Optimalisasi Kebijakan Kredit Program Sektor Pertanian di Indonesia

Authors

  • Ashari Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

DOI:

https://doi.org/10.21082/akp.v7n1.2009.21-42

Keywords:

credit program, credit scheme, kebijakan, kredit program, lembaga keuangan mikro (LKM), microfinance institution (MFI), pembangunan pertanian, policy, skim kredit, the agricultural development

Abstract

Lemahnya permodalan masih menjadi salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh pelaku usaha pertanian. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, selama lebih dari empat dekade, pemerintah telah meluncurkan beberapa kredit program/bantuan modal bagi petani dan pelaku usaha pertanian melalui beberapa bentuk skim seperti dana bergulir, penguatan modal, subsidi bunga, maupun yang mengarah komersial. Seiring dengan terbatasnya kemampuan finansial pemerintah dalam mendanai kredit pertanian, perlu dilakukan upaya optimalisasi kebijakan kredit program agar memberikan manfaat yang lebih besar bagi pembangunan pertanian. Tulisan ini bertujuan menelaah pengalaman kredit program/bantuan modal pemerintah untuk sektor pertanian yang telah dilaksanakan selama ini. Dari pengalaman tersebut, diharapkan dapat dipetik sebuah pembelajaran (lesson learned) bagi penyempurnaan kebijakan kredit program ke depan. Dari hasil telaahan dalam studi ini dapat disimpulkan bahwa dalam implementasi kredit program harus memperhatikan: (1) tahapan-tahapan usaha dan pengalaman berusaha agar tepat sasaran (2) koordinasi yang baik untuk menghindari tumpang tindih overlapping antar program yang justru kontraproduktif, dan (3) kejelasan tujuan yang ingin dicapai dari implementasi kredit program. Opsi kebijakan lain yang dipilih adalah dengan melibatkan LKM yang dipandang sehat dan berlokasi di sekitar desa sasaran. LKM yang ditunjuk diberi kewenangan untuk menyalurkan dana ke masyarakat. Keuntungan dari pola semacam ini adalah (1) biaya relatif murah, (2) dana program akan tetap utuh bahkan bisa berkembang, serta (3) mendidik masyarakat untuk lebih mengenal dan akses ke lembaga keuangan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bank Indonesia. 2006. Laporan Perekonomian Indonesia 2006. Bank Indonesia, Jakarta.

Departemen Pertanian. 2004. Kinerja Sektor Pertanian Tahun 2000-2003. Departemen Pertanian. Jakarta.

Hermanto. 1992. Keragaan Penyaluran Kredit Pertanian: Suatu Analisis Data Makro. Dalam Perkembangan Perkreditan di Indonesia. Andin H. Taryoto, Abunawan M., Soentoro, dan Hermanto (eds.) Monograph Series No. 3. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Krishnamurthi, B. 2005. Pengembangan Keuangan Mikro bagi Pembangunan Indonesia. Media Informasi Bank Perkreditan Rakyat. Edisi IV, Maret 2005.

Mayrowani, H., S. K. Dermoredjo, Wahida, B. Prasetyo, dan D. K. Swastika. 1998. Kajian Ketersediaan dan Pemanfaatan Skim Kredit untuk Menunjang Agribisnis di Perdesaan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Nurmanaf, R. Hastuti, E.L., Ashari, Friyatno, S. dan Budi W. 2006. Analisis Sistem Pembiayaan Mikro dalam Mendukung Usaha Pertanian di Perdesaan. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

SMERU. 2000. Penyaluran Kredit Bersubsidi: Siapa yang Menerima Manfaatnya? (subsidized Credit Program: Who Gets the Benefit?). http://www.smeru.or.id/newslet/2000/ed11/data11.htm.

Soentoro, Supriyati, dan Erizal J. 1992. Sejarah Perkreditan Pertanian Subsektor Tanaman Pangan. DalamPerkembangan Perkreditan di Indonesia. Andin H. Taryoto, Abunawan M., Soentoro, dan Hermanto (eds.) Monograph Series No. 3. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Syukur, M., H. Mayrowani, Sunarsih, Y. Marisa, M. Fauzi Sutopo. 2000. Peningkatan Peranan Kredit dalam Menunjang Agribisnis di Perdesaan. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Syukur, M., Sugiarto, Hendiarto dan B. Wiryono. 2003. Analisis Rekayasa Kelembagaan Pembiayaan Usaha Pertanian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Syukur, M., Sumaryanto dan Sumedi. 1998. Kinerja Kredit Pertanian dan Alternatif Penyempurnaannya untuk Pengembangan Pertanian. Monograph Series No. 20. T. Sudaryanto, I. W. Rusastra dan E. Jamal (Eds). Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Bogor.

Tampubolon, S.M.H. 2002. Kredit untuk Petani. Hal 116-119. DalamSuara dari Bogor Sistem dan Usaha Agribisnis: Kacamata sang Pemikir. Harianto, R. Pambudy, Tungkot S, dan Burhanudin (Eds.). Pusat Studi Pembangunan IPB dan USESE Fondation.

Taryoto, A. H. 1992. Perkreditan Pertanian di Indonesia: Suatu Pengantar. DalamPerkembangan Perkreditan di Indonesia. Andin H. Taryoto, Abunawan M., Soentoro, dan Hermanto (eds.) Monograph Series No. 3. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

www.deptan. 2009. Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani-Nelayan Kecil (P4K). http://www.deptan.go.id/bpsdm/p4k.htm [16/3/2009].

Downloads

Published

30-08-2016

Issue

Section

Analisis Kebijakan Pertanian

How to Cite

1.
Ashari. Optimalisasi Kebijakan Kredit Program Sektor Pertanian di Indonesia. Analisis Kebijak. Pertan. [Internet]. 2016 Aug. 30 [cited 2025 May 17];7(1):21-42. Available from: https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/index.php/akp/article/view/724