Kebijakan Pembangunan Bahan Bakar Nabati (Jarak Pagar) di Maluku
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v5n3.2007.254-266Keywords:
Bahan Bakar Nabati (BBN), Biofuel, jarak pagar, Jathropha curcas, MalukuAbstract
Upaya pengembangan bahan bakar alternatif berupa bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel sudah begitu mendesak, terutama bertujuan untuk mengurangi beban penderitaan masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Bahan baku untuk pengembangan BBN cukup tersedia di Maluku antara lain ubi kayu, ubi jalar, uwi, gembili, kelapa, sagu dan jagung. Pengusahaan bahan-bahan tersebut didukung oleh ketersediaan lahan yang cukup luas, namun pemanfaatan bahan ini untuk BBN masih berkompetisi dengan kepentingan lain seperti kebutuhan bahan pangan masyarakat setempat. Jarak pagar bisa menjadi salah satu alternatif BBN yang cocok karena keberadaannya tidak berkompetisi dengan penggunaan lain, dapat tumbuh dengan baik di lahan marginal dan bisa dibudidayakan dengan cara yang relatif mudah. Total luas lahan yang sangat sesuai (S1) 662.672 ha, sesuai (S2) 1.327.550 ha, kurang sesuai (S3) 64.149 ha dan tidak sesuai (N) 2.515.879 ha. Teknologi budidaya tanaman jarak pagar dan pengolahan biji menjadi minyak telah tersedia di Badan Litbang Pertanian. Keuntungan finansial usahatani jarak pagar dapat dijadikan sebagai salah satu sumber PAD. Strategi usaha minyak jarak pagar dibedakan atas beberapa pola yang disesuaikan dengan kelompok sasaran dan kepentingan. Kebijakan Pemda Maluku diperlukan untuk mendukung pembangunan jarak pagar dalam usaha menghasilkan BBN.
Downloads
References
Allorerung D., Z. Mahmud, A.A. Rivaie, D.S. Effendi dan A. Mulyani. 2006. Peta Kesesuaian Lahan dan Iklim Jarak Pagar (Jathropha curcas L.). Makalah disampaikan pada Lokakarya Status Teknologi Budidaya Jarak Pagar ”Teknologi dan Benih Unggul Harapan Indonesia” Bogor, 11-12 April 2006. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Anonymous. 2006a. Pedoman Budidaya Jarak Pagar Direktorat Budidaya Tanaman Tahunan –Ditjenben, Jakarta p.22.
Anonymous. 2006b. Infotek Jarak Pagar, Juli 2006, Puslitbangbun, Bogor 1 (7):4.
Anonymous. 2006c. Maluku Dalam Angka 2005/2006 BPS Maluku, Ambon p.353.
BPTP Maluku. 1999. Peta Zona Agroekologi skala 1:250.000 Wilayah Provinsi Maluku (Termasuk Maluku Utara). BPTP Maluku. Ambon.
BPTP Maluku. 2003. Tata Ruang Pembangunan Pertanian Berdasarkan Zona Agroekologi di Provinsi Maluku. BPTP Maluku. Ambon.
Hasnam dan Z. Mahmud. 2006. Panduan Umum Perbenihan Jarak Pagar. Puslitbangbun, Bogor.P.3.
Kemala, S. 2006. Simulasi Usaha Tani Jarak Pagar (Jathropha Curcas L). Jurnal Penelitian Tanaman Industri, Vol 12 No 3 September 2006.
Krisnamurti B. 2006. Pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN)/Biofuel dan Kebijakan Diversifikasi Energi. Makalah disampaikan pada Lokakarya Status Teknologi Budidaya Jarak Pagar ”Teknologi dan Benih Unggul Harapan Indonesia” Bogor, 11-12 April 2006. Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Leimeheriwa, S., C. Ufie, dan Ch. Leiwakabessy. 2002. Pengembangan Komoditas Pertanian Kepulauan Maluku Berdasarkan Pendekatan Iklim: Suatu tinjauan terhadap kawasan-kawasan Sentra Produksi Tanaman di Provinsi Maluku. Jurnal Pertanian Kepulauan. Vol. 1, No. 2, Oktober 2002:96-105.
Monk, K.A., De Fretes, Y., Reksodiharjo –Liley, G. 2000. Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Edisi Indonesia. Prenhallindo. Jakarta.
Nanere, J.L. 2006. Sagu dan Lingkungan di Maluku (dalam rangka revitalisasi pertanian di kepulauan Maluku). Makalah disampaikan pada Lokakarya Sagu dengan Tema “Sagu dalam Revitalisasi Pertanian Maluku”. Kerjasama Universitas Pattimura, Bappeda Maluku, Dinas Pertanian Provinsi Maluku dan BPTP Maluku. Ambon 29–31 Mei 2006.
Parker, K.A. 2007. Personal Communication with Managing Director of P.T. Biodiesel Austindo. March, 2007.
Titaley/P,P.A. 2006. Kebijakan Revitalisasi Pertanian di Maluku. Makalah disampaikan pada Lokakarya Sagu Dengan Tema ”Sagu Dalam Revitalisasi Pertanian Maluku”. Kerjasama Universitas Pattimura, Bappeda Maluku, Dinas Pertanian Provinsi Malukudan BPTP Maluku, Ambon 29–31 Mei 2006.
Utrecht, LSEM. 1998. Atlas Maluku. Diterbitkan dengan Bantuan DSA. Ambon.