Dinamika dan Kebijakan Pemasaran Produk Ternak Sapi Potong di Indonesia Timur
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v10n4.2012.361-373Keywords:
beef cattle, consumers’preference, supply chains, marketing problems, sapi potong, preferensi konsumen, rantai pasok, permasalahan pemasaranAbstract
Sapi bali adalah jenis sapi yang dominan dikembangkan di berbagai wilayah di Indonesia, terutama di Indonesia Timur, namun perkembangannya dipengaruhi oleh dinamika pemasarannya. Tulisan ini bertujuan untuk melihat dinamika pemasaran sapi bali di Indonesia timur berdasarkan data dan informasi yang berasal dari hasil pengamatan penulis langsung di lapangan, berbagai publikasi dan data statistik. Hasil kajian menunjukkan bahwa: (i) Ada hubungan positif antara tingkat pendapatan per kapita dan konsumsi daging sapi per kapita dan jumlah konsumsi; (ii) Preferensi masyarakat konsumen di wilayah Jakarta dan sekitarnya sudah bergeser dari daging sapi lokal (sapi bali, dll) ke daging asal ternak sapi dan daging sapi impor; (iii) Kemampuan wilayah timur Indonesia dalam memasok ternak sapi untuk pemotongan lokal dan perdagangan antar provinsi, sudah menurun, utamanya NTT; (iv) Volume impor sapi bakalan dan daging sapi secara nasional terus meningkat; (v) Ternak sapi di wilayah timur Indonesia dipasarkan secara lokal dan antar pulau antara lain ke Jakarta dan Kalimantan dengan rantai pasok dari peternak hingga konsumen akhir yang tidak terlalu panjang; (vi) Dewasa ini, daerah pemasaran ternak sapi hidup dari wilayah NTT dan NTB diperluas ke Kalimantan karena harga jualnya lebih menarik dibanding ke Jakarta; dan (vii) Permasalahan krusial yang dihadapi antara lain adalah alat angkutan ternak dan pelabuhan bongkar-muat ternak masih belum kondusif, pemotongan ternak sapi betina produktif makin banyak, dan kondisi rumah pemotongan hewan (RPH) jauh dari standar higienis. Disarankan agar pemerintah menyediakan fasilitas pelabuhan bongkar-muat yang lebih kondusif, meningkatkan pengawasan terhadap pemotongan ternak sapi betina produktif, pemberian insentif yang memadai bagi peternak untuk melakukan tunda-jual ternak sapinya yang sedang bunting, dan pengendalian impor ternak sapi bakalan dan daging sampai batas tertentu sehingga harga ternak sapi dalam negeri tidak merugikan peternak.
Downloads
References
Ashari, P.U. Hadi, N. Ilham dan B. Winarso. 2001. Usaha Sapi Potong Rakyat Sebagai Model Prospektif dan Berpola Industri: Sebuah Kasus Sapi Potong Rakyat di Provinsi Lampung. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Viteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hal:404-417.
BPS. 2009. Survey Sosial Ekonomi Nasional Tahun 2009. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
BPS. 1985-2010. Statistik Impor Volume I Tahun 1985-2010. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
Budisantoso, E., J. Triastono, P. Fernandez, H. Marawali and C. Deblitz. 2008. Strategies to Reduce Weight Loss in Inter-Island Trade. ACIAR SMAR 2007/202. Australia Indonesia Partnership.
Hadi, P.U. dan H.J. Purba. 2009. Laporan Hasil Kajian Pemasaran Sapi Potong di Indonesia Timur Tahun 2009. Kerjasama Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dengan ACIAR.
Hadi, P.U. dan H.J. Purba. 2008. Laporan Hasil Kajian Pemasaran Sapi Potong di Indonesia Timur Tahun 2008. Kerjasama Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dengan ACIAR.
Hadi, P.U., H.P. Saliem dan N. Ilham. 1999. Pengkajian Konsumsi Daging Sapi dan Kebutuhan Impor Daging Sapi. Monograph Series No. 20. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian. ISBN 979-8094-56-5, hal. 289-312.
Hadi, P.U. 2003. Impacts of the Globalization on Indonesian Agricultural Production and Marketing. Proceedings of the Second Session of the Workshops on the Achievement of the World Food Summit Action Plan–Impacts of Globalization on Agricultural Production and Marketing with Focus on Food Quality. Japan-FAO Association. Tokyo, Japan, pp. 131-146.
Hadi, P.U., N. Ilham, A. Thahar, B. Winarso, D. Vincent and D. Quirke. 2002. Improving Indonesia’s Beef Industry. ACIAR Monograph Series. Canberra, Australia. ISBN 86320-354-0.
Ilham, N. 2001. Prospek Pasar dan Sistem Tataniaga Ternak dan Daging Sapi di Nusa Tenggara Barat. Wartazoa –Buletin Ilmu Peternakan Indonesia –11(2):32-43.
Kholiq, N. 2011.Tinggi Pemotongan Sapi Betina Produktif di Jateng. Suara Merdeka Cybernews 24 Maret 2011, http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011.
Kustiari, R., DKS Swastika, Wahida, H.J. Purba, Tj. Nurasa, P. Simatupang dan A. Purwoto. 2009. Model Proyeksi Jangka Pendek Permintaan dan Penawaran Komoditas Pertanian Utama: Angka Ramalan 2009-2014. Laporan Hasil Penelitian. Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Departemen Pertanian.
Nuhung, I.A. 2001. Potensi dan Peluang Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Viteriner. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Hal:11-16.
Saliem, H.P. 2002. Analisis Permintaan Pangan di Kawasan Timur Indonesia. Jurnal Agro Ekonomi 20(2):64-91.Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.
Tim PSEKP-ACIAR. 2009. Preferensi Konsumen Daging Sapi di Wilayah Jabodetabek, NTB, NTT dan Sulawesi Selatan. Laporan Hasil Survey Lapangan. Kerjasama Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian dengan ACIAR.