Pembenah Tanah Alternatif untuk Meningkatkan Produktivitas Tanah dan Tanaman Kedelai di Lahan Kering Masam
Abstract
Abstrak. Pengembangan kedelai di lahan kering masam perlu didukung tindakan rehabilitasi lahan, antara lain dengan penambahan pembenah tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formula pembenah tanah alternatif yang mampu memperbaiki sifat tanah di lahan kering masam untuk mendukung pertumbuhan dan produksi kedelai secara optimal. Penelitian dilaksanakan di Desa Sarirejo, Kecamatan Sukadana, Lampung Timur (05001’07.0’’S dan 105031’01.4’’E) pada bulan April-Juli 2013. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok, tiga ulangan. Formula pembenah tanah yang diuji: 1) Volkanorf K424 3,0 t ha-1, 2) Biochar SP50 Submikron 1,0 t ha-1, 3) Beta Submikron 1,0 t ha-1, 4) Beta Humat 1,5 t ha-1, dan 5) Biochar SP50 Humat 1,5 t ha-1. Tanaman indikator adalah kedelai (Glycine max) varietas Tanggamus. Parameter yang diamati adalah sifat fisik dan kimia tanah serta pertumbuhan dan hasil kedelai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Biochar SP50 Submikron potensial meningkatkan air tersedia tanah hingga mencapai 11,0 %vol. dibandingkan pembenah tanah lainnya dan sangat menguntungkan untuk tanah dengan tekstur berpasir. Pembenah tanah Volkanorf K424 sangat unggul untuk meningkatkan pH, kandungan P, dan menurunkan toksisitas aluminium akibat tingginya kandungan P dan Ca dalam formula tersebut. Tinggi tanaman hingga umur 8 minggu setelah tanam cukup baik, mencapai 65-70 cm. Hasil biji kering kedelai mencapai 1,44-1,58 t ha-1, kecuali untuk perlakuan Biochar SP50 Humat yang hanya menghasilkan 1,32 t ha-1. Ditinjau dari hasil biji kering kedelai, maka aplikasi pembenah tanah alternatif yang diformulasi oleh Balittanah (Biochar SP50 Submikron dan Volkanorf K424) prospektif digunakan untuk produksi kedelai pada lahan bertanah masam.
ÂÂÂÂ
Abstract. Efforts for soybean development on upland acid soils need to be supported by land rehabilitation measure for obtaining optimal yield. This study aimed to develop alternative soil conditioner formula for improving upland acid soil properties and to increase soybean productivity. The research was conducted in the Sarirejo village, Sukadana Subdistrict, East Lampung (05001’07.0’’ S, 105031’01.4’’ E) from April to July 2013. The treatments were arranged using the randomized block design with three replications. The soil conditioner formula tested were: 1) Volkanorf K424 3.0 t ha-1, 2) Biochar SP50 Submicron 1.0 t ha-1, 3) Beta Submicron 1.0 t ha-1, 4) Beta Humic 1.5 t ha-1 and 5) Biochar SP50 Humic 1.5 t ha-1. The indicator crop was soybean (Glycine max), Tanggamus variety. Parameter observed were soil physical and chemical properties and growth and yield of soybean. The results showed that the Biochar SP50 Submicron formula is more potential for increasing soil water availability up to 11.0% vol. Its use is suitable for sandy acid soil. The soil conditioner of Volkanorf K424 formula increased significantly soil pH, phosphorus content and decreased aluminum toxicity due to the high contents of Ca and P in the formula. The plant height at 8 weeks after planting was 65-70 cm, which is classified as normal. The grain yield ranged from 1.44 to 1.58 t ha-1, except for Biochar SP50 Humic formula that was only 1.32 t ha-1. Based on the soybean grain yield data, the application of Biochar SP50 Submicron and Volkanorf K424 are prospective for managing of upland acid mineral soil for supporting soybean production.