Gejala Pergeseran Kelembagaan Upah pada Pertanian Padi Sawah

Authors

  • Sri Hery Susilowati

Keywords:

working-relation institution, fixed wage, kelembagaan hubungan kerja, moral hazard, patron-client, bawon, kedokan, upah tetap

Abstract

English
Technology causes changes in agricultural production and institutional systems. In term of working-relation institution, a change from in-kind (bawon and kedokan) payment system to cash (daily and contract) system is more efficient to the land owners in reducing harvesting costs. However, daily and contract payments could raise moral hazard carried out by the workers in terms of working intensity and quality. An alternative implemented by the land owners to control moral hazard is through establishment of patron-client relation with permanent workers.  


Indonesian
Teknologi telah menyebabkan perubahan  pada sistem produksi maupun tatanan kelembagaan pertanian. Dalam kelembagaan hubungan kerja pertanian, perubahan sistem pengupahan dari sistem bawon dan kedokan ke sistem pengupahan tetap, baik harian maupun borongan, dipandang oleh pemilik lahan merupakan cara yang lebih efisien dalam mengurangi biaya panen. Namun, pada dasarnya sistem pengupahan harian dan borongan memberi peluang buruh tani untuk melakukan kecurangan (moral  hazard)  baik dalam intensitas jam kerja maupun kualitas kerja. Salah satu strategi yang dilakukan pemilik lahan untuk menekan munculnya moral hazard adalah dengan membangun hubungan patron-client dengan buruh tani melalui penggunaan buruh langganan dan buruh tetap.

Author Biography

Sri Hery Susilowati

Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial Ekonomi Pertanian

Downloads

Published

2016-08-18

How to Cite

Susilowati, S. H. (2016). Gejala Pergeseran Kelembagaan Upah pada Pertanian Padi Sawah. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 23(1), 48–60. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/1428