Kesediaan Membayar dari Petani Skala Kecil terhadap Pupuk Bersubsidi: Studi Kasus di Kabupaten Jember, Jawa Timur

Authors

  • Ahmad Zainuddin Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
  • Mohammad Rondhi Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
  • Intan Kartika Setyawati Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
  • Rena Yunita Rahman Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember
  • Illia Seldon Magfiroh Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Keywords:

contingent valuation method, harga eceran tertinggi, kesediaan membayar, pupuk bersubsidi, ceiling retail price, subsidized fertilizers, willingness to pay

Abstract

English
Jember Regency, as center of agriculture, especially rice in East Java, also experienced problems related to the distribution of subsidised fertilizer. In 2022, there was an increase in the ceiling retail price of subsidized fertilizers, which increased by IDR 300-450 per kilogram, which has implications for the price of subsidized fertilizers to increase. The increase in subsidized fertilizer prices caused many small-scale farmers not to fertilize on time and in the right amount, which resulted in a decrease in rice production for small-scale farmers. Small-scale farmers may think that the fertilizer price increase is not in line with their ability to pay.AccordinglyThis study aimed to analyze the willingness to pay small-scale rice farmers for subsidized fertilizers. Data were collected from 60 small-scale farmers through interviews using a questionnaire in June-September 2022 in Jember Regency, East Java Province. The method used in this study is the WTP/Contingent Valuation Method analysis. The analysis results showed that small-scale farmers' willingness to pay for subsidized fertilizers (Urea and NPK) is still below their ceiling retail price. Small-scale farmers are willing to pay more for subsidized fertilizer if there is a change in price and an increase in farmer income. This study suggests that the government re-set the highest retail price of subsidized fertilizers by adjusting to the willingness to pay of farmers, especially small-scale farmers.

Indonesian
Kabupaten Jember sebagai salah satu sentra pertanian khususnya padi di Jawa Timur juga mengalami permasalahan terkait pendistribusian pupuk bersubsidi. Tahun 2022 terdapat kenaikan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi yang naik Rp300-450 per kg yang berimplikasi terhadap harga pupuk bersubsidi mengalami peningkatan. Peningkatan harga pupuk bersubsidi menyebabkan banyak petani skala kecil yang tidak melakukan pemupukan secara tepat waktu dan tepat jumlah yang berakibat terhadap penurunan produksi padi petani skala kecil. Petani kecil beranggapan bahwa kenaikan harga tersebut tidak sesuai dengan kemampuan membayar mereka. Berdasarkan hal tersebut, perlu diteliti apakah sudah sesuai dengan kesediaan membayar dari petani khususnya petani skala kecil. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis besaran kesediaan membayar petani padi skala kecil terhadap pupuk bersubsidi. Data dikumpulkan dari 60 petani skala kecil melalui wawancara menggunakan kuesioner pada bulan Juni-September 2022 di Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis WTP/Contingent Valuation Method. Hasil analisis menunjukkan bahwa kesediaan membayar pupuk bersubsidi (urea dan NPK) oleh petani skala kecil masih di bawah harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi tersebut. Petani skala kecil bersedia membayar lebih tinggi terhadap pupuk bersubsidi jika terdapat perubahan harga dan peningkatan pendapatan petani. Penelitian ini menyarankan pemerintah untuk menetapkan kembali harga eceran tertinggi terhadap pupuk bersubsidi dengan cara menyesuaikan dengan kesediaan membayar petani khususnya petani skala kecil.

Author Biographies

Ahmad Zainuddin, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Jln. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur, Indonesia 68121

Mohammad Rondhi, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Jln. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur, Indonesia 68121

Intan Kartika Setyawati, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Jln. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur, Indonesia 68121

Rena Yunita Rahman, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Jln. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur, Indonesia 68121

Illia Seldon Magfiroh, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jember

Jln. Kalimantan 37, Kampus Tegal Boto, Kec. Sumbersari, Kab. Jember, Jawa Timur, Indonesia 68121

Downloads

Published

25-08-2023