PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN

Authors

  • Sri Nuryanti Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
  • Dewa K.S. Swastika Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Keywords:

farmers, farmers’ group, technology, adoption, petani, kelompok tani, penerapan, teknologi

Abstract

This paper describes roles of farmers’ groups in agricultural technology application. A farmers’ group is defined as a group of farmers informally consolidate themselves based on their common goals in farming activities. Initial spirit of establishing a farmers’ group is to strengthen farmers’ bargaining position, especially in terms of collective purchasing of farm inputs and selling their agricultural products efficiently. Indonesia has a long experience in formation of farmers’ groups since Mass Intensification (BIMAS) and Special Intensification (INSUS) were launched in 1970s-1980s. Currently, most of farmers groups in Indonesia are not formed by farmers themselves, but they are mostly formed as a response to the government program that requires farmers to become members of a farmers’ group. Most of government support for farmers, such as distribution of subsidized fertilizer, agricultural extension, subsidized farm credits and other programs are distributed to farmers’ group or farmers’ groups association. Introduction and promotion of a new technology is also delivered through farmers’ groups. Thus, the roles of a farmers’ group are not only as the means of distributing government assistance and extension services, but also as the agent for new technology adoption.

References

Anonimous, 2009. Kelompok Tani. http://azisturindra.wordpress.com/2009/12/02/ kelompok-tani/; Downloaded: 14 April 2011

Basuno, E. 2003. Kebijakan Sistem Diseminasi Teknologi Pertanian: Belajar dai BPTB NTB. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 1 (3), September 2003: 238-254. Puslitbang Sosek Pertanian. Bogor.

Darajat, S. 2011. Kelompok Tani, Ujung Tombak Pertanian Masa Depan. http://www.pelita.or.id/baca.php?id=41182. Downloaded: 21 April 2011.

Darwanto, D.H. 1993. Rice Varietal Improvement And Productivity Growth In Indonesia. PhD Thesis. Faculty of Graduate School, University of The Philippines Los Baños.

Djiwandi. 1994. Pengaruh Dinamika Kelompok Tani Terhadap Kecepatan Adopsi Teknologi Usahatani di Kabupaten Sukoharjo. Prosiding Laporan Penelitian.

Gunawan, M., A. Pakpahan, dan E. Pasandaran. 1989. Perubahan Kelembagaan Pertanian pada Pasca Adopsi Padi Unggul. Prosiding Patanas “Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian”: 32-46. Pusat Penelitian Agro Ekonomi.

Hermanto. 2007. Rancangan Kelembagaan Tani dalam Implementasi Prima Tani di Sumatera Selatan. Analisis Kebijakan Pertanian. Vol. 5 (2), Juni 2007 : 110-125. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Hutabarat, B. 1999. Ekonomi Produksi dan Manajemen Usaha Tani dalam Percepatan Adopsi Teknologi, Peningkatan Produksi, dan Kesempatan Kerja; Rangkuman dan Gagasan dalam Penentuan Arah Penelitian di Masa Depan. Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi dan Kelembagaan Pertanian. Ed. Rusastra et.al.: 270-284. Puslit Sosek Pertanian. Bogor.

Iqbal, M. dan Sumaryanto. 2007. Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu pada Partisipasi Masyarakat. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 5 (2), Juni 2007: 167-182. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Kutsiyah, F., M. Mustadjab, R. Anindita, dan A. E. Yustika. 2009. Analisis Kinerja Program Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat melalui Lembaga Pesantren di Madura. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 27 (2), Oktober 2009: 109-134. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Le Vay, C. 1983. Agricultural Co-operative Theory: A Review. Journal of Agricultural Economics, 34(1): 1-44.

Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan Pembangunan Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta.

Mintoro, A. 1997. Gejala Disintegrasi dalam Akselerasi Modernisasi pada Kelembagaan Nelayan Tangkap di Provinsi Sumatera Utara. Prosiding Industrialisasi, Rekayasa Sosial dan Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian. Ed. Tahlim et al.: 355-363. Puslit Sosek Pertanian.

Mosher, A.T. 1987. Menggerakkan dan Mem-bangun Pertanian. Syarat-Syarat Pokok Pembangunan dan Modernisasi. CV Yasaguna

Muis, Amran, C. Khairani, Sukarjo, Y.P. Rahadjo. 2008. Petunjuk Teknis Teknologi Pen-dukung Pengembangan Agribisnis di Desa P4MI. BPTP Sulawesi Tengah. http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id/dokumen/one/31/file/Juknis-Pelatihan.pdf. Downloaded: 21 April 2011.

Musyafak, A. dan T.M. Ibrahim. 2005. Strategi Percepatan Adopsi dan Difusi Inovasi Pertanian Mendukung Prima Tani. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 3 (1), Maret 2005: 20-37. Puslitbang Sosek Pertanian. Bogor.

Pasaribu, M. S. 2007. Revitalizing Institution to Enhance Climate Forecast Application in East Nusa Tenggara Province, Indonesia. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 5 (3), September 2007: 239-253. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Pelita. 2011. Laporan: Kelompok Tani, Ujung Tombak Pertanian Masa Depan. http://www.pelita.or.id/cetakartikel.php?id=40915, 15 April 2011.

Pranadji, T. 2005. Pemberdayaan Kelembagaan dan Pengelolaan Sumberdaya Lahan dan Air. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 3 (3), September 2005: 256-267. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Pranadji, T. 2006. Penguatan Modal Sosial untuk Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan dalam Pengelolaan Agroekosistem Lahan Kering. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 24 (2), Oktober 2006: 178-206. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Putri, R. dan R. Pamekas. 2011. Pemberdayaan Masyarakat untuk Pengoptimalan Tekno-logi Kincir Air di Sumatera Barat. http://www.pdf-archive. com/2011/03/16/31-ratih-putri-r-r-pamekas/31-ratih-putri-r-r-pamekas.pdf, 15 April 2011.

Rachman, B. 1989a. Skala Usaha dan Efisiensi Alokasi Masukan Usahatani Padi pada Berbagai Sistem Penguasaan Lahan di Jawa Barat. Prosiding Patanas “Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian”: 78-93, Pusat Penelitian Agro Ekonomi, Badan Litbang Pertanian.

Rachman, B. 1989b. Sistem Hubungan Kerja dan Distribusi Pendapatan di Pedesaan Jawa Barat. Prosiding Patanas “Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian”: 110-118. Pusat Penelitian Agro Ekonomi.

Sadjad, S. 2010. Kelompok Tani, Apa Lanjutannya?. http://www.sinartani.com/ agri-wacana/kelompok-tani-apa-lanjutannya-1234154859.htm. Downloaded: 3 April 2011.

Sejati, W.K., Syahyuti, T. Pranadji, B. Wiryono, dan H. Tarigan. 2002. Strategi Keorganisasian Petani untuk Pengembangan Kemandirian Perekonomian Pedesaan. Laporan Hasil Penelitian. Puslitbang Sosek Pertanian.

Simatupang, P. 2004. Prima Tani sebagai Langkah Awal Pengembangan Sistem dan Usaha Agribisnis Industrial. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 2 (3), September 2004: 209-225. Puslitbang Sosek Pertanian. Bogor.

Soentoro. 1989. Keragaan Hubungan Kerja dan Penguasaan Tanah pada Pasca Adopsi Teknologi. Prosiding Patanas “Evolusi Kelembagaan Pedesaan di Tengah Perkembangan Teknologi Pertanian”: 59-77. Pusat Penelitian Agro Ekonomi.

Stockbridge, M., Andrew D., Jonathan K., Jamie M., and Nigel Poole. 2003. Farmer Organi-zations for Market Access: An International Review. www.dfid.gov.uk/r4d/Pdf/Outputs/ R8275_040518_IntRev_FO_MktAccs.Pdf. 14 November 2011.

Sudaryanto, T. dan A. Agustian. 2003. Peningkatan Daya Saing Usahatani Padi: Aspek Kelembagaan. Analisis Kebijakan Pertani-an Vol. 1 (3), September 2003: 255-274. Puslitbang Sosek Pertanian. Bogor.

Suradisastra, K., E.L. Hastuti, B. Wiryono, G.S. Budi, dan H. Tarigan. 2009. Perumusan Model Kelembagaan Petani untuk Revitalisasi Kegiatan Ekonomi Pedesaan. Laporan Sinergi Penelitian Pertanian dengan Perguruan Tinggi dan LPDN dengan LPD (SINTA). Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian.

Susilowati, S.H., A. Purwoto, dan P. Simatupang. 1997. Efektivitas Kelompok Tani sebagai Wadah untuk Pengembangan Traktor Melalui Program Dana Bergulir. Prosiding Industrialisasi, Rekayasa Sosial dan Peranan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian. Ed. Tahlim et al.: 127-138. Puslit Sosek Pertanian.

Suyitman, S.H. Sutjahjo, C. Herison, dan Muladno. 2009. Status Keberlanjutan Wilayah Berbasis Peternakan di Kabupaten Situbondo untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan. Jurnal Agro Ekonomi Vol. 27 (2), Oktober 2009: 165-191. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Swastika, D.K.S. 1995. The Decomposition of Total Factor Productivity Growth: The Case of Irrigated Rice Farming in West Java, Indonesia. PhD Thesis. Faculty of Graduate School, University of The Philippines Los Baños.

Syahyuti. 2009. Lembaga dan Organisasi Petani dalam Pengaruh Negara dan Pasar. Forum Agro Ekonomi. Vol.28(1). pp. 35-53.

Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabung-an Kelompok Tani (Gapoktan) sebagai Kelembagaan Ekonomi di Perdesaan. Analisis Kebijakan Pertanian Vol. 5 (1), Maret 2007: 15-35. Pusat Analisis Sosek dan Kebijakan Pertanian. Bogor.

Taryoto, A.H., F. Sulaiman, T. Pranadji, B. Rachman, E.L. Hastuti, Syahyuti, dan Sunarsih. 1996. Analisis Kelembagaan Alih Teknologi Pertanian dalam Perkembangan Kelembagaan Pedesaan. Laporan Penelitian. Puslit Sosek Pertanian.

Wikipedia. 2011a. Farmer Insurance Group. http://en.wikipedia.org/wiki/Farmers Insurance_Group, 15 April 2011.

Wikipedia. 2011b. Kelompencapir.. http:// en. wikipedia.org/wiki/Kelompencapir, 15 April 2011.

Yani, Diarsi Eka. 2009. Persepsi Anggota terhadap Peran Kelompok Tani pada Penerapan Teknologi Usahatani Belimbing. http:// repository.ipb.ac.id/ handle/123456789/ 4109, 17 April 2011.

Downloads

Published

2024-03-07

How to Cite

Nuryanti , S., & Swastika, D. K. (2024). PERAN KELOMPOK TANI DALAM PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN . Forum Penelitian Agro Ekonomi, 29(2), 115–128. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/3616