Jurnal Agro Ekonomi https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae <p><strong>Jurnal Agro Ekonomi (JAE)</strong> adalah media ilmiah primer penyebaran hasil-hasil penelitian sosial-ekonomi pertanian dengan misi meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional para ahli sosial ekonomi pertanian serta informasi bagi pengambil kebijakan, pelaku, dan pemerhati pembangunan pertanian dan perdesaan. JAE diterbitkan oleh Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian (PSEKP) dua nomor dalam setahun, yaitu pada bulan Mei dan Oktober. Terbit perdana pada Oktober 1981. JAE (versi cetak) sudah terakreditasi sesuai dengan SK dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan sertifikat akreditasi nomor 645/AU3/P2MI-LIPI/07/2015. Pada tahun 2018 JAE telah melakukan akreditasi ulang dan berhasil meraih sertifikat akreditasi dengan nomor 21/E/KPT/2018 tanggal 9 Juli 2018 berdasarkan keputusan dari Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.</p> <p>Pada Tahun 2020 JAE mengajukan akreditasi ulang kembali dan mendapatkan peringkat SINTA 2 sesuai dengan surat keputusan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional nomor 148/M/KPT/2020. Pada Tahun 2017, untuk menjaring lebih banyak naskah dan memperkaya artikel JAE, maka PSEKP melakukan kerjasama dengan Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) sesuai dengan surat nomor 726.5/HM.140/A.11/6/2017 dan 1306/SK/PP.PERHEPI/VI/2017.</p> en-US jae.psekp@gmail.com (Prof. Dr. Pantjar Simatupang) ibnu.salman@gmail.com (Ibnu Salman) Thu, 04 Jan 2024 03:48:55 +0000 OJS 3.3.0.12 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Mapping of the Potential Economic Sectors of Rengat Peatland https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3556 <p><strong>Indonesian</strong><br>Pengembangan spesialisasi ekonomi berdasarkan kondisi lahan saat ini sangat penting karena dapat mendukung ekonomi dan melestarikan ekosistem lahan. Spesialisasi dalam suatu bidang ekonomi akan menghasilkan penciptaan merek atau ciri khas suatu produk atau komoditi suatu daerah, yang akan meningkatkan nilai jual dan daya tawar pasar. Salah satu persoalan yang menyebabkan rusaknya fungsi ekosistem lahan gambut adalah pemilihan komoditas atau sektor ekonomi yang kurang tepat dikembangkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui spesialisasi komoditas lahan gambut di Kabupaten Rengat Provinsi Riau. Metode AHP dan Borda Count Method digunakan dalam penelitian ini. Berdasarkan temuan perhitungan AHP dan Borda, setiap desa atau kecamatan sampel yang diteliti memiliki komoditas dan sektor ekonomi tertentu yang berpotensi untuk dikembangkan di lahan gambut. Metode ini juga mengungkapkan bahwa jagung merupakan komoditas yang paling menjanjikan untuk dikembangkan di lahan gambut di Kecamatan Rengat, dengan luas tanam terbanyak di Desa Rawa Bangun. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan indikator kebijakan pemerintah dalam pengembangan ekonomi lahan gambut di Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau.</p> <p><strong>English</strong><br>The development of economic specialization based on current regional land conditions is crucial because it can both support the economy and preserve land ecosystems. Specialization in an economic field will result in the creation of a brand or characteristic of a product or commodity of an area, which would increase the market's selling value and bargaining power. One of the issues causing damage to the peat ecosystem's function is the inappropriate selection of commodities or economic sectors being developed. The purpose of this study was to ascertain the specialization of peatland commodities in Rengat District, Riau Province. The AHP and Borda Count Method methods were used in this study. According to the findings of AHP and Borda calculations, each sample village or district studied has certain commodities and economic sectors that have the potential to be developed on peatlands. This method also revealed that maize is the most promising commodity to be developed on peatlands in Rengat District, with the most planted area in Rawa Bangun Village. The findings of this study are expected to serve as a reference and indicator for government policies on peatland economic development in Rengat District, Indragiri Hulu Regency, Riau Province.</p> Yelly Zamaya Copyright (c) 2024 Jurnal Agro Ekonomi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3556 Fri, 01 Dec 2023 00:00:00 +0000 Pengaruh Indeks Kewirausahaan dan Preferensi Risiko Produksi terhadap Pendapatan Petani Tebu di Kabupaten Malang https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3557 <p><strong>English</strong><br>Sugarcane is one of the important commodities in the Indonesian economy which is responsible for the income of thousands of sugar cane farmers in Indonesia. However, sugarcane production tends to fluctuate every year. An understanding of the cognitive characteristics of farmers is very important in the formulation of sugarcane development policy. This study aims to analyze the entrepreneurial capacity and preferences of farmers in facing risks, as well as their effect on income. The research was conducted in Malang Regency, one of the sugarcane production center in Indonesia. To analyze entrepreneurial capacity, the Method Successive Interval (MSI) method was first used to convert ordinal data into interval data, that was then transformed into an index value, while risk preferences were analyzed using the Just and Pope model. The effect of the entrepreneurial index and risk preference on income was analyzed by regression analysis. The results show that the average value of the entrepreneurial index in each aspect is high and makes sugarcane farmers in Malang Regency included in the farmers with moderate and high levels of entrepreneurship, while the risk preferences of farmers 77.86% are risk averse. This finding also indicates that there is a positive and significant influence between the entrepreneurial index and risk preference on income. Therefore, efforts to increase the frequency of counseling, training, and technology dissemination related to sugar cane farming are important to be made as top priority. Extension workers' understanding of agricultural entrepreneurship also needs to be improved.</p> <p><strong>Indonesian</strong><br>Tebu menjadi salah satu komoditas perkebunan yang penting dalam perekonomian Indonesia yang memberikan kontribusi terhadap pendapatan ribuan petani tebu di Indonesia. Namun demikian produksi tebu cenderung mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pemahaman tentang sifat kognitif petani sangat penting dalam perumusan kebijakan pengembangan komoditas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas kewirausahaan dan preferensi petani dalam menghadapi risiko, serta pengaruhnya terhadap pendapatan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Malang, salah satu sentra produksi tebu di Indonesia. Untuk menganalisis kapasitas kewirausahaan digunakan metode MSI terlebih dahulu untuk mengubah data ordinal menjadi data interval, kemudian akan ditransformasikan menjadi nilai indeks, sedangkan preferensi risiko dianalisis dengan Just and Pope model. Selanjutnya, untuk mengetahui pengaruh indeks kewirausahaan dan preferensi risiko terhadap pendapatan digunakan analisis regresi. Hasil analisis menunjukkan nilai rata-rata indeks kewirausahaan pada masing-masing aspek tinggi, dan menjadikan petani tebu di Kabupaten Malang termasuk kedalam petani dengan tingkat wirausaha sedang dan tinggi, sedangkan preferensi risiko petani sebesar 77,86% merupakan petani risk averse. Temuan ini juga mengindikasikan adanya pengaruh positif dan signifikan antara indeks kewirausahaan dan preferensi risiko terhadap pendapatan. Karena itu, upaya peningkatan frekuensi penyuluhan, pelatihan dan diseminasi teknologi terkait usaha tani tebu penting untuk dijadikan prioritas utama. Pemahaman penyuluh terkait kewirausahaan pertanian juga perlu untuk ditingkatkan.</p> Intan Mega Maharani, Nuhfil Hanani, Syafrial Copyright (c) 2024 Jurnal Agro Ekonomi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3557 Fri, 01 Dec 2023 00:00:00 +0000 Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Smartphone oleh Petani Padi Sawah di Kota Padang Sidimpuan Provinsi Sumatera Utara https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3558 <p><strong>Indonesian</strong><br>Pemanfaatan smartphone oleh petani dalam mengembangkan usaha di bidang pertanian kini sudah merupakan praktik biasa di Indonesia. Petani padi sawah menggunakan smartphone sebagai media informasi, edukasi dan hiburan.. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku determinan penerimaan teknologi terhadap penggunaan smartphone oleh petani padi sawah. Penelitian dilakukan dengan mempergunakan pendekatan Model Penerimaan Teknologi (Technology Acceptance Model). Analisis jalus dilakukan dengan mempergunakan model persamaan structural yang diduga dengan metode partial least square (PLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemudahan penggunaan smartphone berpengaruh positif terhadap kegunaan dan sikap menggunakan smartphone, dan sikap menggunakan berpengaruh positif terhadap perilaku menggunakan smartphone, serta perilaku menggunakan smartphone berpengaruh positif terhadap penggunaan smartphone sesungguhnya. Intervensi mendorong petani kecil untuk menggunakan smartphone terutama untuk kegiatan usahatani berdampak positif pada hasil usahatani.</p> <p><strong>English</strong><br>The use of smartphones by farmers in developing businesses in the agricultural sector is needed in accessing agricultural information. Most farmers have used smartphones as a medium of information, education and entertainment. To find out the factors that influence the use of smartphones using the technology acceptance method. This study aims to (1) determine the characteristics of farmers (2) to determine the technology acceptance model of smartphone use. The data used are primary and secondary data, processed using descriptive analysis, and partial least squares (PLS). The results of this study are (1) the characteristics of farmers, namely smartphone ownership, gender, age, education, land area, experience, income, production, duration, quota, smartphone shop, family support. (2) the perception of ease is significant to the perception of usefulness, the perception of convenience is significant to the attitude, the attitude is significant to the behavior, the factors that have a significant influence on the perception of the convenience, the factors that have a significant influence on the attitude, the factors that have a significant influence on the actual use and significant behavior towards actual use.</p> Roza Yulida, Rosnita, Meki Herlon, Fanny Septya, Yulia Andriani Copyright (c) 2024 Jurnal Agro Ekonomi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3558 Fri, 01 Dec 2023 00:00:00 +0000 Integrasi Pasar Biji Kakao Indonesia dengan Pasar Dunia https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3559 <p><strong>English</strong><br>Indonesia is one of the largest producers and exporters of cocoa in the world. Dependence on the export market causes the price of Indonesian cocoa beans to fluctuate following price changes in the world market. The study aims to analyze market integration of cocoa beans in various markets, namely Indonesia, competing producing countries (Côte d'Ivoire and Ghana) and three major importing countries (Netherlands, Germany and Malaysia). The data used monthly price data January 2010 to December 2019. The cocoa bean markets integration was analyzed using the Johansen cointegration approach utilizing the Vector Error Correction Model (VECM). Results show a long-run integration between prices at Indonesian, competing producing countries, and major importing countries. In the short-run, Indonesia current domestic price was influenced by the previous month cocoa bean price of Indonesia and the Netherlands. The Granger causality test showed that Malaysia’s price causes Indonesia’s price. The Indonesian cocoa price did not have two-way causality either the competitor and the importing markets. The cocoa price linkage between the Indonesia and international markets was weak. Therefore, efforts are needed to smooth out the information on price changes in order to form an efficient market integration.</p> <p><strong>Indonesian</strong><br>Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir kakao terbesar di dunia. Ketergantungan terhadap pasar ekspor menyebabkan harga biji kakao Indonesia berfluktuasi mengikuti perubahan harga di pasar dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis integrasi pasar biji kakao di berbagai pasar yakni Indonesia, negara pesaing dan importir pesaing. Data yang digunakan adalah data harga bulanan periode Januari 2010 hingga Desember 2019. Integrasi pasar biji kakao dianalisis dengan pendekatan kointegrasi Johansen menggunakan Vector Error Correction Model (VECM). Hasil penelitian menunjukkan adanya keterkaitan jangka pajang antara harga Indonesia, negara eksportir pesaing dan negara importir utama. Harga Indonesia dalam jangka pendek dipengaruhi oleh harga Indonesia sendiri dan harga Belanda satu bulan sebelumnya. Uji kausalitas Granger menunjukkan bahwa harga Malaysia mempengaruhi harga Indonesia. Harga biji kakao Indonesia tidak memiliki hubungan timbal balik dengan pasar pesaing dan importir. Keterkaitan harga biji kakao di pasar Indonesia dengan pasar internasional tidak kuat. Oleh karena itu, diperlukan upaya kelancaran informasi perubahan harga agar terbentuk integrasi pasar yang efisien.</p> Siti Nur Faizah, Jamhari, Masyhuri Copyright (c) 2024 Jurnal Agro Ekonomi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3559 Fri, 01 Dec 2023 00:00:00 +0000 Ketahanan Pangan Rumah Tangga di Kabupaten Lombok Utara Pasca Gempa Bumi Tahun 2018 https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3560 <p><strong>English</strong><br>North Lombok Regency was the epicentrum of Lombok Island 7 Richter Scale earthquake in 2018.. Declining socio-economic conditions caused by the disaster could affect food security of the people in the North Lombok. Therefore, this study aims to compare the share of food expenditure, the level of energy adequacy, and the level of food security before and after the earthquake. This study used the National Socioeconomic Survey of March 2018 and 2019 of North Lombok Regency Central Bureau of Statistics. The analytical method used was the Johnson and Toole method, which is a cross-classification between proportion of food expenditure and energy adequacy levels. The research results show that the share of household food expenditure after the earthquake (2019) was statistically significantly different than before the earthquake (2018),the level of household energy adequacy after the earthquake ) was not statistically different from before the earthquake, the level of household food security after the earthquake was not statistically different from before the earthquake . Food aid and support from the agricultural sector contribute to maintaining food security levels after the earthquake. Small-business-related trainings and aid in agriculture sector are two alternatives policy to improve household income and food security.</p> <p><strong>Indonesian</strong><br>Kabupaten Lombok Utara merupakan pusat gempa sebesar 7 Skala Richter yang menimpa Pulau Lombok pada pertengahan tahun 2018. Kondisi sosial ekonomi yang menurun akibat bencana dapat memengaruhi ketahanan pangan masyarakat di Kabupaten Lombok Utara. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pangsa pengeluaran pangan, tingkat kecukupan energi, serta tingkat ketahanan pangan sebelum (2018) dan setelah gempa bumi (2019) di Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini menggunakan data sekunder SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) pada bulan Maret 2018 dan 2019 dari Kabupaten Lombok Utara yang bersumber dari Badan Pusat Statistik. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Johnson and Toole yang merupakan persilangan antara pangsa pengeluaran pangan dan tingkat kecukupan energi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pangsa pengeluaran pangan rumah tangga pasca terjadi gempa bumi (tahun 2019) berbeda nyata secara statistik dengan sebelum terjadi gempa bumi (tahun 2018), kecukupan energi rumah tangga pasca terjadi gempa bumi tidak berbeda secara statistik dengan sebelum terjadi gempa bumi, tingkat ketahanan pangan rumah tangga pasca terjadi gempa bumi tidak berbeda secara statistik dengan sebelum terjadi gempa bumi. Bantuan pangan dan dukungan dari sektor pertanian berperan dalam mempertahankan tingkat ketahanan pangan pasca gempa bumi. Pemberian pelatihan terkait usaha kecil dan bantuan di sektor pertanian adalah dua alternatif kebijakan untuk meningkatkan pendapatan dan ketahanan pangan rumah tangga.</p> Shabilla Uswatun Hasanah, Arini Wahyu Utami, Jangkung Handoyo Mulyo, Yahya Shafiyuddin Hilmi Copyright (c) 2024 Jurnal Agro Ekonomi https://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/4.0 https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/jae/article/view/3560 Fri, 01 Dec 2023 00:00:00 +0000