Analisis Ketersediaan dan Kebutuhan Air Irigasi pada Lahan Sawah : Studi Kasus di Provinsi Sulawesi Selatan
Abstract
Abstrak. Data dan informasi sumber daya air dalam suatu kawasan dapat digunakan sebagai dasar dalam menentukan teknologi pengelolaan air yang tepat sehingga dapat menjamin keberlanjutan ketersediaan sumber daya airnya. Lebih lanjut teknologi pengelolaan air tersebut perlu diaplikasikan pada skala petani untuk menjawab permasalahan aktual di lapangan. Penelitian dilaksanakan di Provinsi Sulawesi Selatan pada bulan Januari sampai dengan Desember 2015. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui ketersediaan dan kecukupan air irigasi pada budi daya padi dan jagung di Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu: i) persiapan dan pengumpulan data pendukung, ii) survei dan pengumpulan data lapang, dan iii) analisis data dan pemetaan. Ketersediaan air irigasi diketahui melalui pemodelan hidrologi dengan model IFAS (Integrated Flood Analysis System), sedangkan kebutuhan air ditentukan berdasarkan kebutuhan air tanaman padi dan jagung pada satu siklus pertanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Provinsi Sulawesi Selatan memiliki 4 golongan ketersediaan irigasi (1-4) dengan debit air antara 0,3->0,9 l/detik/ha, dan 4 indeks kecukupan irigasi yaitu A1 sampai A4, yaitu wilayah yang memiliki IP (indeks pertanaman) 300 berturut-turut padi-padi-padi; padi-padi-palawija; padi-palawija-palawija; dan palawija-palawija-palawija. Studi kasus di 5 kabupaten yaitu: Gowa, Jeneponto, Kota Makasar, Maros dan Takalar menunjukkan bahwa di kelima kabupaten tersebut dengan 33 kecamatan memiliki indeks kecukupan irigasi A1 dengan pola tanam padi-padi-padi. Informasi neraca ketersediaan dan kecukupan air irigasi yang digambarkan dalam bentuk indeks kecukupan irigasi dapat digunakan sebagai dasar penentuan pola tanam dan sangat bermanfaat dalam pengelolaan sumber daya air untuk meningkatkan produktivitas lahan dan mendukung ketahanan pangan.Abstract. Water resources data and informations in the region can be used as a basis for determining the technology of water resources management to ensure the sustainability of water resource availability. That water management technology should be applied on farmer scale to address the actual problems in the field. The research was conducted on Januari-December 2015, and the aims of the research to determine the water availability and adequacy index of irrigation. in the Province of South Sulawesi. The research was conducted on: a) the preparation and collection of supported data, b) field surveys, and c) data analysis and mapping. Irrigation water availability was calculated by IFAS (Integrated Flood Analysis System) hydrological modeling. Water demand is determined based on crop water requirement of rice and corn in one cropping cycle. Result showed that South Sulawesi Province has 4 irrigation availability group with discharge 0,3->0,9 l/dt/ha, and 4 irrigation sufficiency indexs ( A1 until A4) namely the areas which have 300 cropping index: rice-rice-rice; rice-rice-cash crop, rice- cash crop-cash crop; cash crop-cash crop–cash crop respectively. Case studies of 5 districs: Gowa, Jeneponto, Kota Makassar, Maros and Takalar showed that in those districs which have 24 sub districs have irrigation sufficiency index of A1 with the planting pattern of rice-rice-rice. The informations of water availability and adequacy index as the basis for determining the cropping pattern is very helpful in water resources management to improve land productivity and support food security.