Emisi Karbon Dioksida (CO2) Rizosfer dan Non Rizosfer dari Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) pada Lahan Gambut Dangkal

Authors

  • Tri Tiana Ahmadi Putri Mahasiswi Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga, Bogor
  • Lailan Syaufina Departemen Silvikultur, Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga, Bogor
  • Gusti Zainal Anshari Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura, Jl. Ahmad Yani, Pontianak

Keywords:

CO2 emission, Oil palm, Histosols, Water table, Rhizosphere, Non-Rhizosphere, Emisi CO2, Kelapa sawit, Muka air tanah, Rizosfer, Non-Rizosfer

Abstract

Abstrak. Emisi CO2 terdiri atas respirasi autorof dan heterotrof. Respirasi autotrof diasumsikan tidak berpengaruh pada pemanasan global, dan sebaliknya respirasi heterotrof berdampak pada pemanasan global. Tujuan penelitian ini untuk mengukur dan mempelajari emisi CO2 autotrof dan heterotrof, yang berasal dari rizosfer dan non rizosfer tanaman kelapa sawit yang ditanam pada lahan gambut dangkal. Lokasi penelitian terletak di Rasau Jaya Umum, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat. Emisi CO2 yang diukur dari dua belas sungkup tertutup dengan menggunakan alat analisis gas inframerah (EGM-4). Umur tanaman kelapa sawit 6 sampai 7 tahun. Pengukuran dilakukan satu bulan sekali, dari bulan Januari sampai Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan emisi CO2 dari rizosfer lebih tinggi dan berbeda sangat nyata dibandingkan emisi non rizosfer. Besaran emisi rizosfer dan non rizosfer diperkirakan sebesar 0,93 dan 0,44 g m-2 hr-1. Emisi bertambah besar dengan makin dalamnya muka air tanah, menunjukkan ada korelasi positif antara emisi CO2 dengan kedalaman muka air tanah.


Abstract. CO2 emission consists of autotrophic and heterotrophic respirations. An autotrophic emission is not considered as negative, and in contrast, a heterotrophic oxidation of peat soils has detrimental impact on the global warming. The aim of this study is to investigate rates of emissions between autotrophic and heterotrophic respirations, generated by oil palm (Elaeis guineensis) plantation on shallow peat. The research site was located in Rasau Jaya Umum, Kubu Raya District, West Kalimantan Province, Indonesia. The ages of palms are 6 to 7 years. A total of twelve closed chambers were placed in both rhizospheres, representing autotrophic and heterotrophic oxidation, and non-rhizospheres, repsenting heterotrophic oxidation only. CO2 emissions were measured once a month, with an infrared gas analyzer (EGM-4), from January to May 2015. The results show rhizospheric emissions are significantly higher than non-rhizospheric emissions, i.e., 0.93 and 0.44 g m-2 hr-1, respectively. Values of CO2 emissions increase as water table level is low, indicating a positive correlation between water table level and CO2 emission from peats.

 

Author Biographies

Tri Tiana Ahmadi Putri, Mahasiswi Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jl. Raya Dramaga, Bogor

Mahasiswi

Gusti Zainal Anshari, Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura, Jl. Ahmad Yani, Pontianak

Guru Besar Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian dan Magister Ilmu Lingkungan Universitas Tanjungpura, Jl. Ahmad Yani, Pontianak

Published

2016-07-05

Issue

Section

Articles