Manajemen Rantai Pasok Komoditas Ternak dan Daging Sapi
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v15i1.83-98Keywords:
business feasibility, supply chain, cattle, beef cattle, kelayakan usaha, rantai pasok, ternak sapi, daging sapiAbstract
Beef products demand keeps increasing and its domestic supply is insufficient. Domestic beef production to meet domestic demand is one of priorities in the 2015-2019 Strategic Plan of the Ministry of Agriculture. This study aims to examine feasibility of cattle business, channel supply chain, and supply chain management performance of cattle and beef commodities. The method of analysis using approaches of feasibility cattle business, supply chain channels of cattle and beef commodities, and cattle supply chain management at farmers' level. Analysis results show that small-scale cattle fattening business on cash costs was still profitable, but its profit was lower or incurring loss if based on the total costs. Medium and large business scales were profitable and depending on the race types of cattle business. Supply channels were diverse and quite long controlled by middlemen, slaughters, and inter-regional traders/distributors. Supply chain management performance of cattle commodity was relatively well structured with low to moderate market integration. To improve the supply chain management performance, it is necessary to implement a horizontally-integrated business. In addition, it is urgent to involve small and medium-large business involvement, as well as partial vertical integration.
Abstrak
Produk daging sapi permintaannya terus meningkat dan belum mampu dipenuhi dari produksi domestik. Pemerintah memutuskan bahwa pemenuhan kebutuhan daging sapi menjadi salah satu prioritas utama yang tercantum dalam Renstra Kementerian Pertanian 2015-2019. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan usaha ternak sapi pada berbagai skala usaha, saluran rantai pasok, dan kinerja manajemen rantai pasok komoditas ternak sapi dan daging sapi. Metode analisis menggunakan analisis kelayakan usaha ternak sapi, saluran rantai pasok komoditas ternak dan daging sapi, serta manajemen rantai pasok ternak sapi di tingkat peternak. Hasil kajian menunjukkan bahwa usaha penggemukan sapi skala kecil atas biaya tunai masih menguntungkan, namun jika berdasarkan atas biaya total keuntungannya menjadi turun bahkan merugi. Pada usaha skala menengah dan besar memberikan keuntungan yang bervariasi dari moderat hingga tinggi tergantung pada ras sapi yang diusahakan. Saluran rantai pasok sangat beragam dan cukup panjang dengan peran utama pedagang pengumpul antar desa/kecamatan dan pedagang pemotong/pejagal, dan pedagang antar daerah/distributor. Kinerja manajemen rantai pasok komoditas ternak sapi menunjukkan bahwa tipe struktur pengelolaan rantai pasok ternak dan daging sapi tergolong kategori “keterkaitan pasar" dengan tingkat kinerja pada level rendah hingga moderat. Implikasi kebijakan untuk meningkatkan kinerja manajemen rantai pasok dapat dilakukan melalui usaha yang terintegrasi secara horizontal, meningkatkan kinerja penerapan manajemen rantai pasok dengan melibatkan usaha skala kecil dan menengah/besar, dan meningkatkan integrasi vertikal secara parsial ke arah lebih holistik.
Downloads
References
Bappenas. 2014. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Buku I: Agenda Pembangunan Nasional. Jakarta (ID): Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional.
Delgado, C., M.W. Rosegrant, H. Steinfield, S. Ehui and C. Courbois. 1999. Livestock to 2020. Washington DC (US): The next Food Revolution. IFPRI.
Daryanto, A. 2008. Peningkatan Nilai Tambah Perunggasan Melalui Supply Chain Management. Direktur Program Pasca Sarjana Manajemen dan Bisnis IPB. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Daryanto A, Saptana. 2009. Global Value Chain Governance (GVCG) pada Broiler di Indonesia : Memadukan Pertumbuhan, Pemerataan dan Keberlanjutan. Orange Book: Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global. Bogor (ID): IPB Press.
Emhar A, Aji JMM, Agustina T. 2014. Analisis Rantai Pasokan Daging Sapi di Kabupaten Jember. Berkala Ilmiah Pertanian. 1(3):53-61.
Fatahilah YH, Marimin, Harianto. 2010. Analisis Kinerja Rantai Pasok Agribisnis Sapi Potong: Studi Kasus pada PT Kariyana Gita Utama, Jakarta. J Industri Teknologi Pertan. 20(3):193-205.
Gunasekaran. 2001. Model Evaluasi Kinerja Rantai Pasok. http://digilip.itb.ac.id/files/disk1/68.
Gupta, Vinod, Rai PK, Risam KS. 2012. Integrated Crop-Livestock Farming Systems: A Strategy for Resource Conservation and Environmental Sustainability. Indian Research Journal of Extension Education, Special Issue. 2:49-54.
Hadi U Pajogo. 2012. Manajemen Rantai Pasok Ternak dan Daging Sapi di Nusa Tenggara Timur. Bunga Rampai Rantai Pasok Komoditas Pertanian Indonesia. Bogor (ID): IPB Press.
Janvier, Assey Mbang. 2012. A New Introduction to Supply Chains and Supply Chain Management: Definitions and Theories Perspective. International Business Research. 5(1).
Indrajid RE, Djokopranoto R. 2002. Konsep Managemen Supply Chain: Cara Baru Memandang Rantai Penyediaan Barang. Jakarta (ID): PT Gramedia Widiasarana Indonesia.
IRSA. 2009. Pengaturan Kebijakan Industri Daging Sapi di Indonesia. Jakarta (ID): Indonesia Research Strategic Analysis.
Ilham N, Saptana, Winarso B, Supriadi H, Supadi, dan Saputra YH. 2014. Kajian Pengembangan Sistem Pertanian Terintegrasi Tanaman-Ternak. Laporan Penelitian Teknis. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.
Kementerian Pertanian. 2017. Kinerja 2016 dan Program Pembangunan Pertanian 2017. Jakarta (ID): Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian.
Ilham N, Saptana, Purwoto A, Supriyatna Y, Nurasa T. 2015. Kajian Pengembangan Industri Peternakan Mendukung Peningkatan Produksi Daging. Laporan Akhir. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
Marimin, Maghfiroh N. 2013. Teknik dan Analisis Pengambilan Keputusan Fuzzy Dalam Manajemen Rantai Pasok. Bogor (ID): IPB Press.
[PSEKP] Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 2017. Kinerja 2016 Dan Program Pembangunan Pertanian 2017. Jakarta (ID): Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian.
Pujawan IN. 2005. Supply Chain Management. Edisi Pertama. Denpasar (ID): Guna Widya.
Rahmasari L. 2011. Pengaruh Supply Chain Management terhadap Kinerja Perusahaan dan Keunggulan Bersaing (Studi Kasus pada Industri Kreatif di Provinsi Jawa Tengah). Majalah Ilmiah INFORMATIKA. 2(3):89-103.
Rohmatulloh, Marimin, Mahfud, Nasution MZ. 2009. Kajian Sistem Pengukuran Kinerja Pabrik Gula (Studi Kasus: PG Subang Jawa Barat). J Manajemen dan Agribisnis. 6(1):15-23.
Risenasari H, Daryanto HK. 2011. Analisis Kualitas Pelayanan Restoran Pringjajar digunakan metode QFD melalui matrik HOQ. J Forum Agribisnis. 1(1):20-28.
Saptana, Agustian A, Sunarsih, Mayrowani H. 2006. Analisis Kelembagaan Kemitraan Rantai Pasok Komoditas Hortikultura. Laporan Penelitian Akhir. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Saptana, Agustian A, Sunarsih. 2012. Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management) Komoditas Melon Dan Semangka. Bunga Rampai Rantai Pasok Komoditas Pertanian Indonesia. Bogor (ID): IPB Press.
Saptana, Daryanto A. 2013. Dinamika Kemitraan Usaha Agribisnis Berdayasaing dan Berkelanjutan. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Saptana, Ilham N. 2015. Pengembangan Sistem Integrasi Tanaman Tebu-Sapi Potong di Jawa Timur. Anal Kebijak Pertan. 13(2):149-167.
Setiawan A, Marimin, Arkeman Y, Udin F. 2011. Studi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasok Sayuran Dataran Tinggi di Jawa Barat. Agritech. 31(1):60-70.
Wardani DK, Marimin, Kasutjianingati. 2015. Strategi Peningkatan Kualitas untuk Pasar Internasional Melalui Penerapan Manajemen kualitas Total: Pembelajaran dari Produk Edamame Beku. J Manajemen & Agribisnis. 12(1):36-45.
Zurriyati. 2008. Peningkatan Pendapatan Petani Desa Masda Makmur, Rambah Samo-Riau Dari Pembuatan Kompos Asal Kotoran Sapi Pada Sistem Integrasi Tanaman Ternak. Prosiding. Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor (ID): Puslitbang Peternakan, Badan Litbang Pertanian.