Pengelolaan Lahan dan Tanaman Padi di Lahan Salin

Authors

  • Masganti Masganti Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah, (Scholar Google H-index: 7; i10-index: 7), Balittra Banjarbaru
  • Andin Muhammad Abduh Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru
  • Yanti Rina D. Pusat Riset Tanaman Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
  • Muhammad Alwi Pusat Riset Tanaman Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
  • Muhammad Noor Pusat Riset Tanaman Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)
  • Rusmila Agustina Pusat Riset Tanaman Pangan, Organisasi Riset Pertanian dan Pangan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Keywords:

Pengelolaan, Padi, Tanah salin

Abstract

ABSTRAK

Kebutuhan beras di Indonesia terus meningkat disebabkan jumlah penduduk  terus bertambah, kebutuhan energi individu  meningkat, dan keinginan menjadi lumbung pangan dunia. Sementara terjadi kompetisi penggunaan lahan dan penurunan kualitas lahan.  Perubahan iklim global menyebabkan meluasnya daerah yang terimbas intrusi air laut, sehingga terjadi penurunan produktivitas padi, dan biaya input produksi lebih tinggi. Tanah salin adalah tanah yang mempunyai kandungan natrium berada di atas ambang batas kritis atau ambang batas toleransi tanaman. Berdasarkan nilai daya hantar listrik (DHL), dan kadar natrium (Na) dalam tanah,  tanah salin dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yakni (1) sangat rendah, (2) rendah, (3) sedang, (4) tinggi, dan (5) sangat tinggi. Peningkatan salinitas terjadi pada musim kemarau  untuk kondisi daerah dengan curah hujan rendah, dekat pantai, input air irigasi yang mengandung garam, evaporasi dan evapotranspirasi lebih tinggi dibandingkan presipitasi/curah hujan, lahan sawah yang air irigasinya tercemar limbah pabrik berkadar garam tinggi, keadaan topografi, kerapatan irigasi aktif, bencana alam seperti tsunami, dan tanah yang bahan induknya tersusun dari deposit garam. Padi merupakan tanaman yang sensitif terhadap salinitas, tetapi termasuk tanaman yang direkomendasikan untuk dibudidayakan di lahan salin. Salinitas menurunkan kapasitas produksi tanaman akibat (a) tekanan osmotik tanaman yang rendah, (b) kandungan hara N, P, K, dan Ca yang rendah, (c) kandungan Na dan pH yang tinggi, (d) keracunan Al dan Fe, dan (e) degradasi khlorofil. Respon tanaman terhadap salinitas dipengaruhi oleh lingkungan tumbuh dan indeks toleransi tanaman. Pemanfaatan lahan salin untuk peningkatan produksi padi memerlukan teknologi pengelolaan hara dan tanaman. Teknologi pengelolaan hara meliputi (1) ameliorasi menggunakan kapur pertanian, pupuk kandang, kompos, dan bahan organik, dan (2) penggunaan bahan pembenah tanah seperti mulsa, gipsum, SP-50, fosfat alam, dan abu sekam padi. Sedangkan pengelolaan tanaman yang diperlukan adalah (a) penggunaan padi varietas unggul toleran salin, dan (2) pengaturan waktu tanam.

 

Author Biography

Masganti Masganti, Kesuburan Tanah dan Biologi Tanah, (Scholar Google H-index: 7; i10-index: 7), Balittra Banjarbaru

Kementerian Pertanian

Downloads

Published

2023-01-06

Issue

Section

Articles