Teknologi Panen dan Pascapanen Padi: Kendala Adopsi dan Kebijakan Strategi Pengembangan
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v10n4.2012.331-346Keywords:
adopsi, adoption, kehilangan hasil, losses, padi, pascapanen, post harvest, rice, technology, teknologiAbstract
Pada kondisi konversi lahan pertanian yang sulit dibendung dan teknologi usahatani padi yang hampir jenuh, sulit mengharapkan pertumbuhan produksi yang tinggi dari perluasan areal tanam dan peningkatan produktivitas. Di pihak lain, angka kehilangan hasil masih relatif tinggi. Penurunan kehilangan hasil melalui perbaikan penerapan teknologi panen dan pascapanen nampaknya merupakan sumber pertumbuhan produksi yang prospektif. Tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi ketersediaan teknologi maju pascapanen dan kendala petani, buruh, pedagang, dan penggilingan padi dalam mengadopsi teknologi maju tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa sudah cukup banyak tersedia teknologi maju panen, perontokan, pengeringan, dan penggilingan padi. Namun tingkat adopsi dari teknologi tersebut masih relatif rendah. Berbagai kendala yang dihadapi dalam mengadopsi teknologi maju pascapanen, antara lain: (i) Ketidaktahuan petani, buruh, dan pedagang tentang teknologi tersebut, (ii) Harga alat dan mesin pascapanen yang kurang terjangkau oleh petani individu, (iii) Belum adanya jasa penyewaan alat dan mesin pascapanen, (iv) Adanya tekanan dari buruh dan pengasak, karena khawatir akan kehilangan lapangan pekerjaan, (v) Tidak adanya insentif perbedaan harga bagi pedagang untuk melakukan kegiatan pengeringan, dan (vi) Rasa puas penggilingan padi dengan alat dan mesin yang dimiliki saat ini. Untuk mempercepat adopsi teknologi maju pascapanen, diperlukan beberapa alternatif kebijakan strategis, antara lain: mengintensifkan introduksi, promosi dan demonstrasi alat dan mesin pascapanen melalui penyuluhan dan pelatihan di tingkat kelompok tani, memperbaiki harga pembelian gabah dan beras untuk memberi insentif bagi petani dan pedagang melakukan pengeringan, dan penyediaan kredit lunak dengan administrasi sederhana bagi perorangan atau perusahaan penyewaan alat dan mesin pascapanen.
Downloads
References
Amang, B. and N. Sapuan, 2000. Can Indonesia Feed Itself? in Arifin and Dillon (Eds). Asian Agriculture Facing The 21st Century. Proceeding The Second Conference of Asian Society of Agricultural Economits (ASAE). Jakarta.
Anonimuous.2008. Large Capacity Paddy Dryer (ISO9001:2008). http://www.alibaba.com/productgs/456126705/Large_Capacity_Paddy_Dryer_ISO9001_2008_.html Downloaded: 26 Sept 2011.
Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian. 2008. Mesin Stripper Chandue. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia. http:www.pustaka-deptan.go.id/bppi/lengkap/bpp08029.pdf Downloaded: 2 Mei 2011.
El Hida, R. 2012. Impor Beras 2,75 juta ton. http://finance.detik.com/read/2012/02/05/104057/1834393/4/ri-impor-beras-275-juta-ton-di-2011. Downloaded 3 Januari 2013.
Hasbullah, R. 2008. Permasalahan Susut Pascapanen Padi. Departemen Teknik Pertanian. Institut Pertanian Bogor. http://www.fateta-ipb.ac.id/artikel.php?id=4&mode=on Downloaded: 2 Mei 2010.
Irawan, B. 2003. Konversi Lahan Sawah di Jawa dan Dampaknya terhadap Produksi Padi dalamKasryno et al. (Eds). Ekonomi Padi dan Beras Indonesia Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Irawan, A. 2011. Lahan Pertanian Terbesar, Tapi RI Doyan Impor? http://finance.detik.com/read/2011/03/01/140341/1582030/4/lahan-pertanian-terbesar-tapi-ri-doyan-impor. Downloaded: 26 September 2011.
IRRI. 2009. Paddy Drying. Agricultural Engineering Unit. International Rice Research Institute.
Mardjan, S. 2010. Assessment of Rice-Post Harvest Loses. Survey Report. Collaborative Study between Food And Agriculture Organization (FAO) and The Directorate General of Processing and Marketing of Agricultural Products, Ministry of Agriculture Republic of Indonesia. Jakarta.
Nugraha, S. 2008a. Keterlambatan Perontokan Padi. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia 2008b. Badan Litbang Pertanian.
Nugraha, S. 2008b. Penentuan Umur Panen dan Sistem Panen. Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia 2008. Badan Litbang Pertanian.
PERPADI, 2009. Program Revitalisasi Penggilingan Padi: Menutup Angka Kebocoran Produksi. Majalah Padi. Edisi 20. Juni-Agustus 2009.
Setyono, A., Sutrisno, dan S. Nugraha. 2001. Pengujian Pemanenan Padi Sistem Kelompok dengan Memanfaatkan Kelompok Jasa Pemanen dan Jasa Perontok. Penelitian Tanaman Pangan Vol.2. No.2. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor.
Setyono dan Sutrisno. 2003. Perawatan Gabah Pada Musim Hujan. Majalah Berita Puslitbang Tanaman Tangan No.26. Agust. 2003. Bogor.
Setyono, A., S. Nugraha, dan Sutrisno. 2008. Prinsip Penanganan Pascapanen Padi. Dalam Padi: Introduksi Teknologi dan Ketahanan Pangan Buku I. Balai Besar Penelitian Padi. Sukamandi.
Setyono, A. 2009. Pebaikan Teknologi Pascapanen Dalam Upaya Menekan Kehilangan Hasil Padi. Orasi Pengukuhan Professor Riset, 26 November 2009. Badan Litbang Pertanian.
Sudaryanto, T., P. Simatupang, A. Purwoto, M. Rosegrant, and M. Hossain. 1999. Discussion Paper Series No. 99-03. Social Sciences Division. IRRI. Makati. Philippines.
Sudaryanto and Swastika. 2008. Development and Policy Issues in Indonesian Rice Industry. Paper presented at the “Rice Policy Forum”, International Rice Research Institute, Los Banos, Philipinnes, 18-19 February, 2008.
Swastika, D.K.S., Sumaryanto, R.N. Suhaeti, V. Darwis, dan R. Elizabeth. 2009. Analisis Kinerja Usahatani Padi dan Rantai Pasok Beras di Indonesia. Laporan Hasil Penelitian. PSEKP. Bogor.
Swastika, D.K.S. and S. Mardjan. 2010. The Constraints of Farmers, Labors, Traders, and Rice Millers to adopt The Improved Post harvest Technologies. Collaborative Study between Indonesian Centre for Agro-Socio Economic and Policy Studies, Directorate General of Processing and Marketing of Agricultural Products, and Food and Agriculture Organization (FAO). Submitted to FAO Rome and Jakarta.
Swastika, D.K.S. 2012. The Financial Feasibility of Rice Dryers: A Case study in Subang District, West Java. Indonesian Journal of Agricultural Science. Vol.13. No.1. pp. 35-42.