Prospek "Rice Garden" di Indonesia
Abstract
IndonesianTehnik bercocok tanam "rice garden" telah dipraktekkan pertama kali oleh seorang petani di Philipina bernama Lorenzo. P. Jose. Petani tersebut melakukan cara ini pada sebidang tanah sawah seluas kurang lebih satu hektar lalu dibagi menjadi tigabelas petak kecil. Petak-petak sawah tersebut ditanami berturut-turut dalam selang satu minggu sehingga dapat dipanen setiap minggu. Oleh IRRI teknik ini telah disempurnakan lagi sehingga memperoleh hasil maupun pendapatan yang lebih tinggi. Tehnik "rice garden" yang telah disempurnakan IRRI, dicoba kembali di Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukamandi dengan mempergunakan lahan yang hampir sama dibagi dalam tigabelas petak (750 m2/petak). Hasil gabah rata-rata yang diperoleh dari tehnik ini adalah 267,3/petak/minggu, dengan pendapatan Rp 25.393,50 (harga gabah Rp 95,00/kg) sedang biaya produksi yang dikeluarkan perpetak/minggu adalah Rp 19.471,50. Keuntungan bersih diperoleh sebesar Rp 5.922/petak/minggu. Keuntungan tersebut masih belum memuaskan bila dibandingkan dengan hasil yang dicapai di IRRI.
Downloads
Published
2016-09-14
How to Cite
R., S., Fagi, A. M., A., S., & Pirngadi, K. (2016). Prospek "Rice Garden" di Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 1(2), 1–10. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/1166
Issue
Section
Articles