Kebijakan Kelembagaan Usaha Unggas Tradisional sebagai Sumber Ekonomi Rumah Tangga Perdesaan: Kasus Peternakan Burung Puyuh Yogyakarta
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v7n3.2009.249-267Keywords:
burung puyuh, ekonomi perdesaan, poultry, quail, rural economy, unggasAbstract
Usaha pemberdayaan ekonomi masyarakat perdesaan melalui usaha peternakan skala rumah tangga yang dilakukan oleh komunitas peternak puyuh di DI Yogyakarta, merupakan salah satu contoh bagi aktivitas masyarakat yang dapat menggerakkan perekonomian perdesaan. Pengetahuan masyarakat dan pemerintah terhadap kegiatan usaha ternak ini masih terbatas, sehingga dianggap masih belum merupakan potensi usaha bagi percepatan pertumbuhan ekonomi maupun sumber pendapatan daerah. Padahal usaha ini telah memberikan peluang usaha rumah tangga yang potensial disamping sebagai salah satu sumber perekonomian masyarakat. Pola usaha ternak dilakukan baik secara mandiri maupun kemitraan dengan segala kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pola tersebut. Partisipasi kelembagaan dari seluruh aspek, telah menjadikan usaha ternak puyuh berkembang menjadi sebuah alternatif kegiatan yang memberikan penghasilan sesuai dengan skala usaha yang dilakukan. Dukungan pihak terkait juga sangat berperan dalam perkembangan usaha skala rumah tangga ini menjadi basis perekonomian masyarakat di perdesaan baik sebelum maupun sesudah terjadinya serangan wabah Avian Influensa (AI). Adanya serangan virus Avian Influensa (AI) tersebut kemudian menjadi salah satu penyebab utama yang mengakibatkan kerugian materi yang cukup besar dalam usaha ternak puyuh serta ternak unggas. Para peternak rakyat akhirnya banyak yang mengalami kegagalan usaha bahkan berhenti menjadi peternak puyuh. Peran serta semua pihak dalam usaha mendorong kembali usaha peternakan puyuh pasca serangan AI harus menjadi agenda utama agar kegiatan usaha peternakan rakyat kembali berproduksi sebagaimana kondisi sebelum terjadinya serangan virus Avian Influenza. Aspek dan bahasan tentang kelembagaaan yang terkait dengan usaha ternak puyuh diharapkan dapat menjadi dasar bagi penumbuhan kembali usaha peternakan rakyat sebagai basis perekonomian di perdesaan.
Downloads
References
Agromedia. 2002. Puyuh Si Mungil Penuh Potensi. Jakarta.
Andang, Isman dan Anto. 2002. Puyuh Menggeliat, Breeding Belum Siap. Poultry Indonesia. Juli 2002. p10-15. Jakarta.
Anonimous. 2004. Profil Peternakan Kabupaten Sleman.
Anonimous. 2004. Laporan Triwulanan Satu Tahun 2004 Bidang Peternakan Kabupaten Sleman.
Anonimous. 2004. Renstra (Rencana Strategis) Kabupaten Sleman.
Anonimous. 2003. Laporan Tahunan Bidang Peternakan Kabupaten Sleman.
Direktorat Pengembangan Peternakan. 2005. Program BLM Subsektor Peternakan. Jakarta.
Hartono, Tirto. 2004. Permasalahan Puyuh dan Solusinya. Penebar Swadaya. Jakarta.
Poultry Indonesia. 2004. Februari No. 286. Potensi Burung Puyuh.
Poultry Indonesia. 2004. No. 290 Juni 2004 : Puyuh, Bisnis Baru Peternak Aceh.
Poultry Indonesia. 2002. No. 267 Juli 2002. Puyuh Bisnis Unggas Alternatif.
Poultry Indonesia. 2005. Juni 2005. Telur-telur Bermerk.
Yusdja. Y, dkk. 2005. Pengembangan Model Kelembagaan Agribisnis Ternak Unggas Tradisional (Ayam Buras, Itik dan Puyuh). Laporan Hasil Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.