FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN PETANI DALAM MENGADOPSI TEKNOLOGI PERSEMAIAN BIBIT CABAI DI PROVINSI JAWA BARAT

Authors

  • Rizka Amalia Nugrahapsari
  • Apri Laila Sayekti
  • M Prama Yufdy
  • Idha Widi Arsanti

Keywords:

benih, cabai, chilli, diseminasi, dissemination, seed

Abstract

English
Nursery technology is the key determinant of seedling quality for supporting high chilli yield potential. The adoption rates of nursery technology vary by the chilli varieties and are determined by the appropriateness of the dissemination. The main objective of the study is to identify the determinants of farmers’ decisions in adopting chilli seedling nursery technology. The data was obtained by interviewing 231 farmers using the GeoODK Collect application in Ciamis, Tasikmalaya, and Garut in May-June 2016. The determinants of farmers' decisions in adopting chilli seedling nursery technology were analyzed with the logit regression. Results showed that most farmers produce their own seedlings using commercial seeds. The determinants of farmers’ decisions on chilli seedling nursery technology are non-farm income, travel time to seed suppliers, seed credit, seed sources, and main occupation. Dissemination of chilli seeding nursery should be consistent with the chilli variety types. The open-pollinated variety may be introduced to farmers who save seeds for seedlings and need a long travel time to seed suppliers. The hybrid seedling nursery technology can be introduced to farmers who have access to hybrid seed suppliers and sufficient working capital. The government should facilitate farmers to access the necessary supporting infrastructures and inputs to increase the adoption rates.

Indonesian
Teknologi persemaian adalah penentu mutu benih penunjang potensi tinggi produktivitas cabai. Tingkat adopsi teknologi persemaian bervariasi menurut varietas cabai yang diintroduksikan dan ditentukan oleh metode diseminasi yang sesuai dengan karakteristik petani. Tujuan utama penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi keputusan petani dalam mengadopsi teknologi persemaian benih cabai. Data diperoleh dengan mewawancarai 231 petani melalui aplikasi GeoODK Collect di Ciamis, Tasikmalaya, dan Garut pada bulan Mei – Juni 2016. Determinan keputusan petani dalam penyemaian benih cabai dianalisis dengan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani menyemai sendiri benih yang dipergunakannya pada usaha tani cabai dengan menggunakan benih komersial. Determinan keputusan dalam adopsi teknologi penyemaian benih adalah pendapatan dari nonusaha tani, waktu tempuh dari lahan usaha ke penjual benih, kredit benih, sumber benih, dan pekerjaan utama. Diseminasi metode persemaian benih cabai perlu disesuaikan dengan jenis varietas cabai. Introduksi teknologi persemaian benih varietas cabai open-pollinated dapat diperkenalkan kepada petani yang menyimpan hasil panen sebagai benih dan lokasinya jauh dari penjual benih. Introduksi teknologi persemaian benih cabai hibrida dapat diperkenalkan kepada petani yang memiliki akses bibit dari kios pemasok terdekat dan modal kerja memadai. Pemerintah perlu memfasilitasi petani dalam mengakses sarana dan prasarana yang diperlukan serta input untuk meningkatkan tingkat adopsi.

Author Biographies

Rizka Amalia Nugrahapsari

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jl
n. Tentara Pelajar No. 3C, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16111

Apri Laila Sayekti

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jl
n. Tentara Pelajar No. 3C, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16111

M Prama Yufdy

Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura
Jl
n. Tentara Pelajar No. 3C, Bogor, Jawa Barat, Indonesia 16111

Idha Widi Arsanti

Pusat Pendidikan Pertanian
Jl
n. Harsono RM 3, Ragunan, Jakarta Selatan, Indonesia 12550

References

Amrullah ER, Surachmanto A, Pullaila A. 2014. Adopsi teknologi pertanian organik dalam pemanfaatan lahan pekarangan perkotaan di Kota Serang Provinsi Banten. Bul Ikat. 4(1):39–47.

Antriyandarti E, Ani S. 2015. Pengembangan agribisnis cabai merah. Media Trend. 10(1):47–56.

Anwarudinsyah M, Sayekti A, Killoes AM, Hilman Y. 2015. Dinamika produksi dan volatilitas harga cabai: antisipasi strategi dan kebijakan pengembangan. Pengemb Inov Pertan. 8(1):33–42.

Astining C, Arifah, Bangun RHB. 2020. Karakteristik petani dan kelayakan usahatani cabai besar (Capsicum Annuum L) dan cabai rawit (Capsicum Frutescens L) di Sumatera Utara. Agricore. 5(1):49–58.

Badan Pusat Statistik. 2016. Statistik Indonesia 2016. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

Badan Pusat Statistik. 2020. Statistik Indonesia 2020. Jakarta (ID): Badan Pusat Statistik.

Basuki RS, Arshanti IW, Khaririyatun, N, Kusandriani YL. 2014. Studi adopsi cabai merah varietas Tanjung-2 hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Sayuran di Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat. J Hortik. 24(4):355–362.

Dhraief MZ, Romdhani SB, Dhehibi B, Zlaoui MO, Jebali O, Youssef S. 2018. Factors affecting the adoption of innovative technologies by livestock farmers in arid Aaea of Tunisia. FARA Research Report. 3(5):1-22.

Diiro G. 2013. Impact of off-farm income on technology adoption intensity and productivity: evidence from rural maize farmers in Uganda. Working Paper 11. Washington (USA): International Food Policy Research Institute.

Engel JF, Blackwel RD, Miniard P. 1994. Perilaku konsumen Jilid I. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Ghozali I. 2009. Aplikasi analisis multivariate dengan Program SPSS. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.

Hendayana R. 2013. Penerapan metode regresi logistik dalam menganalisis adopsi teknologi pertanian. Inform Pertan. 22(1):1–9.

Hosmer DL. 2000. Applied logistic regression. Second Edi. New York: John Willey and Sons.

Howley P, Donoghue CO, Heanue K. 2012. Factors affecting farmers’ adoption of agricultural innovations: a panel data analysis of the Uue of artificial insemination among dairy farmers in Ireland. J Agric Sci. 4(6):171–179.

Kadar L, Siregar H, Putri E. 2016. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap adopsi varietas unggul jagung putih di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah. Inform Pertan. 25(2):215–220.

Kotler P. 2008. Prinsip-Prinsip pemasaran Jilid I. Jakarta (ID): Erlangga.

Kuntariningsih A, Mariyono J. 2013. Socio-economic factors affecting adoption of hybrid seeds and silvery plastic mulch for chili farming in Central Java. SEPA J Sos Ekon Pertan dan Agribinis. 9(2):297–308.

Kusandriani Y, Muharam A. 2005. Produksi benih cabai. Panduan Teknis PTT Cabai merah No.1 Lembang (ID):Balai Penelitian Tanaman Sayuran.

Mariyono J, Bhattarai M. 2009. Chili production practices in Central Java, Indonesia. Baseline Report September 2009. Tainan: The World Vegetable Center.

Mariyono J. 2016. Impacts seed technology improvements on economic aspects of chilli production in Central Java - Indonesia. J Ekon Pembang. 17(1):1–14.

Mariyono J. 2017. Agro-ecological and socio-economic aspects of crop protection in chili-based agribusiness in Central Java. J Sos Ekon dan Kebijak Pertan. 6(2):120–132.

Mohamed KS, Temu A. 2008. Access to credit and its effect on the adoption of agricultural technologies: the case of Zanzibar. African Review of Money Finance and Banking. pp 45-89.

Mwangi M, Kariuki S. 2015. Factors determining adoption of new agricultural technology by smallholder farmers in developing countries. J Econ Sustain Dev. 6(5):208–217.

Nugrahapsari RA, Arsanti IW. 2018. Analisis volatilitas harga cabai keriting di Indonesia dengan pendekatan Arch Garch. J Agro Ekon. 36(1):1–13.

Nugrahapsari RA, Setiani R, Prabawati S, Turyono, Hardiyanto. 2019. Dampak program gerakan tanam cabai terhadap pemenuhan kebutuhan cabai tingkat rumah tangga di Bogor dan Jakarta. J Hortik. 29(1).

Pranoto Y. 2016. Faktor yang mempengaruhi keputusan petani terhadap hasil panen lada putih di Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. J Agrar. 2(1):69–74.

Pratama IGR, Yasa I. 2018. Elastisitas harga cabai dan pendapatan pedagang kaki lima di Kota Denpasar. E-Jurnal EP Unud. 7(9):1983–2010.

Pratiwi PR, Santoso SI, Roessali W. 2018. Tingkat adopsi teknologi true shallot seed di Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan. Agrar J Agribus Rural Dev Res. 4(1):9–18.

Purwadi DNA, Ferichani M, Ani SW. 2016. Analisis penawaran cabai merah (Capsicum Annum L) di Kabupaten Karanganyar. AGRISTA. 4(3):469–475.

Pusdatin PD dan SIP. 2018. Statistik Pertanian 2018. Jakarta (ID): Kementerian Pertanian.

Reardon T, Stamoulis K, Pingali P. 2007. Rural nonfarm employment in developing countries in an era of globalization. Agircultural Econ. 37:173–183.

Rinaldi J, Nugrahapsari RA, Suharyanto nFN. 2017. Dampak kebijakan subsidi pupuk terhadap daya saing komoditas sayuran di Bali. J Hortik. 27(1):137–146.

Ryan E, Prihtanti TM, Nadapdap H. 2018. Faktor- faktor yang mempengaruhi adopsi petani terhadap penerapan sistem pertanian jajar legowo di desa barukan Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. In: Prosiding Seminar Nasional Dalam Rangka Dies Natalis UNS Ke 42 Tahun 2018. p. 53–64.

Shofiatun, Hastuti D; Prabowo R. 2017. Analisis permintaan cabai merah keriting (Capsicum annum L) di Kota Semarang. Mediagro. 13(1):79–91.

Sudjindro. 2009. Permasalahan dalam Implementasi Sistem Perbenihan. Bul Tanam Tembakau, Serat dan Miny Ind. 1(2):92–100.

Sumarwan U. 2002. Perilaku konsumen: teori dan penerapannya dalam pemasaran. Jakarta (ID): Ghalia Indonesia.

Swastika S, Pratama D, Hidayat T, Andri KB. 2017. Teknologi budidaya cabai merah. Riau (ID): Universitas Riau.

Taghfir DB, Anwar S, Kristanto B. 2018. Kualitas benih dan pertumbuhan bibit cabai (Capsicum Frutescens I) pada perlakuan suhu dan wadah penyimpanan yang berbeda. J Agro Complex. 2(2):137–147.

Downloads

Published

01-02-2024