Tataniaga Kentang Sumatera Barat Keluar Daerah: Studi Kasus di Kecamatan Banuhampu Sungai Puar Kabupaten Agam ke Pakan Baru

Authors

  • Buharman B

Abstract

Indonesian
Kentang termasuk komoditi pangan yang cukup penting karena merupakan sumber protein dan karbohidrat yang tinggi. Konsumsi kentang Indonesia relatif rendah (1 gk/kapita/tahun) dibanding negara lain. Perkembangan penduduk dan perbaikan pendapatan merupakan faktor penunjang dalam meningkatkan produksi, tetapi sebaliknya produksi kentang di Sumatera Barat dalam 5 tahun terakhir tidak menunjukkan peningkatan yang berarti. Rendahnya harga dan meningkatnya biaya masukan dianggap sebagai penyebab tidak meningkatnya produksi. Pembuktian lebih lanjut dari anggapan ini dilihat dengan melakukan analisa biaya produksi serta analisa penyebaran harga dari produsen hingga konsumen. Dari biaya korbanan langsung sebesar Rp 844.650 diperoleh keuntungan Rp 594.190 (B/C=1,7) pada tingkat produksi rata-rata 8,39 ton/ha. Saluran utama dalam tataniaga kentang terdiri atas 4 mata rantai. Analisa penyebaran hanya menunjukkan bahwa besarnya margin petani adalah 64,15 persen pada level harga Rp 170/kg margin biaya 19,73 persen dan margin keuntungan 16,12 persen. Biaya tataniaga sebagian besar diserap untuk transport cost disamping ini selama pemasaran terjadi penyusunan sebesar 8,5 persen.

Author Biography

Buharman B

Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Downloads

Published

2016-09-14

How to Cite

B, B. (2016). Tataniaga Kentang Sumatera Barat Keluar Daerah: Studi Kasus di Kecamatan Banuhampu Sungai Puar Kabupaten Agam ke Pakan Baru. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 1(2), 37–47. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/1163