VOLATILITAS DAN TRANSMISI HARGA CABAI MERAH KERITING PADA PASAR VERTIKAL DI PROVINSI BENGKULU

Authors

  • Miftahuljanah
  • Ketut Sukiyono
  • Putri Suci Asriani

Keywords:

ARCH-GARCH, cabai, chili, ECM, transmisi, transmission, volatilitas, volatility

Abstract

English
Red chili is a commodity of high value for farmers and a significant contribution to general price inflation in aggregate economy. The impacts on farmers’ income and national inflation are related to the chili price volatility due to harvest seasonality. The objective of the study is to analyze curly red chili price volatility and price formation at producers’, wholesales’ and consumers’ market levels. The data used is secondary data of monthly chili prices in Rejang Lebong Regency, the chili production center in Bengkulu, from 2007 to 2017. The price volatility was analyzed using the ARCH-GARCH method and the price transmission was analyzed using the ECM (Error Correction Model) method. The results showed that the price volatilities were high at producers’ and wholesales’ levels but low at consumer level. The price formation at producer level is primarily determined by price at wholesales’ level that contributes 71% and at consumers’ level that contributes 16%. The short run adjustment coefficient toward long run equilibrium is -0.5849. The appropriate strategy to stabilize the curly red chili price at both producers’ and consumers’ levels in Bengkulu is combination of controlling the price at distributors’ level policy and expanding and stabilizing production policy.

Indonesian
Cabai merah adalah komoditas bernilai ekonomis tinggi bagi petani dan penyumbang nyata inflasi harga umum secara agregat. Dampak terhadap pendapatan petani maupun inflasi terutama berkaitan dengan harga cabai yang amat fluktuatif sebagai akibat dari panen musiman. Penelitian bertujuan untuk menganalisis volatilitas dan pembentukan harga cabai merah keriting di tingkat produsen, grosir, dan konsumen. Data yang digunakan adalah data sekunder bulanan harga cabai merah keriting di Kabupaten Rejang Lebong, sentra produksi cabai di Provinsi Bengkulu, pada tahun 2007–2017. Volatilitas harga dianalisis dengan metode ARCH-GARCH sedangkan transmisi harga dianalisis dengan metode ECM (Error Correction Model). Hasil penelitian menunjukkan bahwa volatilitas harga di tingkat produsen dan grosir tergolong tinggi sedangkan di tingkat konsumen tergolong rendah. Pasar grosir adalah pemimpin pasar dan pembentuk harga di tingkat produsen maupun konsumen. Faktor utama pembentuk harga cabai di tingkat produsen adalah harga di tingkat grosir sebesar 71% dan harga di tingkat konsumen sebesar 16%. Koefisien penyesuaian harga dalam jangka pendek menuju keseimbangan jangka panjang adalah -0,5849. Strategi yang tepat untuk stabilisasi harga cabai merah keriting baik di tingkat produsen maupun di tingkat konsumen di Provinsi Bengkulu ialah kombinasi kebijakan mengendalikan harga di tingkat grosir dan kebijakan peningkatan dan stabilisasi produksi.

Author Biographies

Miftahuljanah

Program Studi Agribisnis Jenjang Magister, Universitas Bengkulu
Jln.WR. Supratman Kandang Limun, Bengkulu, Indonesia, 38121

Ketut Sukiyono

Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
Jln.WR. Supratman Kandang Limun, Bengkulu, Indonesia, 38121

Putri Suci Asriani

Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu
Jln.WR. Supratman Kandang Limun, Bengkulu, Indonesia, 38121

References

Andani, Apri, Nusril, Witman R. 2017. Kausalitas harga dan permintaan komoditas pertanian di Provinsi Bengkulu. JEPI. 17(2):184-194. DOI: https://doi.org/10.21002/jepi.v17i2.667

Astuti HB, Rudi H. 2017. Kinerja kelembagaan agribisnis cabai merah Kabupaten Rejang Lebong Bengkulu. Prosiding Seminar Nasional Agroinovasi Spesifikasi Lokasi untuk Ketahanan Pangan pada Era Masyarakat Ekonomi ASEAN [Internet]. [diakses 24 Juni 2019] Tersedia dari http://repository.pertanian.go.id/handle/123456789/7355

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik harga konsumen perdesaan kelompok makanan. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

Bakari Y, Anindita R, Syafrial. 2013. Analisis volatilitas harga, transmisi harga dan volatility spillover pada pasar dunia crude palm oil (CPO) dengan pasar minyak goreng di Indonesia. Agrise 13:1412-1425 [Internet]. [diakses 9 Februari 2019].Tersedia dari: https://agrise.ub.ac.id/index.php/agrise/article/view/111

Basuki AT. 2017. Aplikasi error correction model dalam ekonomi. Bahan Ajar: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Bollerslev. 1986. Generalized autoregressive conditional heteroscedasticity. J of Econ 31(3):307-327. DOI: https://doi.org/10.1016/0304-4076(86)90063-1.

Carolina RA, Mulatsih S, Anggraeni L. 2016. Analisis volatilitas harga dan integrasi pasar kedelai Indonesia dengan pasar kedelai dunia. J Agro Ekon. 34(1):47-66, DOI: http://dx.doi.org/10.21082/jae.v34n1.2016.47-66

Elvina, Firdaus M, Fariyanti A. 2017. Transmisi harga dan sequentil bargaining game perilaku pasar antarlembaga pemasaran cabai merah di Indonesia. J Agri Indo 5(2): 89-110.

Engle RF. 1982. Autoregressive conditional heteroskedasticity with estimates of the variance of U.K. inflation, Econometrica 50 (4):987-1008.

Firmansyah. 2006. Analisis volatilitas harga kopi internasional. Usahawan No. 07 TH XXXV Juli 2006. Universitas Diponogoro.

Gilbert CL, Morgan CW. 2010. Food price volatility. Philos Trans R Soc Lond B Biol Sci. 27;365(1554):23-34.

Juanda B, Junaidi. 2012. Ekonometrika deret waktu (teori dan aplikasi). Bogor (ID) : IPB Press.

Junaidi E. 2013. Analisis volatilitas harga minyak sawit dan harga minyak goreng [Tesis]. [Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor.

Katrakilidis C. 2008. Testing for market integration and the law of price: an application to selected European milk markets. Inter J of Econ Res.5(1):93-104.

Kementerian Pertanian. 2016. Outlook komoditas pertanian subsektor holtikultura cabai merah. Jakarta (ID): Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian.

Kustiari R, Wahyuning KS, Riva Y. 2018. Integrasi pasar dan pembentukan harga cabai merah di Indonesia. J Agro Ekon 36 (1):75-89.

Kusumah TA. 2018. Elastisitas transmisi harga komoditas cabai merah di Jawa Timur. Econ Develop Anal J 7 (3): 294-304. http:// journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edaj.

Laila, Aini N, Ratya A, Tatiek K. 2017. Analisis volatilitas harga sayuran di Jawa Timur. J Ekon Pertan dan Agrib 1(2):143-154. https://jepa.ub.ac.id/index.php/jepa/article/view/18. DOI: https://doi.org/10.21776/ub.jepa.2017.001.02.7.

Lantarsih, Retno, Dwidjono HD, Jangkung HM. 2010. Transmisi vertical harga beras di Provinsi Lampung. J Pertan Mapeta 12(2):85-91 [Internet]. [diakses 6 Januari 2019] Tersedia dari https://media.neliti.com/media/publications/147660-ID-transmisi-vertikal-harga-beras-di-propin.pdf

Lepetit. 2011. Methods to analyse agricultural commodity price volatility. Chapter: Price volatility and price leadership in the EU beef and pork meat Market. New York (US): Springer Science & Business Media.

Muhammad M. 2014. Kointegrasi dan estimasi ECM pada data time series. J Konvergensi. 4(1):41-51.

Novanda, Ridha R, Eko S, Putri SA, Ellys Y, Ketut S, Basuki SP, Irnad, Reswita, Melly S, et al. 2018. A comparison of various forecasting techniques for coffee prices. IOP Conf. Series: J of Physics: Conf. Series 1114 (2018) 012119 Doi:10.1088/1742-6596/1114/1/ 012119

Nugrahapsari RA, Arsanti IW. 2019. Analisis harga cabai keriting di Indonesia dengan pendekatan ARCH GARCH Approach. J Agro Ekon 36(1):1-13. Tersedia dari http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/article/view/8772.

Ruslan JA, Muhammad F, Suharno. 2016. Transmisi harga asimetris dalam rantai pasok bawang merah dan hubungannya dengan impor di Indonesia: studi kasus di Brebes dan Jakarta. Bulet Ilmi Litbang Perdag 10(1):103-128 [Internet]. [diakses 24 Juli 2019] Tersedia dari http://jurnal.kemendag.go.id/index.php/bilp/article/view/33.

Sukiyono, Ketut, Musriyadi N, Bambang S, Novanda RR, Nyayu NA, Sriyoto, Zulkarnain MY, Redy B, Mustopa MR, et al. 2018. Selecting an accurate cacao price forecasting model. IOP Conf. Series: J of Physics: Conf. Series 1114 (2018) 012116 Doi:10.1088/1742-6596/1114/1/ 012116

Sukmawati D. 2017. Pembentukan harga cabai merah keriting (Capsicum annum L) dengan analisis harga komoditas di sentra produksi dan pasar induk (studi kasus pada sentra produksi cabai merah keriting di Kecamatan Cikajang, pasar induk Gedebage, pasar induk Caringin dan pasar induk Kramat Jati). Mimbar Agrib 1(1):79-84. DOI: http://dx.doi.org/10.25157/ma.v1i1.35

Sumantri, Ari T, Efri J, Ratna MS. 2017. Volatilitas harga cabai merah keriting dan bawang merah. J Agrib Terpadu 9(2):1-11. DOI: http://dx.doi.org/10.33512/jat.v9i2.2744

Sumaryanto. 2009. Analisis volatilitas harga eceran beberapa komoditas pangan utama dengan model ARCH/GARCH. J Agro Ekon. 27(2):135-163 [Internet]. [diakses 14 Januari 2019] Tersedia dari: http://ejurnal.litbang.pertanian.go.id/index.php/jae/

article/view/4670/3951

Widarjono A. 2007. Ekonometrika teori dan aplikasi. Yogyakarta (ID): Ekonisia Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Wijaya, Ayu M, Ratya A, Budi S. 2014. Analisis volatilitas harga, volatilitas spillover dan trend harga pada komoditas bawang putih (Allium sativum L) di Jawa Timur. Agrise. 14 (2):127-143.

Downloads

Published

01-02-2024