KERENTANAN DAN ADAPTASI RUMAH TANGGA PETANI TERHADAP PERUBAHAN IKLIM DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Authors

  • Raditia Eka Kurniawan
  • Reynaldi Elmir Arisurya

Keywords:

adaptation strategies, climate change, kerentanan, LVI, perubahan iklim, SLA, strategi adaptasi, vulnerability

Abstract

English
Farmer households are considered vulnerable to climate change because they depend on uncertain natural conditions. Regional economy and majority of people in the Gunungkidul Regency rely on their livelihoods from food crops. This study aims to identify adaptation strategies of farmer households and to analyze their vulnerability due to climate change in three villages in Gunungkidul Regency. This study uses an explanatory sequential mixed method design (quantitative-qualitative). Livelihood vulnerability analysis uses quantitative analysis with the Livelihood Vulnerability Index (LVI), while adaptation analysis is carried out qualitatively using the Sustainable Livelihoods Approach (SLA). The results showed that Pucanganom Village (south zone) was the most vulnerable to climate change with a value of LVI 0.352, while Bendung Village (north zone) 0.333 and Gedangrejo Village (middle zone) 0.346. The adaptation strategies of farmer households in each village consist of: (1) agricultural intensification and extensification, i.e. by applying climate adaptation technology, five agricultural farms systems, and integrated farming systems; (2) diversification strategy by carrying out food stocks, processing agricultural products, trade and service sectors, liquidating assets, loans or debt, and remittances; and (3) migration strategy by doing non-permanent migration, i.e. looking for side jobs outside the region, becoming seasonal laborers, and also permanent migration.

Indonesian
Rumah tangga petani dianggap rentan terhadap perubahan iklim, karena sangat bergantung pada kondisi alam yang tidak menentu. Perekonomian wilayah dan sebagian besar masyarakat di Kabupaten Gunungkidul menggantungkan sumber penghidupannya pada sektor pertanian tanaman pangan. Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kerentanan dan mengidentifikasi strategi adaptasi rumah tangga petani akibat perubahan iklim di tiga desa di Kabupaten Gunungkidul. Rancangan metode yang digunakan adalah campuran sekuensial eksplanatori (kuantitatif-kualitatif). Analisis kerentanan penghidupan menggunakan analisis kuantitatif dengan penghitungan Livelihood Vulnerability Index (LVI), sedangkan untuk menganalisis adaptasi dilakukan secara kualitatif menggunakan pendekatan Sustainable Livelihood Approach (SLA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Desa Pucanganom (zona selatan) paling rentan terhadap perubahan iklim dengan nilai LVI 0,352 sedangkan nilai untuk Desa Bendung (zona utara) 0,333 dan Desa Gedangrejo (zona tengah) 0,346. Strategi adaptasi rumah tangga petani pada masing-masing desa adalah (1) intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian, yaitu dengan penerapan teknologi adaptasi iklim, panca usaha tani dan sistem pertanian terpadu, (2) diversifikasi dengan melakukan stok pangan, pengolahan hasil pertanian, sektor perdagangan dan jasa, pencairan aset, pinjaman atau utang dan kiriman uang, dan (3) migrasi dengan melakukan migrasi nonpermanen, yaitu mencari pekerjaan sampingan di luar daerah dan menjadi buruh musiman, maupun migrasi permanen dengan merantau.

Author Biographies

Raditia Eka Kurniawan

Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul
Jln. Taman Bakti No.43, Purbosari, Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia 55813

Reynaldi Elmir Arisurya

Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Pertanian
Jln. Harsono RM No. 3, Ragunan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Indonesia 12550

References

Belliveau S, Bradshaw B, Smit B, Reid S, Ramsey D, Tarleton M, Sawyer B. 2006. Farm level adaptation to multiple risks: Climate change and other concerns. J of Rural and Community Dev. 3(2):47-62

Benson C, Twigg J. 2007. Tools for mainstreaming disaster risk reduction : guidance notes for development organisations. Geneva (SW): International federation of red cross and red crescent societies/the ProVention Consortium.

[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Gunungkidul. 2017. Gunungkidul dalam angka 2017 [Internet]. [diakses pada tanggal 10 Agustus 2018]. Tersedia dari: https://gunungkidulkab.bps.go.id/publication/.

Creswell JW. 2017. Research design (terjemahan). Pendekatan metode kualitatif, kuantitatif dan campuran Ed. Ke-4. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.

[Ditjenppi KLHK] Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. 2018. Knowledge centre perubahan iklim: tentang perubahan iklim [Internet]. [diakses pada 7 Januari 2018]. Tersedia dari http://ditjenppi.menlhk.go.id/kcpi/.

Ellis F. 1999. Rural livelihood diversity in developing countries: evidence and policy implications. ODI Number 40, April 1999. Englang and Wales (GB): Overseas Development Institute. 40 (10). https://doi.org/xx

Erythrina, Zaini Z. 2014. Budidaya padi sawah sistem tanam jajar legowo: tinjauan metodologi untuk mendapatkan hasil optimal. J. Litbang Pertan. 33(2): 79-86.

Hahn MB, Riederer AM, Foster SO. 2009. The livelihood vulnerability index: a pragmatic approach to assessing risks from climate variability and change-a case study in Mozambique. Global Environmental Change. 19(1): 74–88. https://doi.org/10.1016/j.gloenvcha.2008.11.002

Haryanti NBT, Mutiara, Retna ID. 2003. Karakteristik petani lahan kering (studi pada petani lahan kering Desa Wanadri Kabupaten Banjarnegara). Prosiding Hasil Litbang Rehabilitasi Lahan Kritis: 74–82.

[ICCTF] Indonesia Climate Change Trust Fund. 2017. Kajian risiko dan aksi adaptasi perubahan iklim sektor spesifik ketahanan pangan di Dusun Karang Tengah, Desa Giricahyo, Kecamatan Purwosari [Internet]. [diakses pada tanggal 10 Januari 2018]. Tersedia dari: www.icctf.or.id.

IPCC. 2007. Climate change 2007: impacts, adaptation and vulnerability: contribution of Working Group II to the fourth assessment report of the Intergovernmental Panel. Genebra. Suíça [Internet]. [diakses pada tanggal 10 Januari 2018]. Tersedia dari: https://doi.org/10.1256/004316502320517344

Mantra IB. 2012. Demografi umum. Cetakan ke-13. Yogyakarta (ID): Pustaka Pelajar.

McDowell JZ, Hess JJ. 2012. Accessing adaptation: Multiple stressors on livelihoods in the Bolivian highlands under a changing climate. Global Environ Change. 22(2):342-352. https://doi.org/10.1016/j.gloenvcha.2011.11.002

Mubyarto. 1994. Pengantar Ekonomi Pertanian.Ed Ketiga. Jakarta (D): LP3ES .

Notoatmojo S. 2003. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta (ID): Rineka Cipta.

Nurcholis M, Supangkat G. 2011. Pengembangan integrated farming system untuk pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bengkulu 7 Juli 2011.

Rejekningrum P, Las I, Amien I, Surmaini E, Pramudia, A, Sarvina Y. 2011. Adaptasi perubahan iklim sektor pertanian. Dalam: Hermanto editors. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta (ID): Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Scoones I. 1998. Sustainable rural livelihoods a framework for analysis. Analysis. 72:1–22. https://doi.org/10.1057/palgrave.development.1110037

Shah KU, Dulal HB, Johnson C, Baptiste A. 2013. Understanding livelihood vulnerability to climate change: applying the livelihood vulnerability index in Trinidad and Tobago. Geoforum. 47:125-137.https://doi.org/10.1016/j.geoforum.2013.04.004

Smit B, Wandel J. 2006. Adaptation, adaptive capacity and vulnerability. Global Environmental Change, 16(3):282-292. https://doi.org/10.1016/j.gloenvcha. 2006.03.008

Subair, Kolopaking LM, Adiwibowo S, Pranowo MB. 2014. Adaptasi perubahan iklim komunitas desa: studi kasus di kawasan pesisir utara Pulau Ambon. J. Komunitas.6(1):57–69. https://doi.org/10.15294/komunitas.v6i1.2943

Surmaini E, Runtunuwu, E. 2010. Upaya sektor pertanian dalam menghadapi perubahan iklim. J. Litbang Pertan. 30(1):1–7. https://doi.org/10.21082/JP3.V30N1.2011.P1-7

Thahir. 1999. Tumpang Gilir. Jakarta (ID): PCU Yasaguna.

Todaro MP. 2000. Pembangunan ekonomi di dunia ketiga. Ed ke-7. Jakarta (ID): Erlangga.

Tyas WP. 2015. Resilience, home-based enterprises and social assets in post-disaster recovery: a study from Indonesia [Phd’s thesis]. [New Castle (UK)]: New Castle University.

Widada AW, Hardyastuti S, Mulyo JH. 2014. Analisis kerentanan penghidupan rumah tangga tani akibat perubahan iklim di Kabupaten Gunungkidul. Agro Ekon. 24(1): 10-24.

Downloads

Published

01-02-2024