords:
budidaya, farmers participation, farming, partisipasi petani, self-sufficiency, swasembada kedelaiAbstract
Kedelai merupakan salah satu komoditas pangan yang strategis di Indonesia. Dengan kedudukan kedelai sebagai komoditas palawija yang kaya akan kandungan protein nabati yang dalam pemanfaatannya memiliki kegunaan yang beragam, terutama sebagai bahan baku industri makanan (tempe, tahu, tauco dan susu kedelai) dan bahan baku industri pakan ternak. Berdasar kondisi tersebut, kebutuhan kedelai terus meningkat dari tahun ke tahun namun produksi kedelai domestik tidak dapat mengimbanginya, sehingga untuk mencukupinya harus impor. Produksi kedelai dalam negeri terus menurun secara tajam sejalan dengan penurunan areal tanam. Menurunnya areal tanam kedelai sebagai akibat rendahnya partisipasi petani dalam menanam kedelai, karena budidaya kedelai yang diusahakan tidak memberi keuntungan yang layak kepada petani. Hal tersebut, karena terbatasnya ketersediaan teknologi dan rendahnya adopsi teknologi di tingkat petani serta rendahnya tingkat harga yang diterima, sehingga menurunnya nilai tukar petani. Program kebijakan insentif dengan kegiatan penguatan kelembagaan dan pembiayaan yang dilaksanakan melalui penggalangan partisipasi petani dalam wadah kelompok tani yang disertai pembinaan melalui sekolah lapang merupakan strategi untuk meningkatkan produksi serta mengurangi impor kedelai dan menuju swasembada kedelai. Penerapan teknologi budidaya perlu didukung dengan memperkuat kebijakan pemerintah dalam agribisnis kedelai, seperti penyediaan benih unggul bermutu dan pupuk bersubsidi, pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman), manajemen pasca panen, penetapan harga dasar, kegiatan penyuluhan melalui kelompok tani serta kemudahan teknologi dan rangsangan insentif lainnya bagi petani. Dengan kondisi, tersebut dapat memperkuat tingkat partisipasi dan minat petani untuk memproduksi kedelai dengan penerapan teknologi yang disediakan, khususnya pengembangan program SLPTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu) dan BLBU (Bantuan Langsung Benih Unggul) yang berkesinambungan di tingkat usahatani.Downloads
References
Adisarwanto, T. 1998. Paket Teknologi Produksi Kedelai pada Berbagai Ekologi. Trubus, No. 340 Tahun XXIX, Maret 1998.
Adjid, D.A., H. Suwardi, dan M.G. Tan. 1979. Evaluasi Pelaksanaan Intensifikasi Padi dan Palawija Tahun 1971-1978. Laporan Bidang Penelitian Partisipasi Petani. Kerja Sama Badan Pengendali Bimas dan Universitas Padjadjaran, Bandung.
Adnyana, M.O. dan K. Kariyasa. 1999. Potensi Peningkatan Produksi Kedelai melalui Penelitian Pengembangan dan Pemanfaatan Sumber Penumbuhan Produksi. Forum Agro Ekonomi 17(1): 38-48.
Alimoeso, S. 2008. Produksi Kedelai Belum akan Menolong. Kompas, 26 Januari 2008.
Baharsjah, S. 2004. Orientasi Kebijakan Pangan Harus ke Arah Swasembada. Kompas, 14 Januari 2004.
Goenadi, D.H. 2008. Krisis Pangan, Krisis Bangsa Agraris. Kompas, 19 Januari 2008.
Kasryno, F., E. Pasandaran, P. Simatupang, Erwidodo, dan T. Sudaryanto. 2001. Dalam I W Rusastra, P.U. Hadi, A.R. Nurmanaf, E. Jamal, dan A. Syam (Ed.). Membangun kembali sektor pertanian dan kehutanan. Prosiding Perspektif Pertanian dan Kehutanan Tahun 2001 ke Depan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor. Hal. 11-31.
Pakpahan, A. 2004. Undang-undang Perlindungan Petani. Seminar Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor, 18 Maret 2004.
Prabowo, H.E. 2008. Komoditas yang Salah Urus. Kompas, 16 Januari 2008.
Rasahan, C.A. 1999. Kebijakan Pembangunan Pertanian untuk Mencapai Ketahanan Pangan Berkelanjutan. DalamTonggak Kemajuan Teknologi Produksi Tanaman Pangan. Konsep dan Strategi Peningkatan Produksi Pangan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor. Hal. 1-11.
Rusastra, I W., B. Rachman dan S. Friyatno. 2003. Analisis Daya Saing dan Struktur Proteksi Komoditas Palawija Prosiding Efisiensi dan Daya Saing Sistem Usahatani beberapa Komoditas Pertanian di Lahan Sawah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Simatupang, P., N. Syafa’at, T.B. Purwantini, V. Nikijuluw, dan B. Rachman. 2002. Pembangunan Pertanian Sebagai Andalan Perekonomian Nasional. Monograph Series No.23. Analisis Kebijakan: Pembangunan Pertanian Andalan Berwawasan Agribisnis. Puslitbang Sosek Pertanian, Bogor.
Sudaryanto, T. dan E. Pasandaran. 1993. Agribisnis Dalam Perspektif : Konsepsi, Cakupan Analisis dan Rangkuman Pembahasan dalam Prosiding. Perspektif Pengembangan Agribisnis di Indonesia, hal 3-16. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.
Sudaryanto, T., I W. Rusastra, dan Saptana. 2001. Perspektif Pengembangan Ekonomi Kedelai di Indonesia. Forum Agro Ekonomi 19(1): H-20.
Sumarno, F. Dauphin, A. Rachim, N. Sunarlim, B. Santoso, H. Kuntyastuli, dan Harnoto 1989. Analisis Kesenjangan Hasil Kedelai di Jawa. M. Syam (Penerjemah). Laporan Proyek Analisis Kesenjangan Hasil Kedelai. Pusat Palawija, Bogor.
Supriatna, T. 2004. Strategi Pembangunan dan Kemiskinan. Rineka Cipta, Jakarta. 2004.
Swastika, D.K.S. 1997. Swasembada Kedelai: Antara Harapan dan Kenyataan. Forum Agro Ekonomi 15 (1&2): 57-66.
Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. Penjelasan tentang Konsep, Istilah, Teori dan Indikator serta Variabel. Bina Rena Pariwara, Jakarta, hlm. 153-162.
Toisuta, W. 1977. Menggalang Partisipasi Guru dan Masyarakat dalam Rangka Mensukseskan Usaha-usaha Pembaharuan Pendidikan. Cakrawala Majalah Penelitian Sosial, LPIS Satya Wacana, No. 1 Tahun X: 5-15.