Kondisi Keberlanjutan Budidaya Padi Gogo pada Lahan Kering Masam di Provinsi Bengkulu
Keywords:
varietas padi gogo, lahan kering masam, pendekatan life cycle assessmentAbstract
Penggunakan pupuk anorganik dan pestisida menjadi faktor penting dalam pengelolaan lahan kering masam. Kondisi ini disebabkan karakteristik lahan yang kurang subur, pH tanah yang rendah, kandungan unsur hara dan bahan organik yang rendah, kelarutan almunium dan besi yang cenderung berlebih sehingga dapat meracuni tanaman. Sistem budidaya yang bijak perlu dilakukan untuk keberlanjutan produksi dan mengurangi dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kondisi keberlanjutan budidaya padi gogo pada lahan kering masam dengan pendekatan Life Cycle Assessment. Penelitian menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu varietas (V) terdiri 7 taraf yaitu; V1 = lnpago 8, V2 = lnpago 9, V3 = lnpago 10, V4 = Inpago 11, V5 = Inpago 12, V6 = Rindang 1, V7 = Rindang 2, dengan 5 ulangan (petani kooperator). Dosis pupuk yang digunakan mengacu pada analisis tanah dengan PUTK dengan dosis Urea 200 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 50 kg/ha. Hasil penelitian diperoleh bahwa varietas Inpago 12 memiliki nilai keberlanjutan ekonomi tertinggi dengan BC-ratio 1,09, namun nilai keberlanjutan lingkungannya paling rendah dibandingan varietas lainnya. Budidaya padi gogo secara teknis layak dikembangkan karena memiliki nilai rasio output/input energi lebih besar dari 1, yaitu : 2,62-3,88. Nilai emisi terhadap potensi pemanasan global, acidification dan eutrophication masing-masing
sebesar 1587,68-1607,81 kgCO2eq/ha, 188,63 gPO4 -3 eq/ha, 1988,61 gSO2eq/kg/ha