Elastisitas Pendapatan dari Permintaan Beras Penduduk Indonesia

Authors

  • Sri Utami Kuntjoro Staf Pengajar Departemen Ilmu-IImu Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Abstract

Indonesian

Penelitian Houthakker menunjukkan bahwa di negara-negara yang pengeluaran totalnya rendah, permintaan bahan pangan kurang elastik terhadap pengeluaran total. Mengingat beras merupakan bahan pangan pokok yang utama bagi  penduduk Indonesia, pengetahuan mengenai besarnya elastisitas pendapatan dari permintaan beras dapat digunakan sebagai bahan kebijaksanaan penyediaan beras bagi penduduk. Penelitian menggunakan data Susenas 1978, dan membagi penduduk Indonesia menurut tiga golongan berdasarkan konsumsi kalori dan 15 daerah, tujuh Daerah Pedesaan dan delapan Daerah Kota. Model yang digunakan ialah logaritma kuadratik, dengan pengeluaran total sebagai nilai pendekatan dari pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa permintaan beras kurang elastik terhadap perubahan pendapatan. Elastisitas kuantitas permintaan dan elastisitas anggaran belanja terhadap pendapatan bagi penduduk Pedesaan Indonesia golongan Pendapatan Rendah dan sebagian penduduk golongan Pendapatan Sedang dan Tinggi di Pedesaan Luar Jawa lebih besar dari 0.5, sedangkan golongan-golongan lainnya lebih rendah dari 0.5. Elastisitas pendapatan dari permintaan beras penduduk Daerah Pedesaan lebih tinggi daripada penduduk Kota, dan lebih tinggi pendapatan penduduk, lebih rendah elastisitas pendapatan permintaan beras. Elastisitas anggaran belanja beras terhadap pendapatan lebih tinggi daripada elastisitas kuantitas permintaan terhadap pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan pendapatan penduduk mengakibatkan peningkatan kuantitas dan kualitas beras yang dikonsumsi. Hasil penelitian yang menunjukkan adanya perbedaan elastisitas permintaan beras di berbagai daerah itu dapat digunakan sebagai bahan kebijaksanaan penyediaan beras, disesuaikan dengan perbaikan taraf hidup dan pertambahan penduduk. Usaha penyediaan beras di berbagai daerah itu memerlukan suatu sistem penyediaan yang intensif, yaitu kelancaran distribusi dari daerah surplus beras ke daerah kekurangan beras.

Downloads

Published

13-10-2016