KESESUAIAN LAHAN UNTUK KOMODITAS UNGGULAN PERTANIAN DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v19n2.2021.189-205Keywords:
evaluasi lahan, kesesuaian lahan, komoditas unggulan, lanskap agroforestri, agriculture commodity, agroforestry landscape, land evaluation, land suitabilityAbstract
As an expansion area, North Labuhanbatu District has a purpose to improve the social welfare. Meanwhile one of the significant sector in the community is agriculture. Agriculture provides the highest income for the society and has a potency to further develop and establish the area. However, the development should relevant with environment characteristic essentially. Based on preliminary survey, there are 5 agricultural commodities growing in this area namely palm oil, rubber, rice field, cocoa, and coconut which spread over the 8 sub-districts. The increasing of population triggers land use changes particularly in agriculture. Therefore analysis of land suitability for agriculture is fundamental hence policy direction can be applied in each sub-district based on agriculture commodities which suitable with their characteristic accordingly. The evaluation of land suitability is conducted by comparing the physical characteristics with the existing of land suitability criteria which processed by ArcGIS software. Land suitability in North Labuhanbatu is identified with 4 classes: S1 (very suitable), S2 (moderately suitable), S3 (marginally suitable), and N (not suitable). Furthermore, there are 4 limiting factors in this study: water availability, root media, nutrient retention, and erosion hazards. The result shows that rubber, rice field, and coconut have very suitable (S1) land to be planted. Therefore the recommendation is to develop agroforestry landscape practices for sustainable livelihoods in Labura District.
ABSTRAK
Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura) merupakan daerah pemekaran wilayah pada tahun 2008 dengan sumber ekonomi unggulan daerah berupa sektor pertanian. Pengembangan sektor pertanian sebagai penghasil ekonomi tertinggi di kabupaten ini harus sesuai dengan potensi dan karakteristik lahan serta lingkungan. Berdasarkan hasil survei pendahuluan, terdapat lima komoditas pertanian yang dibudidayakan, yaitu kelapa sawit, karet, padi sawah, kakao, dan kelapa yang menyebar di delapan kecamatan. Secara sosial, jumlah penduduk Kabupaten Labura yang semakin meningkat akan memengaruhi fungsi lahan, khususnya lahan pertanian. Dengan demikian, perlu dilakukan analisis kesesuaian lahan sehingga arahan kebijakan dari pimpinan pemerintah daerah didasarkan pada komoditas unggulan pertanian yang sesuai dengan karakteristik lahan. Evaluasi kesesuaian lahan dilakukan dengan membandingkan karakteristik fisik lahan dengan kriteria kesesuaian lahan yang ada dengan menggunakan perangkat lunak ArcGIS. Kelas kesesuaian lahan yang teridentifikasi di Kabupaten Labura meliputi kelas kesesuaian S1 (sangat sesuai), S2 (cukup sesuai), S3 (sesuai), dan N (tidak sesuai). Terdapat empat faktor pembatas kesesuaian lahan dalam penelitian ini, yaitu ketersediaan air, media perakaran, retensi hara, dan bahaya erosi. Hasil analisis menujukkan bahwa dari kelima komoditas unggulan pertanian, tiga diantaranya (karet, padi sawah, dan kelapa) memiliki kesesuaian tertinggi, yakni kelas S1 untuk ditanam dengan konsep lanskap agroforestri dan pola yang menyebar pada setiap kecamatan di dalam Kabupaten Labura. Disarankan pengembangan kawasan pengembangan pertanian di Kabupaten Labura mengacu pada kesesuaian lahan ini dengan memperhatikan aspek sosial ekonomi masyarakat petani dan prospek pasar komoditas pertanian.
Downloads
References
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Potensi pertanian indonesia: analisis hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2013. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Kabupaten Labuhanbatu Utara dalam angka 2018. Labuhanbatu Utara (ID): Badan Pusat Statistik.
Arifasihati Y, RL Kaswanto. 2016. Analysis of land use and cover changes in Ciliwung and Cisadane Watershed in three decades. Procedia Environ Sci. 33:465-469.
Aroengbinang BW, RL Kaswanto. 2015. Driving force analysis of landuse and cover changes in Cimandiri and Cibuni Watersheds. Procedia Environ Sci. 24:184-188.
Cahyono B. 2010. Cara sukses berkebun karet. Cet. Ke-1. Jakarta (ID): Pustaka Mina.
Djaenuddin D, Marwan H, Subagyo H, dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk teknis evaluasi lahan untuk komoditas pertanian. Bogor (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat.
Hazriani R. 2004. Hubungan antara ketersediaan air tanah dengan produksi tandan buah kelapa sawit di area PT. Sinar Dinamika Kapuas I Kabupaten Sintang. [Tesis]. [Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor.
Krishna VV, Kubitza C. 2021. Impact of oil palm expansion on the provision of private and community goods in rural Indonesia. Ecol. Econ., 179:106829. Available from: https://doi.org/10.1016/j.ecolecon.2020.106829
Nuraeni LS, Riyadi, Siregar T. 2003. Budidaya pengolahan dan pemasaran cokelat. Jakarta (ID): PT. Penebar Swadaya.
Pambudi TD, Hermawan B. 2010. Hubungan antara beberapa karakteristik fisika lahan dan produksi kelapa sawit. Akta Agrosia.13(1):35-39.
Permai SD, Christina A, Gunawan AAS. 2021. Fiscal decentralization analysis that affect economic performance using Geographically Weighted Regression (GWR). Procedia Comp. Sci., 179:399-406. Available from: https://doi.org/ 10.1016/j.procs.2021.01.022
Pradnya, Raditya R, Nana S, Boy Y. 2016. Optimalisasi pemanfaatan sistem agroforestri sebagai bentuk adaptasi dan mitigasi tanah longsor. Bulletin of Scientific Contribution, 14(2):117-126.
Rayes ML. 2017. Metode inventarisasi sumber daya lahan. Yogyakarta (ID): Andi Yogyakarta.
Ritung S, Fahmuddin A, Hidayat H. 2007. Panduan evaluasi kesesuaian lahan dengan contoh peta arahan penggunaan lahan Kabupaten Aceh Barat. Bogor (ID): Balai Penelitian Lahan.
Ritung S, Nugroho K, Mulyani A, dan Suryani E. 2011. Petunjuk teknis evaluasi lahan untuk komoditas pertanian (Edisi Revisi). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Bogor.
Sunanta H. 1992. Coklat: pengelolaan hasil dan aspek ekonominya. Yogyakarta (ID): Aksi Agrari Kanisius.
Wahyunto, Hikmatullah, Erna S, Chendy T, Sofyan R, Anny M, Sukarman, Kusumo N, Yiyi S, Yayan A, Suciantini, Aris P, Suparto, Rudi ES, Teddy S, Dedi N. 2016. Pedoman penilaian kesesuaian lahan untuk komoditas pertanian strategis tingkat semi detail skala 1: 50.000. Bogor (ID): Balai Besar Litbang Sumberdaya Pertanian.
Yustika RD, Fahmuddin A. 2014. Peran konservasi tanah dalam beradaptasi terhadap perubahan iklim. Dalam: Fahmuddin A, Yoyo S, Irawan, Neneng L, Nurida, Ai D, Umi H, Maswar, Ishak J, Sidik HT, Dedy E, Jubaedah, Rahmah DY, Sutono, editors. Konservasi tanah menghadapi perubahan iklim. Jakarta (ID): IAARD Press.
Zulhakki. 2013. Evaluasi beberapa metode penentuan nilai modulus drainase pada lahan sawah di daerah Desa Sei Beras Sekata Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Rekayasa Pangan dan Pertanian, 1(2):78-82.