INDUSTRI DAN PERDAGANGAN GULA DI INDONESIA: PEMBELAJARAN DARI KEBIJAKAN ZAMAN PENJAJAHAN – SEKARANG

Authors

  • Sri Wahyuni Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
  • Supriyati Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian
  • J.F. Sinuraya Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Keywords:

history, sugar, policy, sejarah, gula, kebijakan

Abstract

Sugarcane industry and trade (SIT) in Indonesia is significantly influenced by the government policies. This paper reviewed SIT policies from colonial period up to now to obtain valuable lessons for future development of SIT.  Lessons learned include: (1) During the colonial era, the peak triumph was achieved through farmers’ sacrifice; (2) High financial support for research institutions to produce super varieties, such as POJ 2838 and 3016 with productivity as high as 18 ton/ha of crystal; (3) In the beginning of independence, Indonesia’s institutions and manpower were not exclusively ready to optimally develop SIT; (4) There were no comprehensive policies and several of the existing one were conflicting. Based on these lessons, a comprehensive policy issued by related institutions are strongly required for future development of SIT.

References

Anonimous. 2009. Pasar Murah Gula Mulai Digelar. Republika. 29 Agustus.

Bahari, R. 1989. Manisnya Gula, Pahitnya Kehidupan: Dari Sindikat Gula Sampai Tebu Rakyat Intensifikasi. Warta Ekonomi. 03/1/3, Juli: 1-2. Jakarta.

CIC. 1988. Studi Mengenai Industri dan Pemasaran Gula serta bahan Pemanis lainnya di Indonesia 1988. P.T. Capricon Indonesia Colsult Inc. Jakarta.

Dewan Gula Indonesia. 2008. Bunga Rampai Peraturan Pergulaan Indonesia. Sekretariat Dewan Gula Indonesia. Jakarta.

Dewan Gula Indonesia. 2009. Kondisi Pergulaan Indonesia. Bahan Rapat Teknis. Sekretariat Dewan Gula Indonesia. Jakarta.

Dick, H.W. 1988. Perdagangan Antar Pulau, Perintegrasian Ekonomi dan Timbulnya Suatu Perekonomian Nasional. Dalam Indonesia A. Booth, W.J. O’Malley dan A. Weidemann (Eds. ) Sejarah Ekonomi, Hal. 399-434. LP3ES. Jakarta.

Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada dan Dewan Gula Indonesia. 2006. Penyusunan Neraca Gula Tahun 2006. Laporan. 51 Hal.

Gaol, H.L. 1985. “Sugar Cane Economy in Indonesai”. Makalah disampaikan pada Simposium Peningkatan Peranan Tebu di Indonesia, 14-18 Oktober 1985. Ikatan Ahli Gula Indonesia. Jakarta.

Josie, S.H dan D. Damayanti. 2009. Memutar Nasib Industri Gula Nasional. Kompas. 30 Oktober. Jakarta.

Kholifah, E. 1995. Ekonomi Politik Perdagangan Gula di Indonesia. Tesis Sarjana S2 Program Studi Ilmu Politik. Program Pascasarjana. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Knight, G.R. 1988. Kaum Tani dan Budidaya Tebu di Pulau Jawa. Abad ke-19. Studi dari Karasidenan Pekalongan 1830-1870. Dalam A. Booth W.J.O’Malley dan Weidemann (Eds) Sejarah Ekonomi Indonesia. Hal 74-98. LP3ES. Jakarta.

Malian, A.H. 1999. Analisis Komparatif Kebijakan Harga Provenue dan Tarif Impor Gula. Jurnal Agro Ekonomi, 18(1):14-36. Bogor.

Masyhuri. 2005. Analisis Kebijakan Pergulaan Nasional. Konsolidasi Kebijakan Pergulaan Nasional. Fakultas Pertanian. UGM. Yogyakarta.

Mubyarto. 1969. ”The Sugar Industy”. Bulletin of Indonesia Economis Studies 5(2): 37-59. ANU. Canberra.

Mubyarto. 1977. “The Sugar Industry. From Estate to Cane Production". Bulletin of Indonesia Economics Studies 13(2): 29-44. ANU. Canberra.

Mubyarto. 1985. Tebu Rakyat Intensifikasi: Prospek dan Masalahnya. Prisma 10(10): 50-61. LP3ES. Jakarta.

Onghokham. 1985. Elite dan Monopoli dalam Perspektif Sejarah. Prisma 14(2): 3-13. LP3ES. Jakarta.

Pakpahan, A. 2000. Membangun Kembali Industri Gula Indonesia. Direktorat Jenderal Perke-bunan. Jakarta.

Panglaykim, J. 1968. “Marketing Organization in Transition”. Bulletin of Indonesian Economics Studies, 35-59. ANU. Canberra.

Panglaykim, J. and I. Palmer. 1972. “Study of Enterpreneurship in Developing Countries. The Development of One Chinese Concern in Indonesia”. Journal of Southeat Asian Studies 1(1); 85-95.

Sawit, H., P. Suharno dan A. Rachman. 1999. Ekonomi Gula di Indonesia. Kerjasama Bulog dan IPB. Penerbit IPB. Bogor.

Simatupang, P., A. Rachman dan Lely Pelitasari. 1999. Gula dalam Kebijakan Pangan Nasional: Analisis Historis. Dalam Sawit, H., P. Suharno dan A. Rachman. Ekonomi Gula di Indonesia. Kerjasama Bulog dan IPB. Penerbit IPB. Bogor. Hal. 481-545.

Soemardjan, S. 1991. Perubahan Sosial di Yogyakarta. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Soentoro, Nani Indiarto, Abdul Muis, S. Ali. 1999. Usahatani dan Tebu Rakyat Intensifikasi di Jawa. Dalam Ekonomi Gula di indonesia. M. H. Sawit, P. Suharto dan Anas Rachman (Eds). Penerbit IPB. Bogor.

Stakeholders’s Pergulaan Nasional. 2008. Road Map Swasembada Gula Nasional. Direktorat Jenderal Perkebunan. Jakarta. 128 Hal.

Susila, W.R. 2005. Pengembangan Industri Gula Indonesia: Analisis Kebijakan dan Keterpaduan Sistem Produksi. Disertasi. Sekolah Pasca Sarjana. IPB. Bogor.

Susila, W.R. 2009. Harga Gula Tinggi, Perlu Intervensi? Kompas. 26 Juni. Jakarta.

Downloads

Published

2017-10-11

How to Cite

Wahyuni, S., Supriyati, & Sinuraya , J. (2017). INDUSTRI DAN PERDAGANGAN GULA DI INDONESIA: PEMBELAJARAN DARI KEBIJAKAN ZAMAN PENJAJAHAN – SEKARANG. Forum Penelitian Agro Ekonomi, 27(2), 133–149. Retrieved from https://epublikasi.pertanian.go.id/berkala/fae/article/view/1092