Variasi Karakteristik Biofisik Lahan Gambut dengan Beberapa Penggunaan Lahan, di Semenanjung Kampar, Provinsi Riau

Authors

  • Suratman Suratman ICALRD, IAARD, Indonesian MoA BBSDLP, Balitbangtan, Kementan, Indonesia
  • Widiatmaka Widiatmaka IPB University, Bogor
  • Bambang Pramudya IPB University, Bogor
  • Muhammad Yanuar J. Purwanto IPB University, Bogor
  • Fahmuddin Agus Balai Penelitian Tanah, Badan Litbang Pertanian

Abstract

Abstrak. Lahan gambut merupakan sumberdaya alam yang perlu dilindungi karena mempunyai pengaruh besar terhadap kelestarian sumberdaya alam yang telah menjadi permasalahan global. Lahan gambut juga mempunyai potensi ekonomis yang dalam pengelolaanya sering menimbulkan dampak perubahan terhadap berbagai karakteristik biofisik lahannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dinamika karakteristik biofisik lahan akibat adanya perubahan penggunaan lahan di Semenanjung Kampar, Riau. Dinamika karakteristik lahan dilakukan melalui kompilasi data sekunder dari tahun 1990, dilengkapi data primer yang diamati di lapangan sampai tahun 2018. Untuk mengetahui dinamika tipe tutupan lahan dilakukan interpretasi citra dari tahun 1984 sampai 2018, dan ground check di lapangan. Hasil kajian menunjukkan bahwa dari tahun 1990 sampai 2018 terjadi penyusutan luas lahan gambut sebesar 2.054 ha (6,94%) dari luas semula 29.590 ha. Perubahan tutupan lahan berpengaruh terhadap dinamika karakteristik biofisik lahannya. Dari 1984 hingga 2016 seluruh hutan di areal penelitian telah habis kecuali hutan yang bercampur dengan semak belukar termasuk rumput rawa tinggal 990 ha (3,59%). Perubahan terutama menjadi areal perkebunan, hutan tanaman industri (HTI), kebun campuran, semak belukar dan pemukiman. Perubahan areal hutan menjadi perkebunan dan HTI dimulai tahun 1991 seluas 357 ha (1,3%). Saat ini luasnya 17.390 ha (63,15%). Dari tahun 2013 hingga 2018 telah terjadi perubahan karakteristik biofisik lahan. Nilai pH rata-rata meningkat, tertinggi tahun 2016 pada lahan tanaman pangan dan perkebuanan. Kadar C organik selama dua tahun terakhir terjadi penurunan, tertinggi pada semak belukar, rata-rata 4,29%, kemudian perkebunan, HTI, dan tanaman pangan, rata-rata 0,32 – 3,52%. Kadar serat cenderung menurun dan kadar abu cenderung naik pada areal perkebunan, HTI, dan tanaman pangan. Kejenuhan basa rata-rata meningkat pada areal tanaman pangan, perkebunan dan HTI. Subsidensi selama 5 tahun terakhir antara 10 sampai 28 cm, terbesar pada tanaman karet dan terkecil pada areal HTI.

Abstract. Peatland is a natural resource that need to be protected because it influences the sustainability of natural resources that has becomes a global problem. However, peatland also has economic potential, which in its management often results in changes to various aspects of the biophysical land characteristics. This research aimed at evaluating the dynamics of biophysical land characteristics due to land use changes in the Kampar Peninsula, Riau. The dynamics of the land characteristics was evaluated using secondary data compilation from 1990 and supplemented with primary field data in 2018. Land cover type was interpreted using multi temporal images from 1984 to 2018, ground check, and review of field information. The results of the study show that from 1990 to 2018 there was 2,054 ha (6.94%) reduction of peatlands area from the original area of 29,589 ha. The land use changes have lead to biophysical land characteristics changes. From 1984 to 2016 all of the forest areas have disappeared except for only 990 ha (3.59%) forests mixed with shrubs and swamp grass. Major changes were to plantations, industrial forest plantations (HTI), mixed gardens, shrubs, and settlement. The encroachment of 357 ha (1.30%) plantation and HTI into forest areas began in 1991. Currently there are 17,390 ha (63.15%) of these land covers. From 2013 to 2018 there have been changes in soil characteristics. Soil pH increased, the highest in 2016 on food crops and plantation areas. Organic C content decreased 4.29% in shrubs; and 0.32 – 3.52% in plantations, HTI, and food crops; fiber content tended to decrease and ash content tended to increase in plantations, HTI, and food crop areas; base saturation increased in food crop, plantations and HTI areas. Subsidence in last 5 years was between 10 and 28 cm, the highest in rubber plantation and the smallest in HTI.

Published

2020-06-25

Issue

Section

Articles