Mineralogi Liat dan Mikromorfologi Ultisol Sepanjang Sekuen Curah Hujan di Kalimantan Timur, Indonesia

Authors

  • Makhrawie . M. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman

Abstract

Abstrak.  Curah hujan yang intensif  yang terjadi dalam wilayah provinsi Kalimantan Timur akan menyebabkan variasi terhadap karakteristik mineralogi dan mikromorfologi tanah, yang selanjutnya akan berdampak pada pengelolaan tanah Ultisol.  Penelitian tanah terhadap 5 pedon Ultisol yang dilakukan secara transek menurut sekuen curah hujan dari arah bagian Timur ke bagian Barat Kalimantan Timur, dari P2 (zona I dengan curah hujan < 2.000 mm/th), P5 (zona II dengan curah hujan 2.000-2.500 mm/th), P14 (zona III dengan curah hujan 2.500-3.000 mm/th), P16 (zona IV dengan curah hujan 3.000-3.500 mm/th) hingga P24 (zona V dengan curah hujan 3.500-4.000 mm/th) dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis keberadaan mineral liat dan selaput liat (argillan) pada Ultisol.  Identifikasi jenis dan jumlah relatif komposisi mineral liat menggunakan alat difraktometer sinar X dan keberadaan argillan menggunakan mikroskop polarisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mineral liat yang terdapat pada Ultisol didominasi oleh kaolinit, diikuti oleh mineral illit dalam jumlah sedikit hingga cukup, vermikulit dan gibsit dalam jumlah sedikit, dan gutit serta kuarsa dalam jumlah sedikit sekali.  Jenis mineral liat Ultisol yang terdapat di daerah dengan curah hujan yang lebih tinggi pada pedon-pedon P14, P16 dan P24  lebih bervariasi dibandingkan di daerah dengan jumlah curah hujan yang lebih rendah pada pedon P2 dan P5. Terdapat persentase jumlah selaput liat yang bervariasi pada 5 pedon Ultisol yang diteliti, yaitu sebesar 2.30–28.18 % vol., yang menunjukkan bukti terbentuknya horison argilik (Bt) pada Ultisol. Pada semua pedon yang diteliti juga mengandung oksida besi dan kuarsa yang bervariasi cukup besar, yaitu: oksida besi sebesar 1.46-30.77 % vol. dan kuarsa sebesar 2.36-44.59 % vol. Jumlah selaput liat secara relatif meningkat dengan meningkatnya jumlah curah hujan dan jumlah oksida besi dari zona I sampai III, kemudian menurun pada zona IV dan V.  Jumlah quartz berbanding terbalik dengan kandungan selaput liat dan oksida besi. Selaput liat tertinggi yakni sebesar 28.18 % vol. terdapat pada pedon P14, dengan jumlah oksida besi sebesar 30.23 % vol. dan kuarsa sebesar 6.59 % vol.  

 

Kata kunci:  Mineralogi, mikromorfologi, selaput liat, tanah Ultisol, sekuen curah hujan

 

Abstract.  The intensive rainfall that occurs in the province of East Kalimantan will cause variations in the mineralogy and micromorphological characteristics of the soil, which will further impact the management of Ultisol.  Soil research on 5 pedons of Ultisol (P) conducted in transect according to rainfall sequence from eastern to the western part of East Kalimantan province, from P2 (zone I with rainfall < 2,000 mm/yr), P5 (zone II with rainfall of 2,000-2,500 mm/yr), P14 (zone III with rainfall of 2,500-3,000 mm/yr), P16 (zone IV with rainfall of 3,000-3,500 mm/yr) to P24 (zone V with rainfall of 3,500-4,000 mm/yr).  The research aims are to identify and analyze the presence of clay minerals and clay coatings (argillan) in Ultisol along the rainfall sequence. Identification of the type and relative amount of clay mineral composition using an X-ray diffractometer (XRD) and the presence of clay coatings using a polarizing microscope. The results showed that the clay minerals found in ultisol are dominated by clay mineral kaolinite, followed by clay minerals of illite in small to sufficient amounts, vermiculite, and gibbsite in small amounts, and goethite and quartz in very small amounts respectively.  Clay minerals of Ultisol found in areas with higher rainfall in the pedons P14, P16, and P24 are more varied than in the areas with lower rainfall amounts in pedons P2, and P5. There is a percentage of the number of clay coatings that vary in 5 ultisol pedons studied, which is 2.30 - 28.18% vol., which shows evidence of the formation of the argillic horizon (Bt) in Ultisol.  All pedons studied also contained iron oxide and quartz that varied quite large, namely: iron oxide by 1.46-30.77% vol. and quartz by 2.36-44.59% vol. The number of clay coatings has relatively increased in line with the increasing amount of rainfall and the amount of iron oxide from zones I through III, then decreased in zones IV and V. The amount of quartz is inversely proportional to the content of clay coatings and iron oxides. The highest clay coating of 28.18% vol. is found in pedon P14, with the amount of iron oxide by 30.23% vol. and quartz by 6.59% vol.  

Keywords: Mineralogy, micromorphology, clay coatings, pedon of Ultisol, rainfall sequence 

Author Biography

Makhrawie . M., Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman

Pedogenesis, Klasifikasi Tanah, Evaluasi Lahan, HITI Komda Kaltim

Published

2022-07-20

Issue

Section

Articles