Dosis dan efek residu biochar kulit buah kakao dalam peningkatan sifat tanah dan produktivitas jagung di lahan kering masam Lampung Timur
Abstract
Dosis biochar yang diberikan ke dalam tanah menjadi aspek penting  dan merupakan salah satu faktor yang menentukan efektivitas pemberian biochar. Efektivitas biochar terlihat sangat nyata bila diapliksikan pada tanah-tanah di wilayah tropikal dibandingkan pada tanah di wilayah sub tropical. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa taraf dosis biochar kulit buah kakao terhadap penurunan kemasaman tanah yang ditunjukkan dengan penurunan kemasaman tanah, peningkatan kandungan hara makro dan hasil jagung di lahan kering masam terdegradasi. Penelitian dilaksnakan di Kebun Percobaan Balai Penelitian Tanah di KP Taman Bogo, Kecamatan Probolinggo, Kabupaten Lampung Timur. Penelitian dilaksanakan selama tiga musim tanam yaitu Pebruari-Mei 2015 (musim tanam pertama), Juli-Nopember 2015(musim tanam kedua) dan Nopember 2015-Pebruari 2016 (musim tanam ketiga). Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok, 4  ulangan. Perlakuan yang diuji adalah dosis biochar kulit buah kakao 0; 5;10;15;25 dan 40 t ha-1 dan tanaman indikator berupa jagung varietas Pioneer 27.  Parameter yang diamati pH, P dan K , Ca, Mg dan Al3+ serta berat pipilan kering. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian biochar kulit buah kakao dosis 15-40 tha-1 mampu memperbaiki sifat tanah seperti pH tanah, kandungan Al3+ kandungan P dan K potensial kandungan Ca dan Mg serta rasio Ca/Al. Respon paling konsisten terjadi pada pemberian biochar kulit bua kakao 40 t ha-1. Hasil jagung diperoleh dengan dosis mulai 15 t ha− 1 memberikan efek residu hingga musim ketiga, peningkatan hasil tertinggi terjadi pada musim tanam ketiga yaitu 32,9% (15 t ha− 1), 60,4% (25 t ha− 1) dan 61,3% (40 t ha− 1). Hasil jagung pipilan kering berkorelasi erat dengan kandungan Al3+ (r2=0,8312; p< 0,001). Dosis biochar kulit buah kakao dengan dosis 15-40 t ha-1 sangat prospektif untuk ameliorasi lahan kering masam dan peningkatan produktivitas jagung, namun terdapat efek memudar dari sifat tanah pada musim tanam ketiga.