Pola pengembangan ternak dan upaya peningkatan pemanfaatan lahan kering di Nusa Tenggara Barat
Abstract
IndonesianPemeliharaan ternak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem usahatani di wilayah NTB. Pemilikan ternak hampir merata di wilayah ini, dan umumnya didominasi oleh ternak-ternak dari golongan ruminansia besar dalam hal ini sapi dan kerbau. Pemilikan sapi dan kerbau rata-rata 3-4 ekor per kepala keluarga, dan ternak-ternak ini banyak yang dilepas dalam pemeliharaannya. Motivasi petani untuk memiliki ternak sapi dan kerbau umumnya didominasi oleh motivasi untuk tujuan tabungan multiguna antara lain, untuk mendapatkan tenaga pengolahan lahan, untuk meningkatkan status sosial, dan yang tak kalah pentingnya untuk memenuhi keinginan naik haji. Pola pemeliharaan ternak yang dilepas tanpa kontrol yang umum diterapkan di sebagian besar wilayah NTB, ternyata tidak compatible dengan upaya peningkatan pemanfaatan lahan kering (pekarangan, tegalan dan ladang). Sampai saat ini, ternak sapi dan kerbau banyak yang merusak tanaman petani di ketiga jenis lahan tersebut. Makalah ini mencoba menyoroti permasalahan ini dan sekaligus mengajukan alternatif pola pemeliharaan ternak yang dapat menunjang peningkatan produktivitas lahan kering di wilayah NTB.
Downloads
Published
2016-09-09
How to Cite
Jamal, E., & Erwidodo, nFN. (2016). Pola pengembangan ternak dan upaya peningkatan pemanfaatan lahan kering di Nusa Tenggara Barat. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 9(1), 46–55. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/1275
Issue
Section
Articles