Tingkat penerapan diversifikasi usahatani dan pengaruhnya terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja
Abstract
IndonesianTulisan ini ingin melihat tingkat diversifikasi usahatani pada lahan sawah beririgasi dan pengaruhnya terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Penelitian dilakukan di Kabupaten Ngawi dan Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur tahun 1987/1988, pada lahan sawah dengan melihat perbedaan sumber irigasi. Di tingkat petani aktivitas diversifikasi usahatani pada lahan sawah telah berjalan baik. Intensitas tanaman rata-arta sebesar 282,94 persen menunjukkan pemanfaatan lahan cukup intensif. Dalam pendayagunaan lahan masih terlihat kecenderungan petani untuk menanam padi. Beberapa faktor seperti nilai tambah dan prasarana yang lebih baik serta resiko yang relatif kecil mendukung kecenderungan tersebut. Peranan padi dalam pemanfaatan lahan sebesar 60,74 persen, sedangkan peranan padi terhadap pendapatan usahatani sebesar 62,41 persen atau 35,2 persen terhadap pendapatan rumahtangga total. Dalam penyerapan tenaga kerja, usahatani padi relatif lebih intensif dibanding palawija. Dengan dominannya peranan padi tersebut, maka di tingkat petani tingginya tingkat diversifikasi usahatani tidak berperan besar dalam peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan petani. Hal ini berarti pada lahan beririgasi, diversifikasi usahatani tidak banyak diharapkan berperan besar dalam peningkatan penyerapan tenaga kerja dan pendapatan tersebut, kecuali apabila diciptakan terobosan teknologi produksi yang mampu meningkatkan produktivitas (palawija) dan yang dapat menekan resiko produksi.
Downloads
Published
2016-09-13
How to Cite
Rachmat, M., & Hutabarat, B. (2016). Tingkat penerapan diversifikasi usahatani dan pengaruhnya terhadap pendapatan dan penyerapan tenaga kerja. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 6(2), 23–32. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/1220
Issue
Section
Articles