Nata de Soya sebagai Solusi Penanganan Limbah Cair Kedelai

Penulis

  • Nikodemus Gultom
  • Steven Witman
  • Cahyo Prasetyo

DOI:

https://doi.org/10.51589/ags.v8i01.3618

Kata Kunci:

Nata de soya, limbah cair kedelai, karbohidrat, protein, serat

Abstrak

Limbah cair kedelai di Indonesia sudah menjadi masalah serius yang perlu penanaganan yang tepat. Sampai saat ini pengelolaan limbah kedelai yang sudah sering dilakukan oleh masyarakat adalah limbah padat yang sering dijadikan pupuk kompos maupun pakan ternak, namun penanganan limbah cair kedelai masih tergolong belum mendapat perhatian khusus. Limbah cair kedelai masih memiliki kandungan gizi yang tergolong tinggi karena sisa dari kandungan gizi kedelai masi menempel padaa hasil limbah olahan kedelai, salah satu solusi yang dapat dilakukan dalam penanganan limba cair kedelai adalah dengan  pembuatan nata de soya. Olahan nata de soya memiliki banyak manfaat yang diperlukan untuk kesehatan manusia karena mengandung protein,karbohidrat,dan kadar serat yang tinggi juga memiliki kadar air yang tinggi. Artikel ini mengumpulkan bukti terkait manfaat serta kandungan dalam nata de soya. Artikel ini menggunakan metode systematic review dari berbagai artikel, hasil yang ditemukan yaitu kadar karbohidrat sebesar 33,3%-36,4%, kadar protein sebesar 0,3371%-3,44% dan kadar serat sebesar 48,6%- 57,5%

 

kata kunci: Nata de soya, limbah cair kedelai, karbohidrat, protein, serat.

Referensi

Adack, J. (2013). Dampak pencemaran limbah pabrik tahu terhadap lingkungan hidup. Lex Administratum, 1(3), 78–87.

Aini, S., & Nur, F. (2019). Penambahan ekstrak jeruk nipis dan konsentrasi inokulum terhadap karakteristik nata de soya dari limbah cair industri tahu Kabupaten Klaten. Jurnal Kimia Riset, 4(2), 133.

Azhari, M. (2014). Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dengan menggunakan air rebusan kecambah kacang tanah dan bakteri Acetobacter xylinum. Universitas Sebelas Maret.

Budiarti, R. S. (2008). Pengaruh konsentrasi starter Acetobacter xylinum terhadap ketebalan dan rendemen selulosa nata de soya. Biospecies, 1(1), 19–24.

Cahyani, M. R., Zuhaela, I. A., Saraswati, T. E., Raharjo, S. B., Pramono, E., Wahyuningsih, S., Lestari, W. W., & Widjonarko, D. M. (2021). Pengolahan limbah tahu dan potensinya. In Proceeding of Chemistry Conferences, 6, 27–33.

Hidayat, R. (2015). Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi produk nata de soya menggunakan metode fermentasi. UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Iqbal, M. (2022). Feasibility analysis of consumption of nata de soya products from liquid waste of tofu products. Food and Agro-Industry Journal, 3(1), 96–105.

Iryandi, A. F., Hendrawan, Y., & Komar, N. (2014). Pengaruh penambahan air jeruk nipis (Citrus Aurantifolia) dan lama fermentasi terhadap karakteristik nata de soya. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 2(1), 8–15.

Jufri, N. (2017). Analisis profil protein ikan kakap merah (Lutjanus sp) berbasis SDS-page dengan variasi lama marinasi dan konsentrasi asam cuka. Universitas Muhammadiyah Semarang.

Kuncara, Y. A. D. (2017). Pengaruh penggunaan filtrat kecambah kacang kedelai sebagai sumber nitrogen terhadap karakteristik nata de soya berbahan dasar limbah tahu. Universitas Sanata Dharma.

Kusharto, C. M. (2006). Serat makanan dan perannya bagi kesehatan. Jurnal gizi dan pangan, 1(2), 45–54.

Maysura, M. D., Rangkuti, K., & Fuadi, M. (2019). Pemanfaatan limbah ampas tahu dalam upaya diversifikasi pangan. Agrintech: Jurnal Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, 2(2), 52–54.

Pambayun, R. (2002). Teknologi Pengolahan Nata de Coco. Kanisius.

Prihatiningtyas, S., Sholihah, F. N., & Nugroho, M. W. (2020). Peningkatan pemahaman dan keterampilan masyarakat dalam memanfaatkan limbah cair tahu sebagai biogas di Dusun Bapang Kabupaten Jombang. JURNAL ABDIMAS BSI, 3(1), 102–108.

Purwandari, V., Zuhairiah, Z., Marpaung, J. K., & Silitonga, M. (2020). Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya menggunakan bakteri Acetobakter xylinum. Jurnal Farmanesia, 7(2), 83–87.

Putri, A. N., & Fatimah, S. (2021). Karakteristik nata de soya dari limbah cair tahu dengan pengaruh penambahan ekstrak jeruk nipis dan gula. Indonesian Journal of Chemical Analysis (IJCA), 4(2), 47–57.

Rusyadi, E. I., & Setiawati, T. C. (2023). Perbaikan beberapa karakteristik limbah cair tahu menggunakan variasi jumlah tanaman kangkung (Ipomoea aquatica) dan tanaman kiambang (Pistia stratiotes). Berkala Ilmiah Pertanian, 6(1), 8–12. doi:0.19184/bip.v6i1.36130.

Salsabila, N. S. P., & Astawan, M. (2021). Potensi rambut jagung sebagai minuman fungsional. Jurnal Pangan, 30(2), 137–146.

Sari, N. I. (2013). Karakterisasi dan analisa kadar nutrisi edible film dari nata de soya dengan penambahan kitosan dan gliserin. Universitas Sumatera Utara.

Sarkono, A. M., Jupri, A., Rohyani, I. S., & Hadi, I. (2018). Pemanfaatan limbah cair pengolahan tahu untuk pembuatan nata de soya di Kelurahan Kekalik Jaya Kota Mataram. In Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR), 1, 998–1005.

Susanti, L. (2006). Perbedaan penggunaan jenis kulit pisang terhadap kualitas nata dengan membandingkan kulit pisang raja nangka, ambon kuning dan kepok putih sebagai bahan baku. Universitas Negeri Semarang.

Sutarminingsih, L. (2004). Peluang Usaha Nata de Coco. Kanisius.

Sutiyani, S., Wignyanto, W., & Sukardi, S. (2003). Pemanfaatan limbah cair (whey) industri tahu menjadi nata de soya dan kecap berdasarkan perbandingan nilai ekonomi produksi. Jurnal Teknologi Pertanian, 4(2), 70–83.

Tamini, A. (2015). Pengaruh penambahan sukrosa dan urea terhadap karakteristik nata de soya asam jeruk nipis. Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 3(1), 1–10.

Wahyuningsih, D., Hidayah, W. W., & Aminin, A. L. N. (2014). Jelly fermented soy whey as antioxidants source of alternative functional food. Jurnal Sains dan Matematika, 22(3), 67–71.

Diterbitkan

2024-07-01