POTENSI DAN KENDALA SISTEM RESI GUDANG (SRG) UNTUK MENDUKUNG PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA

Authors

  • Ashari Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Keywords:

warehouse receipt system, agricultural commodities, agricultural finance, government policy, Indonesia, sistem resi gudang, komoditas pertanian, pembiayaan pertanian, kebijakan pemerintah

Abstract

Price fall of agricultural commodities usually taking place during harvest season adversely affect the farmers. The government addresses this issue through launching the Warehouse Receipt System (SRG). This paper critically reviews potencies and constraints of WRS in supporting agricultural finance and its improvement measures. Theoretically, SRG provides potential benefits, especially in financial support, stabilizing price fluctuation, increasing farmers’ income, credit mobilization, improving product quality, etc. However, SRG implementation in the agricultural sector encounters a number of constraints, such as high transaction costs, inconsistency of quantity and quality of agricultural products, lack of bank support, and weak farmers’ institutions. Since the farmers’ institutions are not well organized yet, SRG procedures seem very complicated and need simplification. In addition, SRG promotion and more conducive government policy are also necessary to optimize this credit scheme.

References

Anonim. 2007. Sistem Resi Gudang Departemen Perdagangan Beri Akses Pembiayaan bagi Petani dan sektor UKM. http://www.depdag.go.id/index.php?option= siaran_pers&task=detil&id=2905 [30/3/09]

Anonim.2008. Kisah Sukses dari Negeri Seberang http://jurnalnasional.com/?med-=Koran%20Harian&sec=Utama&rbrk=&id=44239&detail=Utama

Antara. 2011. DPR: Resi Gudang Perkuat Posisi Tawar Petani. http://id.berita. yahoo.com/ dpr-resi-gudang-perkuat-posisi-tawar-petani-000815023.html (16/12/11)

Ariyani, RR. 2008. Sistem Resi Gudang akan Diberlakukan Nasional. http://www.tempo-interaktif.com/hg/ekbis/2008/04/16/brk,20080416-121425,id.html [30/03/09]

Ashari. 2007. Resi Gudang: Alternatif Model Pemasaran Komoditas Pertanian. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 29 (4): 7-8. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Ashari. 2010. Pendirian Bank Pertanian di Indonesia: Apakah Agenda mendesak? AKP 8 (1): 13-27. Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Aviliani dan Usman Hidayat. 2005. Menuju Skim Pembiayaan Resi Gudang yang Atraktif . http://www.indef.or.id/xplod/upload/arts/Resi%20Gudang.HTM (5/5/2009)

Bappebti. 2009. Resi Gudang di Tengah Kelebihan Pasokan. Bappebti/mjl/096/IX/2009. Bappebti, Departemen Perdagangan. Jakarta.

Bappebti. 2011a. Laporan Tahunan 2010. Bappebti, Kementerian Perdagangan RI. Jakarta.

Bappepti. 2011b. Sistem Resi Gudang sebagai Instrumen Pembiayaan. Makalah disam-paikan pada Workshop Penguatan Kelembagaan Sistem Resi Gudang dalam Mendukung Pembiayaan Sektor Pertanian, Best Western Mangga Dua Hotel &Residence. Menko Perekonomian, 7 Desember 2011. Jakarta.

BRI. 2008. Sistem Resi Gudang: Peluang, Tantangan dan Hambatan. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sistem Resi Gudang, Pengembangan Alternatif Pembiayaan melalui Sistem Resi Gudang. Hotel Borobudur, tanggal 4 Nopember 2008

BRI. 2011. Penjaminan Resi Gudang ke Bank Sebagai Alternatif Pembiayaan. Makalah disampaikan pada Workshop Penguatan Kelembagaan Sistem Resi Gudang dalam Mendukung Pembiayaan Sektor Pertanian, Best Western Mangga Dua Hotel &Residence. Menko Perekonomian, 7 Desember 2011. Jakarta.

Hasan, F. 2008. Potensi Penerapan Sistem Resi Gudang di Indonesia. Institute for Development of Economic and Financing (INDEF). Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sistem Resi Gudang, Pengembangan Alternatif Pembiayaan melalui Sistem Resi Gudang. Hotel Borobudur, tanggal 4 Nopember 2008 Jakarta.

iPasar. 2011. Implementasi Pelaksanaan Pasar Lelang dalam Mendukung Pelaksanaan Sistem Resi Gudang. Makalah disampaikan pada Workshop Penguatan Kelembagaan Sistem Resi Gudang dalam Mendukung Pembiayaan Sektor Pertanian, Best Western Mangga Dua Hotel &Residence. Menko Perekonomian, 7 Desember 2011. Jakarta.

Kompas. Com. 2007. Perbankan Diminta Biayai Resi Gudang. Kamis, 10 Mei. http:// www2.kom-pas-cetak/0705/10/jatim/6635 (6/05/09)

Krisnamurthi, B. 2009. Resi Gudang di Tengah Kelebihan Pasokan. Bappepti/Mjl/096/X/ 2009/edisi Maret. Bappebti. Departemen Perdagangan.

Kurniawan,D. 2009. Faktor-Faktor yang Mempe-ngaruhi Penerapan Sistem Resi Gudang oleh Petani di Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB. Bogor.

Muhi, H. A. Fenomena Pembangunan Desa. Institut Pemerintahan Dalam Negeri, Jatinangor, Jawa Barat, 2011. http://alimuhi.staff.ipdn. ac.id/ wp-content/uploads/2011/08/ FENOMENA-PEMBANGUNAN-DESA2.pdf (19/12/11)

Pusat Pembiayaan. 2006. Pedoman Umum Sistem Tunda Jual Komoditas Pertanian. Pusat Pembiayaan Pertanian, Departemen Per-tanian. Jakarta.

Riana, D. 2010. Penggunaan Sistem Resi Gudang Sebagai Jaminan Perbankan di Indonesia. Thesis. Magister Hukum. Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Jakarta

Sadarestuwati. 2008. Pentingnya Sistem Resi Gudang bagi Petani. Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Sistem Resi Gudang, Pengembangan Alternatif Pem-biayaan melalui Sistem Resi Gudang. Hotel Borobudur, tanggal 4 Nopember 2008.

Suhendro. 2008. Panetrasi Sistem Resi Gudang Masih Rendah. http://www.detik-finance.com/read/2008/11/04/115658/1030906/4/panetrasi-sistem-resi-gudang-masih-rendah [ 30/3/09]

Teken, I.B dan A.K. Hamid, 1982. Tataniaga Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB). Bogor.

Wikipedia. 2009. Resi Gudang. http://id.wikipedia. org/ wiki/Resi_gudang[30/3/09]

Yudho, U. 2008. Sistem Resi Gudang sebagai Lindung Nilai: Studi pada PT Petindo Daya Mandiri. Thesis. Program Studi Magister Manajemen. Pasca Sarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Downloads

Published

2024-03-07

How to Cite

Ashari. (2024). POTENSI DAN KENDALA SISTEM RESI GUDANG (SRG) UNTUK MENDUKUNG PEMBIAYAAN USAHA PERTANIAN DI INDONESIA. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(2), 129–143. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/3617