Strategi Budidaya Kakao Berkelanjutan (Theobroma cacao L.) Melalui GAP (Good Agricultural Practices) Berbasis Proyeksi Lahan Produktif 2026-2036
DOI:
https://doi.org/10.51589/m9407c49Kata Kunci:
kakao, Good Agricultural Practices (GAP), sosial ekonomi petani, proyeksi lahan, budidaya berkelanjutanAbstrak
Komoditas kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu tanaman perkebunan strategis yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional melalui penyediaan lapangan kerja, perolehan devisa, serta pemenuhan kebutuhan industri makanan, kosmetik, dan farmasi. Produksi kakao di Indonesia menghadapi tantangan berupa penurunan luas lahan, dampak perubahan iklim, serta serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Penelitian ini memiliki dua tujuan utama. Pertama, menganalisis proyeksi luasan lahan produktif kakao Tahun 2026–2036 serta mengevaluasi penerapan Good Agricultural Practices (GAP) dalam meningkatkan produktivitas budidaya. Kedua, mengkaji peran faktor sosial ekonomi petani dan pendekatan spasial dalam mendukung strategi budidaya kakao yang adaptif dan berkelanjutan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif digunakan untuk memproyeksikan potensi lahan produktif kakao periode 2026–2036 melalui model SARIMA dan ARIMA, dengan dukungan data sekunder dari Tahun 2000 hingga 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun terjadi penurunan luas areal, produksi kakao nasional diperkirakan meningkat, mengindikasikan adanya perbaikan produktivitas melalui penerapan praktik budidaya efisien. Selain itu, faktor sosial ekonomi petani seperti tingkat pengetahuan, persepsi terhadap manfaat GAP, serta partisipasi dalam kelompok tani terbukti berpengaruh signifikan terhadap tingkat adopsi inovasi. Temuan ini menegaskan pentingnya penyuluhan yang kontekstual dan penguatan kelembagaan petani dalam mendukung adopsi GAP. Strategi pengelolaan kakao berkelanjutan yang berbasis data spasial dan sosial-ekonomi diharapkan mampu mendorong produksi yang stabil, kompetitif, dan ramah lingkungan di masa mendatang.
Referensi
Adiyadnya et al. (2024). Pengaruh Jumlah Produksi, Harga Kakao Dunia, dan Nilai Tukar
Terhadap Volume Ekspor Kakao Indonesia Periode 2008-2023. JETISH: Journal of Education Technology Information Social Sciences and Healt.
Arsyad, M., Sabang, Y., Agus, N., Bulkis, S., & Kawamura, Y. (2020). Intercropping farming system and farmers income. Agrivita. (n.d.). Asare, R., Afari-Sefa, V., Osei-Owusu, Y., & Pabi, O. (2014). Cocoa agroforestry for increasing forest connectivity in a fragmented landscape in Ghana. Agroforestry Systems, 88(6), 1143–1156. https://doi.org/10.1007/s10457-014-9688-3.
Badan Pusat Statistik. (2024). BPS-Statistics Indonesia.
Beg, M. S., Ahmad, S., Jan, K., & Bashir, K. (2017). Status, supply chain and processing of cocoa - a review. in Trends in Food Science and Technology (Vol. 66, pp. 108–116). Elsevier Ltd. https://doi.org/10.1016/j.tifs.2017.06.007.
Dhamira, A., & Anggrasari, H. (2024). Indonesian Climatic Factors and Its Effect on Cocoa Productivity. In West Science Interdisciplinary Studies (Vol. 02, Number 05).
Gockowski, J., & Sonwa, D. (2011). Cocoa intensification scenarios and their predicted impact on CO 2 emissions, biodiversity conservation, and rural livelihoods in the Guinea rain forest of West Africa. Environmental Management, 48(2), 307–321. https://doi.org/10.1007/s00267-010-9602-3.
Iftitah, G., Yekti, A., & Suryaningsih, Y. (2021). Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Implementasi Good Agricultural Practices (Gap) Tanaman Padi Di Kecamatan Panarukan Kabupaten Situbondo Analysis of Factors Affecting the Implementation Of Good Agricultura Practices (Gap) For Rice Plants In Panarukan Subdistrict, Situbondo Regency (Vol. 5, Number 1).
Maghfiroh, C. N., & Putra, E. T. S. (2020). Morphological characters of root and yield of three cocoa (Theobroma cacao L.) clones in the field with dead-end trench. Ilmu Pertanian (Agricultural Science), 5(2), 58. https://doi.org/10.22146/ipas.51284.
Maghfiroh, C. N., Putra, E. T. S., & Hs, E. S. D. (2020). Root detection by resistivity imaging and physiological activity with the dead-end trench on three clones of cocoa (Theobroma cacao). Biodiversitas, 21(6), 2794–2803. https://doi.org/10.13057/biodiv/d210656.
Maghfiroh, C.N. Putra, E.T.S. (2024). Pengaruh Rorak terhadap Karakteristik Tanah di Perkebunan Kakao (Theobroma cacao L. Kultiva 1(1), 1-5. https://doi.org/10.57251/kultiva.v1i1.1463.
Mubarokah, N., Rachman, L. M., & Tarigan, S. D. (2020). Analysis of Carriying Capacity of Crop Agricultural Land in Cibaliung Watershed, Banten Province. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia, 25(1), 73–80. https://doi.org/10.18343/jipi.25.1.73.
Muhammad Ghufron Rosyady, Setiyono, S., Gatot Subroto, & Dyah Ayu Savitri. (2022). Pengembangan Desa Sentral Kakao Berkelanjutan Melalui Penerapan Good Agriculture Practices (GAP). PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 279–283. https://doi.org/10.54259/pakmas.v2i2.1044.
Negeri, P., Mastrip, J. J., & Timur-Indonesia, J.-J. (n.d.). Seed Viability and Seedling Growth Of Sulawesi 01 And Iccri 08 Cacao Plant Clones (Theobroma cacao L.) Canggih Nailil Maghfiroh*, Amalia Malik. https://doi.org/10.32663/ja.v21i2.4916.
Olutegbe, N. S., & Sanni, A. O. (2021). Determinants of Compliance to Good Agricultural Practices among Cocoa Farmers in Ondo State, Nigeria. Caraka Tani: Journal of Sustainable Agriculture, 36(1), 123–134. https://doi.org/10.20961/carakatani.v36i1.44894.
Wahyuni, S., & Ndewes, M. E. (2023). Peningkatan Kapasitas Petani Untuk Menghasilkan Biji Kakao Premium Melalui Teknologi Good Agriculture Practice. JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri), 7(1), 306. https://doi.org/10.31764/jmm.v7i1.12064.
Unduhan
Diterbitkan
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 Canggih Nailil Maghfiroh, Amalia Malik, Rallyanta Tarigan, Dian Rizky

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.