Ketahanan dan Stabilitas Pasokan, Permintaan, dan Harga Komoditas Pangan
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v6n2.2008.114-139Keywords:
desa mandiri pangan, food security, kemiskinan, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat, pendekatan jalur ganda, people empowerment, poverty, price stability, stabilitas harga pangan, twin track approach, Village Food ResilienceAbstract
Persoalan pangan dewasa ini dipicu oleh melejitnya harga-harga pangan internasional dengan tajam. Faktor penyebab meroketnya harga pangan antara lain adalah naiknya harga minyak fosil dan biaya energi, peningkatan permintaan beras di India akibat substitusi konsumsi gandum oleh beras, bencana alam di Vietnam dan Myanmar, panic buying di Filippina, serta kemungkinan pengaruh spekulator yang cenderung melakukan hoarding. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah tingginya permintaan akan biofuel. Maka isu ketahanan pangan bangsa harus menjadi fokus perhatian di masa mendatang. Ketahanan pangan nasional merupakan pilar bagi pembentukan sumberdaya manusia dan generasi yang berkualitas, yang diperlukan untuk membangun bangsa ini. Kemandirian pangan di tingkat rumah tangga perlu mendapat perhatian yang lebih besar di masa mendatang, karena kemandirian pangan rumah tangga merupakan fondasi kemandirian pangan wilayah dan nasional. Sampai saat ini dari aspek ketersediaan pangan, distribusi, stabilitas harga, dan konsumsi, kondisi ketahanan pangan kita masih cukup baik. Pertumbuhan produksi pangan domestik lima tahun terakhir cukup baik kecuali kedelai. Angka Ramalan I BPS tahun 2008 juga memberikan gambaran yang lebih optimis. Demikian pula dalam hal konsumsi pangan, skor pola pangan harapan tahun 2007 mencapai 82,8 lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Upaya-upaya yang telah dilakukan perlu terus ditingkatkan mengingat krisis harga global bisa berdampak pada ekonomi domestik. Kebijakan ketahanan pangan telah ditetapkan yang meliputi aspek ketersediaan, distribusi dan stabilitas harga pangan, akses pangan, serta kebijakan pendukungnya. Pembangunan ketahanan pangan yang berbasis pada sumberdaya dan kearifan lokal harus terus digali dan ditingkatkan. Ini telah dan akan terus menerus kita lakukan dengan program aksi Desa Mandiri Pangan, yang sampai saat ini telah mencapai 825 desa miskin di 201 kabupaten/kota di 32 Propinsi. Filosofi yang dikembangkan adalah pemberdayaan masyarakat agar mereka dapat menolong dirinya sendiri.
Downloads
References
Badan Ketahanan Pangan. 2005. Neraca Bahan Makanan, Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian, Jakarta.
Badan Ketahanan Pangan. 2008. Pedoman Operasional Program Aksi Desa Mandiri Pangan Tahun 2008. Badan Ketahanan Pangan, Jakarta.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Deptan. 2005. Rencana Aksi Pemantapan Ketahanan Pangan Lima Komoditas, Departemen Pertanian, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, Survey Sosial Ekonomi Nasional. 2005. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2005. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik, Survey Sosial Ekonomi Nasional. 2006. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia 2006. Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2004. Sensus Pertanian 2003, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 1994. Sensus Pertanian 1993, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2004. Statistik Indonesia 2003, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2005. Statistik Indonesia 2004, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2006. Pedoman Umum Dana Penguatan Modal lembaga usaha Ekonomi Pedesaan (DPM-LUEP), revisi 2006, Departemen Pertanian, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2006. Statistik Indonesia 2005, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2007. Angka Sementara Tahun 2007 dan Angka Ramalan I Tahun 2008, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Badan Pusat Statistik. 2007. Statistik Indonesia 2006, Badan Pusat Statistik, Jakarta.
Departemen Pertanian. 2005. Rencana Pembangunan Pertanian Tahun 2005-2009, Departemen Pertanian, Jakarta.
Departemen Pertanian. 2008. Bahan Sidang Kabinet, Departemen Pertanian, Jakarta.
Dewan Ketahanan Pangan. 2006. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan, Dewan Ketahanan Pangan, Jakarta.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Bahan Rapat Pimpinan Departemen Pertanian 2008. Jakarta.
Direktorat Jenderal Peternakan. 2008. Bahan Rapat Pimpinan Departemen Pertanian 2008. Jakarta.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. 2008. Bahan Rapat Pimpinan Departemen Pertanian 2008. Jakarta.
FAO. 2008. FAO Stat. http://faostat.fao.org/default.aspx
Nainggolan, K. 2004. Arah Kebijakan Perberasan Nasional Dalam Inpres Nomor 13 Tahun 2005, Lokakarya dalam Rangka Hari Pangan Sedunia, Jawa Timur.
Nainggolan, K. 2007. Melawan Kelaparan dan Kemiskinan Abad 21, Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian. Jakarta.
Nainggolan, K. 2007. Perberasan Sebagai Bagian dari Ketahanan Nasional di Bidang Pangan, Seminar Sehari Tentang Perberasan, Harian Umum Sinar Harapan dengan Tabloid Agrina, Jakarta.
Nainggolan, K. 2007. Program dan Kegiatan Ketahanan Pangan Tahun 2008, Musyawarah Pembangunan Pertanian Nasional, Jakarta.
Peraturan Kepala Badan Ketahanan Pangan Nomor: 01/Kpts/PP.330/I/01/2006 Tentang Pedoman Umum DPM-LUEP untuk Pengendalian Harga Gabah/Beras di tingkat Petani Tahun 2006, Jakarta, Departemen Pertanian.
Pusat Konsumsi dan Keamanan Pangan. 2008. Situasi dan Keragaan Konsumsi Pangan Penduduk Tahun 2007. Badan Ketahanan Pangan Departemen Pertanian, Jakarta.
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi III. 2005.
World Bank. 2007. World Development Indicator.