PROSPECT FOR FARMERS’ ADOPTION OF TRUE SHALLOT SEED

Authors

  • Bambang Sayaka Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
  • Sahat M. Pasaribu Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
  • Saktyanu Kristiantoadi Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Keywords:

adopsi, bawang merah, biji botani, hasil, umbi mini, adoption, mini bulb, shallot, true shallot seed, yield

Abstract

Upaya peningkatan produksi bawang merah ditempuh melalui Program Lipat Ganda (PROLIGA) bawang merah dengan adopsi biji botani bawang merah atau True Shallot Seed (TSS) karena berbagai kelebihan, antara lain biaya benih murah, volume benih lebih sedikit, lebih tahan lama disimpan, dan potensi hasilnya lebih tinggi. Makalah ini bertujuan mengulas prospek adopsi TSS oleh petani berdasarkan ulasan (review) berbagai publikasi dan laporan hasil penelitian maupun proyek percontohan. Produksi TSS di Indonesia belum pada skala komersial, tetapi masih dalam skala percobaan. TSS yang digunakan untuk pilot proyek merupakan benih impor karena produksi TSS di dalam negeri masih sangat terbatas. Petani umumnya lebih memilih menanam umbi mini dibanding TSS karena masa tanam yang lebih singkat. Pada taraf tertentu potensi hasil TSS lebih tinggi dari benih umbi. TSS memiliki beberapa kelemahan, yaitu perlu pesemaian 5−7 minggu, daya tumbuh TSS menjadi umbi mini relatif rendah, dan penyakit yang membuat batang tanaman tumbuh bengkok. Penanaman bawang merah menggunakan TSS memerlukan waktu lebih lama dibanding menggunakan umbi mini maupun umbi. Peningkatan skala produksi untuk pasokan TSS di dalam negeri dan jaringan produsen umbi mini dengan petani akan dapat meningkatkan adospi TSS.

References

Affholder F, Poeydebat C, Corbeels C., Scopel E, Tittonell P. .2013. The yield gap of major food crops in family agriculture in the tropics: Assessment and analysis through field surveys and modelling. Field Crops Research 143 (2013) 106–118.

Agung IGAMS, Diara IW. 2017. Pre-sowing treatment enhanced germination and vigour of true shallot (Allium cepa var. aggregatum) Seeds. Int J Environ Agric Biotechnol. j(2(6):3262-3267.

Askhari-Khorasgani O, Pessarakli M. 2019. Agricultural management and environmental requirements for production of true shallot seeds - a review. Adv. Plants & Agric. Res. 9(2):318-322.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 2007. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Bawang Merah. Edisi Ke-2. Jakarta (ID). Departemen Pertanian

[Balitsa] Balai Penelitian Tanaman Sayuran. 2018. Teknologi produksi lipat ganda (Proliga) bawang merah 40 ton/ha asal TSS (True Shallot Seed) di Brebes Jawa Tengah. Warta Hasil Pertanian. 3:.

Bank Indonesia. 2020. Inflasi IHK Januari 2020 Terkendali. Tim Pengendali Inflasi Pusat [Internet]. Available from: www.bi.go.id/id/ moneter/koordinasi-pengendalian-inflasi/highlight-news/Contents/Analisis%2520Inflasi%2520 Januari%25202020.pdf+&cd=5&hl=id&ct=clnk&gl=id. Downloaded on 7 June 2020.

Bengkulutoday.com. 2019. Bawang merah TSS mulai beradaptasi di Bengkulu [Internet]. Available from:https://www.bengkulutoday.com/bawang-merah-tss-mulai-beradaptasi-di-bengkulu. Downloaded on 6 June 2020.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik tanaman sayuran dan buah-buahan semusim 2018. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

[BPS] Badan Pusat Statistik. 2015. Berita Resmi Statistik : Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Tahun 2014. No. 53/08/35/Th.XIII, 3 August 2015. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik

Basuki, RS. 2009. Analisis Kelayakan Teknis dan Ekonomis Teknologi Budidaya Bawang Merah dengan Biji Botani dan Benih Umbi Tradisional. J. Hort. 19(2):214-227.

Basuki RS, L. van den Brink. 2010. Teknik Produksi Bawang Merah Menggunakan Biji Botani. Lembang (ID):Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Dinas Pertanian Jawa Timur. 2015. Laporan Luas Panen Habis Tanaman Sayuran dan Buah-Buahan Semusim [Internet]. Available from: http://pertanian.jatimprov.go.id. Downloaded on : 1 September 2015.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2018. Hemat 77 persen, rahasia teknologi benih TSS bawang merah [Internet]. Available from: http://hortikultura.pertanian.go.id/?p=2719. Downloaded on 6 June 2020.

Hakim AR, Rajiman, Nalinda R. 2017. Analisis nilai ekonomi usahatani bawang merah Allium cepa L.) Off-season dan in-season pada lahan pasir pantai (studi kasus di desa Srigading Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul DIY). SEPA 14 (1):53-60.

Hasan F. 2019. Efisiensi keuntungan usahatani bawang merah di Kabupaten Nganjuk: pendekatan stokastik frontier. J Soc Econ Agric.8(1):94-103.

Herlita M, Tety E, Khaswarina S. 2016. Analisis pendapatan usahatani bawang merah (Allium ascalonicum) di Desa Sei.Geringging Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar (income analysis of onion [allium ascalonicum] farming in Sei.Geringging Village Kampar Kiri District Kampar Regency). Jom Faperta 3(1):1-12.

Hidayat, I. M. 2011. Perakitan varietas bawang merah (umbi dan tss) daya hasil tinggi (12 ton/ha menjadi 20 ton/ha) dalam mendukung pengembangan kawasan bawang merah. Warta Hasil Penelitian No. 04:

Kabarbisnis.com. 2020. Ewindo genjot penjualan benih bawang merah TSS dua kali lipat di 2020 [Internet]. Available from: https://www.kabarbisnis. com/read/2895931/ewindo-genjot-penjualan-benih-bawang-merah-tss-dua-kali-lipat-di-2020. Downloaded on 5 June 2020.

[Kemdag] Kementerian Perdagangan. 2014. Tinjauan Pasar Bawang Merah. Edisi: Bawang Merah/Jan/2014. Jakarta (ID): Kementerian Perdagangan

[Kemdag] Kementerian Perdagangan. 2016. Profil komoditas barang kebutuhan pokok dan barang penting komoditas bawang merah. Jakarta (ID): Kementerian Perdagangan

Kiloes AM, Hilman Y, Rosliani R. 2016. Respons petani terhadap pengenalan teknologi perbenihan bawang merah menggunakan True Shallot Seed (TSS) dan umbi mini melalui demplot di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, pp. 365-372 Dalam R Suhartanto, M. Syukur, M. Surahman, S. Ilyas, A. Junaedi, A. Kurniawati, S. Marwiyah, H. Furqoni, F. Amanda (Penyunting) Prosiding Seminar Nasional dan Kongres Perhimpunan Agronomi Indonesia 2016. 1162p.

Kravchenko AN, Snapp SS, Robertson GP. 2017. Field-scale experiments reveal persistent yield gaps in low-input and organic cropping systems. PNAS 114(5):926-931. DOI: www.pnas.org/cgi/ 10.073/pnas/1612311114.

Kurniasari L., Palupi ER, Hilman Y, Rosliani R. 2017. Peningkatan produksi benih botani bawang merah Allium cepa var. ascalonium di dataran rendah subang melalui aplikasi BAP dan introduksi Apis cerana [increasing true shallot production (Allium cepa var. ascalonium) in lowland area through the application of bap and introduction of Apis cerana]. J. Hort. 27(2):201-208.

Maintang, Rauf AW, Ilyas A, Syarintang, Syamsuri R. 2019. Pengaruh varietas dan jarak tanam pada budidaya bawang merah asal biji (True Shallot Seed/TSS) di Kabupaten Bantaeng. J Pengkaj dan Pengemb Teknol Pertan. 22(1):97-106.

Nurjanani and Djufry F. 2018. Uji Varietas beberapa varietas bawang merah untuk menghasilkan biji botani di dataran tinggi Sulawesi Selatan. J. Hort. (28): 201-208.

Palupi ER, Manik F, Suhartanto MR. 2017. Can we produce true seed of shallot (TSS) from small size shallot set? J Trop Crop Sci.4(1):26-31.

Pangestuti R, Sulistyaningsih E. 2011. Potensi Penggunaan True Shallot Seed (TSS) sebagai sumber benih bawang merah di indonesia, dalam Prosiding Semiloka Nasional Dukungan Agro-Inovasi untuk Pemberdayaan Petani. Kerjasama UNDIP, BPTP Jateng, dan Pemprov Jateng, 14 Juli 2011. Semarang (ID):. pp. 258-266.

Pasaribu SM. 2015. Risiko usahatani: strategi pengendalian dengan program asuransi pertanian. dalam Irawan B. et al.: Panel Petani Nasional: mobilisasi sumberdaya dan penguatan kelembagaan pertanian. Bogor (ID):Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian. Bogor.

Pasaribu SM, Tarigan H. 2015. Transformasi lembaga keuangan mikro agribisnis (lkm-a) menjadi lembaga keuangan mandiri perdesaan. laporan kajian analisis kebijakan. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.

Pilarpertanian.com. 2018. Proliga bawang merah asal biji memberi harapan baru pada petani Cirebon [Internet]. Availablefrom:https://pilarpertanian.com/ proliga-bawang-merah-asal-biji-memberi-harapan-baru-pada-petani-cirebon.

Prahardini PER and Sudaryono T. 2018. The True Seed of Shallot (TSS) Technology production on trisula variety in East Java. J-PAL 9(1):27-32.

PT East West Seed Indonesia. 2015. Marketing prospect analysis of mini tuber and true shallot seed (TSS) in East Java. Research Collaboration between PT East West Seed Indonesia and Prisma. Jakarta (ID): PT East West Seed Indonesia.

PT East West Seed Indonesia. 2014. SOP penanaman (TSS) penanaman bawang merah cap panah merah menjadi umbi bibit G0. PT East West Seed Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Bina Tani Sejahtera. Versi 2:17.

[Pusdatin] Pusat Data dan Informasi Pertanian 2015. Buletin analisis perkembangan harga komoditas pertanian. Maret 2015.. Jakarta (ID): Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian.

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. 2016. Dengan inovasi, hortikultura menembus pasar bebas. Laporan Tahunan Puslitbang Hortikultura Tahun 2015. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

Rachmat M., Sayaka B, Mayrowani H, Kustiari R, Darwis V, dan Muslim C. 2014. Kajian Kebijakan Pengendalian Impor Produk Hortikultura. Laporan Teknis. Bogor (ID): Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian.

Radarcirebon.com. 2019. Hasil panen bawang merah Varietas Sanren lebih unggul [Internet]. Available from: https://www.radarcirebon.com/2019/08/18/ hasil-panen-bawang-merah-varietas-sanren-lebih-unggul/. Downloaded on 6 June 2020.

Republika.co.id. 2017. Terobosan Lombok Timur tingkatkan produktivitas bawang merah [Internet]. Available from: https://www.republika.co.id/berita/ ekonomi/makro/16/11/17/ogs5op415-terobosan-lombok-timur-tingkatkan-produktivitas-bawang-merah. Downloaded on 6 June 2020.

Rosliani M. 2015. Teknologi Perbenihan Bawang Merah melalui True Shallot Seed untuk menyediakan kebutuhan benih bermutu berkesinambungan, hal. 31-34. Dalam I Djatnika, MJA Syah, D Widiastoety, MP Yufdy, S Prabawati, S Pratikno, dan O Luthfiyah (Penyunting). Inovasi hortikultura pengungkit peningkatan pendapatan rakyat. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Rosliani R, Hilman Y, Sulastrini I, Yufdy MP, Sinaga R, Hidayat IM. 2018. Evaluasi paket teknologi produksi benih TSS bawang merah varietas Bima Brebes di dataran tinggi (Evaluation of the packages TSS seed production technology of Bima Brebes varieties in the highland). J. Hort. 28(1):67-76.

Sari EV. 2015. Inflasi Terjadi pada Maret, Bawang Merah Penyebabnya. CNN Indonesia.Edisi 1 April 2015 [Internet]. Available from:http://www. cnnindonesia.com. Downloaded on 3 September 2015.

Sembiring A, Rosliani R, Simatupang S, Prahardini PER, Rustini S. 2018. Kelayakan finnasial poduksi true shallot di Indonesia (studi kasus: Sumatera Utara, Jawa Timur, and Jawa Tengah) [feasibility study of true shallot seed production in Indonesia (case study: North Sumatera, East Java, and Central Java)]. J. Hort. 28(2): 289-298.

Sinar Tani. 2015. Budidaya bawang merah ramah lingkungan. Edisi19-25 Agustus 2015. Jakarta.

Sopha G.A. 2014. Tehnik produksi True Shallot Seed (TSS). IPTEK Hortikultura 10:1-4. Jakarta (ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

Sopha GA, Sumarni N, Setiawati W, Suwandi. 2015. Teknik penyemaian benih True Shallot Seed untuk produksi bibit dan umbi mini (sowing technique of true shallot seed to produce seedling and set of shallot). J Hort.25(4):318-330.

Sumarni, Sopha GA, Gaswanto. 2012. Respons tanaman bawang merah asal biji true shallot seed terhadap kerapatan pada musim hujan. J. Hort. 22(1):23-28.

Sumarni N., Sopha GA, Suwandi, Basuki RS. 2014. Budidaya bawang merah dari TSS (True Shallot Seed). . Lembang (ID) :Balai Penelitian Sayuran, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian

Suwandi. 2010. Teknologi Perbenihan Bawang Merah Melalui TSS True Shallot Seed). Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Suwandi. 2014. Dukungan dan Pendampingan dalam Implementasi Rencana Aksi Bawang Merah dan Cabai Merah. Jakarta.(ID): Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.

Suwandi, Sopha GA, Hermanto C. 2016. Petunjuk teknis (juknis) proliga bawang merah 40 t/ha asal TSS (=True Shallot Seed). Lembang (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Litbang Pertanian..

Swadaya online.com. 2018. Teknologi proliga bawang merah tembus produktivitas 42 ton per hektar [Internet]. Availablefrom:http://www. swadayaonline.com/artikel/1754/Teknologi-Proliga-Bawang-Merah-tembus-produktivitas-42-ton-per-hektar/. Downloaded on:

Technical Team Bawang Merah. 2013. Penanaman benih bawang merah (TSS = True Shallot Seed) menjadi umbi bibit dan umbi berkualitas.. Purwakarta (ID): PT East West Seed Indonesia.

Van den Brink L, Basuki RS. 2012. Production of true seed shallots in Indonesia, pp. 115-120 In S. De Neve et al. (Editors) Proc. First IS on Sustainable Vegetable Production in South East Asia. Acta Hort. 958. DOI: 10.17660/ActaHortic.2012.958.12

Waluyo N, Sinaga R. 2015. Bawang Merah yang Dirilis oleh Balai Penelitian Tanaman Sayuran. IPTEK Tanaman Sayuran No. 004 21 Januari 2015. Lembang (ID): Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Widiarti W, Wijaya I, Umarie I. 2017. Optimalisasi teknologi produksi true shallot seed (biji biologi) bawang merah. Agritrop 15(2):203-216.

Widjojo RB, Sulistyaningsih E, Wibowo A. 2020. Growth, yield and resistance of three cultivars on three seed shallots to twisted diseasewith salisylic acid application. J Sustain Agric.35(1):1-11.

Downloads

Published

2021-01-25

How to Cite

Sayaka, B., Pasaribu, S. M., & Kristiantoadi, S. (2021). PROSPECT FOR FARMERS’ ADOPTION OF TRUE SHALLOT SEED. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 38(1), 53–66. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/3571