Rancangan dan Implementasi Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v14i1.55-72Keywords:
FS-ICM, technology component, agricultural extension, SL-PTT, komponen teknologi, penyuluh pertanianAbstract
Field School-Integrated Crop Management (FS-ICM) was one of components within the National Rice Production Enhancement Program implemented by the Ministry of Agriculture in the period of 2009−2014. With the support of a large amount of budget, FS-ICM implementation was expected to have a significant impact on the increase of food production. This study aims to assess planning design and the implementation of FS-ICM on rice. This study used primary and secondary data included all information related to planning design and the implementation of FS-ICM program at national and regional levels. Data collection was carried out by interviewing the leaders of agricultural institutions associated with activities of FS-ICM and from Focus Group Discussion (FGD) among the group and individual rice farmers at provincial and regency levels in West Java Province in the period of September−October 2014. The data and information were processed descriptively and qualitatively. The results of this study indicated that annual planning of the FS-ICM program was in fact not based on the results of annual evaluation of the implementation and the performance of FS-ICM. During five-year period, annual target of the FS-ICM had been arranged to be increased at a very high rate, regardless of the limited capacity and the unsuccessful implementation of the program. This study had also indicated that planning and implementation of FS-ICM in the field was not fully in accordance with the basic concept of ICM. The rate of adoption of ICM technology components among the rice farmers was quite low, besides the limited number and quality of agriculture extension workers to support this program. It is suggested reporting systems and socialization program improvement, well-functioning LL, encouraging the mobilization of extension, fostering local growers, establishing better coordination between central and local governments as well as implementers in the field, and also building and repairing aspects of processing, marketing and farmers groups.
Abstrak
Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) merupakan salah satu komponen dalam program Peningkatan Produksi Beras Nasional yang dilaksanakan Kementerian Pertanian pada tahun 2009−2014. Dengan dukungan anggaran yang besar, pelaksanaan SL-PTT diharapkan dapat berdampak nyata pada peningkatan produksi pangan. Kajian ini bertujuan untuk mengkaji perencanaan dari implementasi kegiatan SL-PTT padi sawah. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer dan sekunder, meliputi informasi tentang perencanaan dan implementasi SL-PTT di pusat dan daerah. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan pimpinan instansi pertanian yang terkait dengan kegiatan SL-PTT serta focus group discussion (FGD) di antara kelompok tani/petani padi sawah pada tingkat provinsi dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang dilaksanakan pada bulan September−Oktober 2014. Pengolahan data dan informasi dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa kegiatan perencanaan tahunan SL-PTT tidak didasarkan pada hasil evaluasi pelaksanaan dan kinerja implementasi SL-PTT di lapangan. Selama periode lima tahun, target tahunan SL-PTT terus ditambah dengan tingkat kenaikan yang tinggi, tanpa memperhatikan kemampuan daya dukung keberhasilan program. Kajian ini juga menunjukkan perencanaan dan implementasi SL-PTT di lapangan tidak mengacu sepenuhnya pada konsep dasar PTT, tingkat adopsi komponen teknologi PTT masih rendah, dan jumlah serta kualitas penyuluh pertanian terbatas untuk mendukung keberhasilan program SL-PTT ini. Implikasi kebijakan yang disarankan ialah perbaikan sistem pelaporan dan sosialisasi program, memfungsikan LL secara baik, mendorong mobilisasi penyuluh, menumbuhkan penangkar-penangkar lokal, membangun koordinasi yang baik antara pemerintah pusat, daerah, dan pelaksana di lapangan, serta membangun dan memperbaiki aspek pengolahan, pemasaran, dan kelembagaan kelompok tani.
Downloads
References
Ali M, Haider MS. 2012. An analysis of Farmer Field School as a potential source of advanced technology dissemination among the farmers of District Faisalabad, Pakistan. OIDA IJSD. 03(01):65-70.
[Balitbangtan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Petunjuk teknis lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah irigasi. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.
[Balitbangtan] Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2008. Panduan pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi tahun 2008. Jakarta (ID): Departemen Pertanian.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia 2010. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2011. Statistik Indonesia 2011. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2012. Statistik Indonesia 2012. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Indonesia 2013. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2014. Statistik Indonesia 2014. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Statistik Indonesia 2015. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.
Bananiek S, Abidin Z. 2013. Faktor-faktor sosial ekonomi yang memengaruhi adopsi teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu padi sawah di Sulawesi Tenggara. JPPTP. 16(2):111-121.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. 2014. Laporan tahunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 2013. Bandung (ID): Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat.
Ditjen Tanaman Pangan. 2009. Pedoman pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi, jagung, dan kedelai tahun 2009. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ditjen Tanaman Pangan. 2010. Pedoman pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi, jagung, kedelai, dan kacang tanah tahun 2010. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ditjen Tanaman Pangan. 2011. Pedoman pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi, jagung, dan kedelai tahun 2011. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Pedoman teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi dan jagung tahun 2012. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ditjen Tanaman Pangan. 2012. Ralat Pedoman teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi dan jagung tahun 2012. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ditjen Tanaman Pangan. 2013. Pedoman teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi dan jagung tahun 2013. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Ditjen Tanaman Pangan. 2014. Pedoman teknis Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padi dan jagung tahun 2014. Jakarta (ID): Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
Erythrina R, Indrasti, Muharam A. 2013. Kajian sifat inovasi komponen teknologi untuk menentukan pola diseminasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah. JPPTP. 16(1):45-55.
Ikhwani, Pratiwi GR, Paturrohman E, Makarim AK. 2013. Peningkatan Produktivitas padi melalui penerapan jarak tanam jajar legowo. Iptek Tanaman Pangan. 8(2):72-79.
Jaliel A, Sadono D. 2013. Tingkat partisipasi dan keberdayaan petani alumni program SL-PTT (kasus Desa Gresik Wetan Kabupaten Cirebon). J Penyuluhan. 9(2):99-108.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011. Masterplan percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia 2011–2025. Jakarta (ID): Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Muchtar K, Purnaningsih N, Susanto D. 2014. Komunikasi partisipatif pada Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). J Komunikasi Pembangunan. 12(2):1-14.
Nurhayati. 2011. Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikasi di dalam Sekolah Lapang Padi: kasus di Kelurahan Cikarawang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor [Tesis]. [Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor.
[Permentan RI] Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 03/Permentan/OT.140/2/2015 tentang pedoman upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai melalui program Perbaikan Jaringan Irigasi dan Sarana Pendukungnya tahun anggaran 2015. 2015. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian.
Pusat Penyuluhan Pertanian. 2012. Pedoman pelaksanaan pengawalan dan pendampingan penyuluhan pertanian dalam mendukung P2BN di lokasi SL-PTT dan demfarm SL-agribisnis padi. Jakarta (ID): Pusat Penyuluhan Pertanian.
Rusastra IW, Sudana W, Sumarno, Zaini Z, Kariyasa K, Baehaki. 2011. Evaluasi kebijakan dan politik anggaran SL-PTT tanaman pangan. Bogor (ID): Pusat Peneltian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Rusmono M. 2012 Juni. Mewujudkan surplus 10 juta ton beras tahun 2014. Majalah Ekstensia 5.
Sembiring H, Hakim L, Nyoman IW, Zaini Z. Evaluasi adopsi pengelolaan tanaman terpadu dalam Sekolah Lapang pada program Nasional Peningkatan Produksi Tanaman Pangan. 2012. Prosiding Seminar Nasional; Medan, Indonesia. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Slameto F, Haryadi T, Subejo. 2014. Efektivitas proses pembelajaran Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu padi sawah oleh komunitas petani di Lampung. JAE. 32(1):35-55.
Supriadi H, Rusastra IW, Ashari. 2012. Analisis kebijakan dan program SL-PTT menunjang peningkatan produksi padi nasional. Laporan Akhir. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Yanti IN. 2015. Upaya peningkatan produksi padi sawah (Oryza sativa L.) varietas IR 64 melalui sistem tanam jajar legowo 4:1 di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Laporan Akhir. Payakumbuh (ID): Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.