Factors Affecting Circular Economy Promotion in Indonesia: The Revival of Agribusiness Partnership

Authors

  • Sahat Pasaribu

Keywords:

kelestarian lingkungan, pembangunan regional, peran kelembagaan pertanian, pertanian organik, sistem usahatani terintegrasi, Role of institutions, integrated farming systems, regional development, organic agriculture, environmentally sustainable

Abstract

Indonesian
Konsep ekonomi sirkuler sebenarnya telah dilakukan sejak lama di Indonesia, khususnya pada industri besar dan menengah, namun belakangan ini perencanaan pembangunan ekonomi kurang memperhatikannya.  Perusahaan-perusahaan pabrik kertas dan perkebunan besar termasuk diantara usaha ekonomi yang melaksanakan konsep ini.  Pada skala ekonomi yang lebih kecil dalam bidang pertanian, kerjasama antara perusahaan besar dengan pertanian rakyat sudah berlangsung dengan baik, memberikan keuntungan ekonomi, memperbaiki kualitas lingkungan dan menjanjikan persaingan yang kompetitif. Masyarakat sebenarnya sudah menerapkan konsep ekonomi sirkuler pada sistem usahatani terintegrasi yang mereka lakukan,  namun  perkembangannya masih kurang memuaskan. Faktor-faktor yang terkait dengan kelembagaan sangat berperan dalam mempromosikan konsep ekonomi sirkuler ini di pedesaan dan menjadi penentu keberhasilan program kemitraan hingga mencapai level tertentu.  Melalui kerjasama model kemitraan sebagai perwujudan konsep ekonomi sirkuler, ketiga pilar ekonomi, yakni lembaga pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat harus saling mendukung dan berpartisipasi menurut kapasitasnya masing-masing memberikan sumbangan pada pembangunan ekonomi regional. Pemerintah sebagai fasilitator dan regulator, perusahaan swasta sebagai penghela usaha, dan masyarakat sebagai pemasok bahan baku atau pelaku usaha kecil harus saling berinteraksi, bekerjasama dan berpartisipasi dalam program pembangunan ekonomi.  Makalah ini menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep ekonomi sirkuler untuk mempercepat bangkitnya ekonomi rakyat melalui kemitraan agribisnis.
    

English
Circular economy concept has been less considered in the global framework of economic development in Indonesia during the past decade, although the concept has been continually applied in many medium and large industries.  Pulp and paper enterprises and estate crops agro-industries are among the companies included in this economic trend.  To a smaller economic development, the implementation of circular economy movement in especially agricultural fields has been benefiting rural people, enhancing quality of environment, and promising competitive advantage. Small-scale integrated farming systems have been widely adopted this concept but lack of improvement. Institutional factors have played significant role in promoting circular economy in rural areas.  Institutional role, in this context, is very instrumental to gear regional development towards certain level of improvement.  Through circular economy partnership, the three pillars of development: government, private sector, and rural people are each in the right position to lead in every steps of regional economic development program. These institutions are expected to function as regulator agency to facilitate related activities, as enterprise organization to give hand to initiate and develop certain production, and as supporting society to participate in any programs/activities to achieve certain goals.  This paper addresses influencing factors to promote circular economy to accelerate the revival of people’s regional economy through agribusiness partnership.

Author Biography

Sahat Pasaribu

Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Downloads

Published

2016-08-18

How to Cite

Pasaribu, S. (2016). Factors Affecting Circular Economy Promotion in Indonesia: The Revival of Agribusiness Partnership. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 24(2), 135–144. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/1417