Penciri Khusus Dan Perkecambahan Benih Anggrek Bulan Pelaihari Berbasis Masyarakat Lokal
Keywords:
Anggrek Bulan Pelaihari, Benih Anggrek, Perkecambahan SimbiotikAbstract
Indonesia kaya akan Sumberdaya Genetik (SDG) dan masuk dalam kelompok Negara “Mega Biodiversity” bahkan merupakan Champion of Biodiversity. Tingkat kekayaan genetik anggrek di Indonesia terbesar kedua setelah Brasil. Spesies anggrek di seluruh dunia berjumlah 26.000 spesies dan sekitar 5.000-6.000 jenis anggrek terdapat di Indonesia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Pulau Kalimantan terdapat 2.500 – 3.000 spesies. Kondisi terkini jumlah spesies anggrek di Pulau Kalimantan sekitar 942 spesies, dari jumlah tersebut terdapat 56 anggrek endemik dan terdapat 15 spesies anggrek yang baru teridentifikasi.
Phalaenopsis merupakan marga dari anggrek yang dikenal sebagai anggrek bulan. Berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 Tanggal 9 Januari 1993 anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis L.) ditetapkan sebagai Puspa Pesona Indonesia yang merupakan bunga nasional dengan karakteristik mewakili sebuah bangsa dan negara. Phalaenopsis memiliki kekhasan pada bentuk bunga yang lebih besar dengan warna yang bervariasi dan waktu bunga mekar lebih lama dibandingkan jenis anggrek lain. Ekotipe anggrek Phalaenopsis amabilis L. endemik di Indonesia terdapat sedikitnya 6 macam, yaitu dari Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Setiap daerah memiliki karakteristik bunga yang berbeda satu dengan yang lainnya. Khusus di Pulau Kalimantan terdapat 2 ekotipe anggrek bulan yaitu anggrek bulan pelaihari dan anggrek bulan meratus. Anggrek bulan Pelaihari sudah dilepas sebagai varietas unggul nasional oleh Menteri Pertanian dan masyarakat anggrek dunia mengakui bahwa anggrek bulan pelaihari memiliki penciri khusus yang unggul dan berbeda dengan anggrek bulan lainnya serta sudah dijadikan sebagai tetua dalam program pemuliaan tanaman.
Keberadaan anggrek Bulan Pelaihari sebagai kekayaan hutan Indonesia semakin hari semakin langka, status kelestariaannya juga mulai terancam punah di habitat aslinya. Kondisi ini sebabkan oleh beberapa faktor seperti maraknya pembalakan liar, kebakaran hutan, alih fungsi lahan hutan, deforestasi, hilangnya pollinator, fragmentasi populasi, genetik drift, tekanan antropogenik, selain itu adanya eksploitasi anggrek spesies oleh masyarakat secara berlebihan untuk memperoleh keuntungan yang berlipat ganda tanpa memperhatikan etika lingkungan, serta peningkatan koleksi anggrek oleh penggemar anggrek yang tidak terkendali tanpa memperhatikan aspek pelestarian.
Upaya untuk menjaga kelestariaan dan menghindari ancaman kepunahan Anggrek Bulan Pelaihari tidak cukup hanya diantisipasi dengan peraturan saja, tetapi diperlukan upaya lain seperti konservasi anggrek berbasis masyarakat lokal, karena kita ketahui selama ini perkecambahan benih anggrek hanya dilakukan melalui teknik in vitro, sedangkan teknik ini tidak bisa semua masyarakat lokal dapat menjangkau karena teknik ini memerlukan keahlian dan peralatan khusus dengan harganya yang mahal, sehingga perlu adanya inovasi dalam perkecambahan benih anggrek yang mudah dilakukan agar tujuan pelestarian dan pengembangan komoditas florikultura unggulan daerah dapat tercapai.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Buletin Teknologi & Inovasi Pertanian

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.