Perbandingan Berbagai Teknik Estimasi Kebutuhan Ruang Terbuka Hijau Di Kota Bandar Lampung

Authors

  • Rein Susinda Hesty Institut Pertanian Bogor
  • Andi Gunawan Fakultas Pertanian, IPB, Bogor
  • Lilik Budi Prasetyo Fakultas Kehutanan, IPB, Bogor
  • Aris Munandar Fakultas Pertanian, IPB, Bogor

Abstract

Abstrak. Meningkatkan kualitas ekologis suatu kota dapat dilakukan dengan membentuk ruang terbuka hijau. Perumusan kebijakan ruang terbuka hijau secara berkelanjutan dipengaruhi oleh berbagai kriteria, di mana indikator-indikator dalam kriteria tersebut saling terkait. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan luas ruang terbuka hijau dalam mewujudkan tata kota berkelanjutan di Kota Bandar Lampung. Indikator dalam menentukan kebutuhan ruang terbuka hijau antara lain adalah jumlah populasi, luas lahan, dan emisi CO2. Berdasarkan populasi pada tahun 2017, kebutuhan ruang terbuka hijau sesuai program pemerintah adalah 2.673 ha, sedangkan luas ruang terbuka hijau hanya ada 2.475 ha sehingga ada perbedaan kekurangan ruang terbuka hijau sebesar 197 ha. Lebih jauh, Kota Bandar Lampung berdasarkan luasnya membutuhkan ruang terbuka hijau seluas 5.916 ha. Tingkat emisi CO2 di Kota Bandar Lampung pada tahun 2017 adalah sebesar 9.118 Gg th-1 sedangkan prediksi total emisi CO2 pada tahun 2024 adalah 133.202 Gg CO2-1 th-1. Sehingga luasan yang ruang terbuka hijau yang dibutuhkan adalah sebesar 156 ha. Angka ini akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Untuk itu luas ruang terbuka hijau perlu disesuaikan secara berkala untuk penyerapan emisi CO2 dan keserasian kota.


Abstract. Improving the ecological quality of a city can be done by creating green open space. The formulation of a green open space policy for harmonious city is influenced by various interrelated factors. This study aimed to estimate the area of green open space in realizing sustainable green open space in Bandar Lampung City. Indicators in determining the needs of green open space were the population, land area, and CO2 emissions. Based on the population in 2017, the green open space requirement as targeted by the local government was 2,673 ha, while the extent of existing green open space was is only 2,475 ha, hence a need for 197 ha more green open space area. Bandar Lampung City based on its area requires a green open space of 5,916 ha. The level of CO2 emissions in Bandar Lampung City in 2017 was 9,118 Gg/year, while the predicted total CO2 emissions in 2024 is 133.202 Gg/CO2/year and hence the city require additional green open space of 156 ha. This number will increase in line with population growth. For this reason, the area of green open space needs to be adjusted regularly for the absorption of CO2 emissions and the harmony of the city.

Author Biography

Rein Susinda Hesty, Institut Pertanian Bogor

Rein Susinda Hesty

Pemda Provinsi Lampung

Published

2020-06-25

Issue

Section

Articles