Pengaruh ENSO dan IOD pada Variabilitas Curah Hujan diDAS Cerucuk, pulau Belitung
Abstract
Abstrak: Sumberdaya air DAS Cerucuk sangat tergantung pada curah hujan karena geologinya didominasi oleh batuan granit yang kedap air sehingga daya simpan airnya rendah. Saat ini di DAS Cerucuk sedang terjadi peningkatan kebutuhan air karena adanya pertumbuhan jumlah penduduk dan aktivitas ekonomi. Secara umum variabilitas curah hujan di Indonesia dipengaruhi oleh sistem Monsun-Asia dan Monsun-Australia, tetapi curah hujan musiman dan antar musiman dipengaruhi oleh ENSO dan IOD. Makalah ini bertujuan menentukan korelasi antara ENSO dan IOD dengan curah hujan di DAS Cerucuk. Data yang digunakan adalah data curah hujan bulanan Stasiun Buluh-Tumbang (1980–2014) dan Pilang (1996–2013), index bulanan dan tahunan Nino 3.4 dan Dipole-Mode tahun 1980-2014. Menggunakan analisis statistik fungsi waktu dan regresi linier. Hasil analisis menunjukkan curah hujan bulanan dan musiman DAS Cerucuk berkorelasi negatif kuat sampai sangat kuat dengan fenomena ENSO pada bulan Juli - Oktober (musim monsun-kering sampai transisi monsun-basah). Curah hujan tahunannya berkorelasi negatif kuat dan sensitif pada signal ENSO periode 2, 4, 5,7 dan 8 tahun. Curah hujan bulanan dan musiman DAS Cerucuk berkorelasi negatif kuat sampai sangat kuat dengan IOD di bulan Agustus - November (akhir musim monsun-kering sampai transisi ke monsun-basah). Curah hujan tahunannya berkorelasi negatif kuat dan sensitif pada signal IOD periode 2, 4, dan 7 tahun. Korelasi yang kuat antara variabilitas hujan musiman dengan ENSO dan IOD terjadi seiring dengan menguatnya korelasi curah hujan dengan Suhu Permukaan Laut Indonesia. ENSO dan IOD perlu diperhitungkan dalam pengelolaan sumberdaya air DAS Cerucuk karena fenomena tersebut sangat mempengaruhi variabilitas curah hujan yang berdampak pada ketersediaan air. Perlu meningkatkan pengelolaan sumberdaya air sebagai upaya adaptasi dan mitigasi terhadap kejadian iklim ekstrim yang berkaitan dengan fenomena iklim global.
Abstract. Water resources of Cerucuk watershed is highly dependent on rainfall because the geology of Cerucuk watershed is dominated by impervious granitic rock that has a low water storage capacity. Currently water demand in cerucuk watershed increase due to population growth and economic activities. Generally rainfall variability in Indonesia is influenced by Asian and Australia monsoon system, but the seasonal and interseasonal rainfall variability is influenced by ENSO and IOD. This paper aimed to determine the correlation between ENSO and IOD with the rainfall variability of Cerucuk watershed, Belitung island. Data used are monthly rainfall recorded at Buluh Tumbang (1980-2014) and Pilang (1996-2013) stations, monthly and yearly index of Nino 3.4 and Dipole-Mode (1980 - 2014). The statistical and time series analyses were used in this paper. The analysis showed that the monthly and seasonal rainfall of Cerucuk watershed negatively strongly to very strongly correlated with ENSO in Juli - Oktober (dry-monsoon season until transition to wet-monsoon season). The annual rainfall negatively strongly correlated with ENSO and sensitive to the 2, 4, 5, 7 and 8 years of ENSO signal periods. The monthly and seasonal rainfall of Cerucuk watershed negatively strongly to very strongly correlated with IOD in August - November (dry-monsoon season until transition to wet-monsoon season). The annual rainfall negatively strongly correlated with IOD and sensitive to the 2, 4, and 7 years of the IOD signal period. The strong correlation between seasonal rainfall variability with ENSO and IOD occurred at the same time with the strengthening of rainfall correlation with the Indonesia Sea Surface Temperature. ENSO and IOD phenomenon need to be considered in the water resources management of Cerucuk watershed because the phenomenon strongly affects rainfall variability that impacts on water availability. Water resouces management need to be improved as a mitigation and adaptation to the extreme climate events related to global climate phenomenon.