Analisis Faktor Penyebab Alih Fungsi Lahan Sawah Menjadi Sawit di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
DOI:
https://doi.org/10.21082/akp.v14i1.1-15Keywords:
oil palm, conversion, incentive, land rent, sustainable land for food agriculture, kelapa sawit, alih fungsi, insentif, lahan pertanian pangan berkelanjutanAbstract
One-Million Hectares of Oil Palm Plantation Program in 2000 was deemed as the starting point of lowland conversion in East Tanjung Jabung Regency. This study aims to review the impact of development policy in the past on lowland conversion, to compare costs and incomes between those of paddy farming and oil palm plantation business, and to analyze constraints to implement the target of Sustainable Land for Food Agriculture Protection (PLP2B) Program. Primary data were collected from observation, focus group discussion, and in-depth interview with resource persons, survey and Landsat Imaginary data. Secondary data were gathered from the institutions at provincial and regency levels. This study explored both qualitative and quantitative methods as well as by overlay of maps in 2006, 2010 and 2014. Development policy inconsistency is influenced by change in regency government leadership with the new mission not well integrated with the previous programs. On the other hand, land rent of paddy farm was much less than that of oil palm plantation. There are some constraints to implement the PLP2B Program, namely weak Regional Regulations, lack of coordination among the Regional Government institutions, and limited development budget. It is suggested that the Regency Government to evaluate PLP2B Program target by considering some limiting factors, issuing the Regent's Regulation dealing with incentives to farmers and program coordinators, and controlling the regional planning.
Abstrak
Program Satu Juta Hektare Lahan Sawit tahun 2000 merupakan titik awal terjadinya alih fungsi lahan sawah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kebijakan pembangunan pada masa lalu terhadap kejadian alih fungsi lahan sawah, perbandingan biaya dan pendapatan usaha tani padi dengan kelapa sawit, dan tantangan yang dihadapi dalam mewujudkan target PLP2B. Data primer dikumpulkan melalui observasi, diskusi kelompok, wawancara mendalam dengan narasumber terpilih, survei, serta data Citra Landsat; sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah di Provinsi Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode yang digunakan adalah kombinasi kualitatif deskriptif dan kuantitatif serta overlay peta penggunaan lahan tahun 2006, 2010, dan 2014. Inkonsistensi kebijakan pembangunan dilatari terjadinya pergantian pimpinan daerah yang misinya kurang terintegrasi dengan program pembangunan pertanian sebelumnya serta terdapat kesenjangan land rent di mana pendapatan dari lahan sawah jauh lebih rendah dibanding kelapa sawit dengan luasan yang sama. Tantangan menerapkan Perda PLP2B sangat berat: kurang memadainya regulasi, lemahnya koordinasi antarinstansi pemerintah terkait, hingga keterbatasan dana pembangunan. Pemerintah daerah disarankan mengkaji kembali target PLP2B dengan memperhatikan faktor-faktor pembatas, menerbitkan Peraturan Bupati sehingga dapat diatur jenis dan besaran nilai insentif yang diterima petani serta koordinator program serta pengetatan pengawasan implementasi RTRW.
Downloads
References
AntaraJambi.com. 2012 Jul 12. Warga desak Menhut cabut alih fungsi hutan [Internet]. Jambi (ID): jambi.antaranews.com; [diunduh 2014 Jun 12]. Tersedia dari http://m.antarajambi.com/berita/ 297882/warga-desak-menhut-cabut-alih-fungsi-hutan.
Arsyad S. 2006. Konservasi tanah dan air. Bogor (ID): IPB Press.
Astuti UP, Wibawa W, Ishak A. 2011. Faktor yang memengaruhi alih fungsi lahan pangan menjadi kelapa sawit di Bengkulu: kasus petani di Desa Kungkai Baru. Dalam: Urgensi dan strategi pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian; 2011 Jul 7; Bengkulu, Indonesia [Internet]. Bengkulu (ID): Universitas Bengkulu; [diunduh 2015 Nov 1]. Tersedia dari: http://repository.unib.ac.id/128/1/16-Alih%20%20 Fungsi%20%20Lahan%20%20_UNIB_.pdf. hlm. 189-195.
Bappeda Provinsi Jambi. 1996. Sasaran Repelita tahunan (Sarlita). Jambi (ID): Bappeda Provinsi Jambi.
Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2005. Rencana pembangunan jangka panjang tahun 2006–2015 Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tanjung Jabung Timur (ID): Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2006. Rencana kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tanjung Jabung Timur tahun 2007. Tanjung Jabung Timur (ID): Bappeda Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Barlowe R. 1978. Land resource economics. New Jersey (US): Printice Hall.
[BLHD Provinsi Jambi] Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi. 2014. Buku data status lingkungan hidup daerah Provinsi Jambi tahun 2014. Jambi (ID): Badan Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Jambi.
[BPS Kabupaten Tanjung Jabung Timur] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2014. Data dan informasi Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Tanjung Jabung Timur (ID): Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
[BPS Provinsi Jambi] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2004. Jambi dalam angka tahun 2004. Jambi (ID): Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
[BPS Provinsi Jambi] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2007. Jambi dalam angka tahun 2007. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
[BPS Provinsi Jambi] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2010. Jambi dalam angka tahun 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
[BPS Provinsi Jambi] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2012. Jambi dalam angka tahun 2012. Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
[BPS Provinsi Jambi] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2013. Jambi dalam angka tahun 2013. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
[BPS Provinsi Jambi] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2014. Jambi dalam angka tahun 2014. Jambi (ID): Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
[BPS Provinsi Jambi] Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi. 2015. Jambi dalam angka tahun 2015. Jambi (ID): Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi.
Busyra, Andri BS, Endrizal. 2014. Optimalisasi lahan suboptimal rawa pasang surut melalui pengelolaan tanaman terpadu dan peningkatan indek pertanaman. Dalam: pengembangan teknologi pertanian yang inklusif untuk memajukan petani lahan suboptimal. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal; 2014 Sep 26-27; Palembang, Indonesia. Palembang (ID): PUR-PLSO Universitas Sriwijaya. hlm.1-7.
Dabukke FBM, Iqbal M. 2014. Kebijakan pembangunan pertanian Thailand, India, dan Jepang serta implikasinya bagi Indonesia. AKP. 12(2):87-101.
Daulay AR. 2004. Regional autonomy and sustainable development in Indonesia; the case of oil palm development in Jambi Province [Thesis]. [Brisbane (AU)]: University of Queensland.
Ditjen Perkebunan. Keputusan Dirjen Perkebunan nomor 211/Kpts/RC.110/8/2012 tentang satuan biaya maksimum per hektare pembangunan kebun peserta program revitalisasi perkebunan tahun 2012. Jakarta (ID): Ditjen Perkebunan.
[DPTP Kabupaten Tanjung Jabung Timur] Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2014. Dinas pertanian dalam angka 2014. Tanjung Jabung Timur (ID): Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2011. The state of the world’s land and water resources for food and agriculture (SOLAW) – Managing systems at risk. Rome (IT) and London (GB): Food and Agriculture Organization of the United Nations and Earthscan.
[FAO] Food and Agriculture Organization. 2014. Building a common vision for sustainable food and agriculture; Principles and Approaches. Rome (IT): Food and Agriculture Organization of the United Nations.
Flaherty M, Vandergeest P, Miller P. 1999. Rice paddy or shrimp pond: tough decisions in rural Thailand. World Dev. 27(12):2045-2060.
Furuseth O, Pierce J. 1982. A comparative analysis of farmland preservation programmes in North America. Can Geogr. 26(3):191-206.
Kaewkallaya N, Shrestha RP, Tibkaew AP. 2014. Effect of agricultural land reform development project on rural livelihood: experience from Thailand. IJERD. 5(1):20-25
Karki ST. 2013. Do protected areas and conservation incentives contribute to sustainable livelihoods? A case study of Bardia National Park, Nepal. J Environ Manage. 128:988-999.
Mayrowani H. 2012. Pembangunan pertanian pada era otonomi daerah: kebijakan dan implementasi. FAE. 30 (1):31-47.
Mubyarto. 1977. Pengantar ekonomi pertanian. Jakarta (ID): LP3ES.
Mulyani A, Setyorini D, Rochayati S, Las I. 2013. Karakteristik dan sebaran lahan sawah terdegradasi di 8 provinsi sentra produksi padi [Internet]. Bogor (ID): Balai Penelitian Tanah; [diunduh 2015 Jan 8]. Tersedia dari: http://balittanah.litbang.pertanian.go.id.
Niroula GS, Thapa GB. 2005. Impacts and causes of land fragmentation, and lessons learned from land consolidation in South Asia. Land Use Policy. 22:358-372.
Nurmalina R. 2008. Analisis indeks dan status keberlanjutan sistem ketersediaan beras di beberapa wilayah Indonesia. JAE. 26(1):47-79.
O’Sullivan A. 2005. Introduction to land rent [Internet]. [cited 2016 Okt 15]. Available from: https://www.coursera.org/learn/principles-of-microeconomics/lecture/cfzHm/introduction-to-land-and-rent-factor-prices.
Peraturan daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur nomor 11 Tahun 2012 tentang rencana tata ruang wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur tahun 2011–2031. 2012. Tanjung Jabung Timur (ID): Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Peraturan daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur nomor 18 tahun 2013 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. 2013. Tanjung Jabung Timur (ID): Sekretariat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Peraturan daerah Provinsi Jambi nomor 10 tahun 2013 tentang rencana tata ruang wilayah Provinsi Jambi tahun 2013–2033. 2013. Jambi (ID): Sekretariat Daerah Provinsi Jambi.
Pemerintah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 2011. Rencana pembangunan jangka menengah Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2011–2015. Tanjung Jabung Timur (ID): Sekretariat Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 25 Tahun 2012 tentang sistem informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan. 2012. Jakarta (ID): Sekretariat Negara RI.
Phuc NQ, Westen ACMv, Zoomers A. 2014. Agricultural land for urban development: the process of land conversion in Central Vietnam. Habitat International. 41:1-7.
Pramudita D, Dharmawan AH, Barus B. 2015. Kesesuaian sosial ekonomi perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kabupaten Kuningan. J Sosiologi Pedesaan. (Agustus): 125-134.
Razialdi. 2016. Perencanaan lahan rawa untuk peningkatan produksi padi dan revisi tata ruang di kawasan hidrologis gambut Muara Sabak Timur [Thesis]. [Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor.
[RSPO Indonesia] Roundtable on Sustainable Palm Oil of Indonesia. 2016. RSPO Impacts Data. Jakarta (ID): RSPO Indonesia.
Rustiadi E, Wafda R. 2008. Urgensi pengembangan lahan pertanian pangan abadi dalam perspektif ketahanan pangan. Jakarta (ID): Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2011. Perencanaan dan pengembangan wilayah. Jakarta (ID): Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Sa’ad A. 2012. Perubahan penggunaan lahan dan karakteristik tanah daerah pasang surut Batang Berbak – Pamusiran Laut, Jambi [Disertasi]. [Bogor (ID)]: Institut Pertanian Bogor, Program Pascasarjana, Program Studi Ilmu Tanah.
Sa’ad A, Sabiham S, Sutandi A, Sumawinata B, Ardiansyah M. 2012. Perubahan penggunaan lahan pasang surut setelah reklamasi di Delta Berbak, Jambi. MKTI. 4(2):1-12.
Saili I, Purwadio H. 2012. Pengendalian alih fungsi lahan pertanian sawah menjadi perkebunan kelapa sawit di wilayah Kabupaten Siak, Riau. Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota. 1(1):1-3
Siagian DR, Marbun T, Hermanto C, Alcantara AJ. 2015. Land use conversion impact assessment on landscape provisioning service for rice sufficiency in Langkat Regency, Indonesia. Procedia Environ Sci. 24:3-14.
Sriartha IP, Windia W. 2015. Efektivitas implementasi kebijakan pemerintah daerah dalam mengendalikan alih fungsi lahan sawah subak: studi kasus di Kabupaten Badung, Bali. J Kajian Bali. 5(2):327-346.
Sumarno, Kartasasmita UG. 2010. Kemelaratan bagi petani kecil di balik kenaikan produktivitas padi. Sinar Tani. 30(3335):18-21.
Suryana A, Kariyasa K. 2008. Ekonomi padi di Asia: suatu tinjauan berbasis kajian komparatif. FAE. 26(1): 17-31.
Tietenberg T, Lynne L. 2009. Environmental and natural resource economics. Boston (US): Pearson Education Inc.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 54 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten Sarolangun, Tebo, Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. 1999. Jakarta (ID): Sekretariat Negara RI.
Undang-Undang Republik Indonesia nomor 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan. 2009. Jakarta (ID): Sekretariat Negara RI.
Wicke B, Sikkem R, Dornburg V, Faaij A. 2011. Exploring land use changes and the role of palm oil production in Indonesia and Malaysia. Land Use Policy. 28:193-206.
Widyati E. 2010. Kajian optimasi pengelolaan lahan gambut dan isu perubahan iklim. Teknol Hutan Tanaman. 4(2): 57-68.
World Bank. [tanpa tahun]. China’s urbanization and land: a framework for reform [Internet]. [diunduh 2016 Mar 16]. Tersedia dari: https://www.worldbank.org/content/dam/Worldbank/document/EAP/China/Urban-China-SRs4-7.pdf.
Zakaria AK, Rachman B. 2013. Implementasi sosialisasi insentif ekonomi dalam pelaksanaan program Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). FAE. 31(2):139-149.